Translate

cerpen kerja keras lisa

Written By iqbal_editing on Jumat, 31 Maret 2017 | 07.52

Lisa adalah murid kelas 5 SD. Ia anak yatim piatu. Ia anak pertama dari tiga bersaudara. Adiknya bernama Lukman dan Lina. Lukman berumur 7 tahun, sedangkan Lina berumur 4 tahun. mereka tinggal di gubuk tua peninggalan Almarhum orangtuanya.
Lisa menjadi tulang punggung keluarganya setelah sepeninggalan orangtuanya. Sehabis pulang sekolah ia selalu mencari belut untuk dijualnya agar mendapat uang yang akan dipergunakan untuk biaya hidup mereka. Setiap pukul 4 pagi, ia sudah terbangun. Tak lupa ia shalat Subuh dan menyiapkan sarapan untuk harta yang paling ia sayangi, yaitu adik-adiknya.
“Lukman, Lina ayo bangun! Sudah pagi. Ayo kita shalat Subuh”, seru Lisa.
“Hoaaahhh, memangnya sudah jam berapa sih Kak? Aku masih ngantuk nih”, ujar Lukman yang masih mengantuk.
“Iya Kak, masih ngantuk nih”, lanjut Lina.
“Tahan rasa kantuk kalian! Walaupun kita orang miskin, tetapi kita tidak boleh lupa yang namanya Shalat”, Lisa mengingatkan.
“Kalau begitu aku wudhu dulu ya”, “Aku juga”, ucap mereka yang langsung pergi ke kamar mandi.
Setelah itu, mereka pun shalat Subuh berjama’ah secara khusyuk dan berdo’a kepada Allah agar diampuni segala dosa kedua orangtuanya semasa hidup di dunia dan dimudahkan urusan hidup mereka. Setelah shalat, Lisa pun memasak sarapan untuk adik-adik tersayangnya itu menggunakan tungku kayu bakar.
Dengan penuh rasa cinta, masakannya pun jadi. Walaupun seadanya, mereka sangat lahap memakannya. Apalagi Lina dan Lukman, mereka begitu lahapnya. Lisa sangat bahagia melihat kedua adiknya itu makan dengan lahapnya. Dalam hati Lisa bersyukur serta berdo’a “Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberikan rezeki kepada keluarga kecil kami ini. Sehingga hari ini adik-adikku bisa makan dengan lahapnya”.
Saat membereskan makanan sehabis makan, Lisa teringat pesan Almarhum orangtuanya sebelum pergi meninggalkan Lisa dan adik-adiknya untuk selama-lamanya. “Lisa, Babak dan Ibumu sudah tua. Tak lami lagi, pasti kami dipanggil ke Rahmatullah. Bapak pesan sama kamu, jika Bapak dan Ibu pergi jagalah adik-adikmu, rawat dan sayangilah mereka dengan penuh cinta. Jangan kecewakan kami berdua ya, nak…”. Akhirnya Lisa meneteskan air matanya juga yang sedari tadi tak kuat ia tahan. Lukman dan Lina pun mendekatinya lalu memeluknya. Mereka pun bertanya, “Kak, kenapa Kakak menangis?”,
“Kalau Kakak nangis kita juga ikutan sedih dan pasti akan menangis pula”.
“Kakak baik-baik saja kok. Hanya saja, Kakak teringat Bapak dan Ibu”, ujarnya.
“Kakak tidak perlu sedih, kan sekarang Bapak dan Ibu berada di syurga. Mereka sudah bahagia di sana. Jadi, Kakak jangan sedih lagi ya, kan ada kami” ucap Lukman menegarkan Kakaknya.
Lisa pun memeluk mereka dengan eratnya dan ia pun berdo’a kepada Allah di dalam hatinya, “Ya Allah, terima kasih Engkau memberikan seorang adik yang sayang padaku… Terima kasih”.
“Sudah sudah kalian jangan nagis…”, ujar Lisa menenangkan suasana. “Karena hari ini hari Minggu, jadi Kakak pergi lebih awal untuk mencari belut”, ucapnya. “Lukman, jangan lupa nanti jaga adikmu baik-baik sampai Kakak pulang.”
“Oke kak!”.
Lisa pun keluar dari gubuknya. Berat hatinya meninggalkan adik-adiknya yang masih kecil itu. Tapi, apa boleh buat rezeki sudah di depan mata yang siap ditangkap dengan kerja keras. Jadi, Lisa rela bekerja demi menghidupi kedua adiknya.
“Lukman, Lina, hati-hati di rumah ya, tunggu sampai Kakak pulang”, teriak Lisa.
“Baik Kak”, balas Lukman.
Cerpen Karangan: Salma Mahdiyah Kurnia

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik