Diawal kisahnya di pagi yang cerah ini, dia akan berangkat sekolah, tak lama, sesampainya di sekolah tak diduga bel pun sudah berbunyi suara teeeeet…!! Tanda pelajaran mau dimulai maka ia pun segera masuk ke kelas. Suasana kelas yang gaduh dan siswa banyak yang antusias karena dimana pelajaran pertama adalah pelajaran matematika yang mana pelajaran ini sangat asing bagi patrio, dia tak begitu jago dengan pelajaran tersebut… kecuali teman yang salah satunya yang bernama mitra dia sangat suka dengan pelajaran yang satu ini. akhirnya semua siswa pun mempersiapkan materi pertama yaitu dengan materi perkalian dan pembagian… Patrio pun berfikir.. “haduuuhhh bisa nggak ya aku nanti dengan pelajaran yang satu ini…”.
Akhirnya Ibu guru pun datang dan segera memulai pelajaran materi ini… Dan semua yang ada di fikiran patrio tadi pun terjawab.. bahwa benar patrio tidak bisa mengikuti pelajaran ini dengan baik kecuali anak-anak yang lain sangat enjoy dan rileks menikmati pelajaran ini..
Dan patrio pun hanya diam termenung.. sampai akhirnya di penghujung materi ini. suatu ketika… “Bagaimana anak-anak sudah paham?”, Tanya ibu guru..
“Sudah buu!!” Jawab siswa, kecuali patrio hanya diam dan merasa kebingungan, “yaa ampuun gimana ini aku kan belum paham betul dengan materi ini kalau aku Tanya nanti takut ditertawai teman-teman masa kayak gitu aja enggak bisa!” Pikir patrio, dan hari itu hari pertama patrio yang menjadi suatu pikiran baginya.
Hingga suatu malam tiba.. patrio pun mencoba memahaminya sendiri tetapi tetap saja enggak bisa.. pada akhirnya patrio pun menemui ibunya.. “Ibu apakah ibu bisa mengajariku tentang materi ini…?” Tanya patrio “coba ibu lihat, oooooo ini Materi tentang perkalian ini mudah nak… insyaallah ibu bisa nak!” Jawab ibu patrio… “alhamdulilah ibu aja bisa masa aku yang masih sekolah enggak bisa!!, seharusnya aku lebih bisa dari ibu..” Gumam patrio dalam hatinya..
“Belum Bu!” Jawab patrio “ya allah nak… Dari tadi apa yang kamu perhatikan…!!!” Dengan sedikit jengkel ibu patrio membentak patrio,
“ya allah mengapa aku masih saja tetep enggak bisa…!” pikir patrio dalam hatinya.
Akhirnya ibu patrio menjelaskan sekali lagi, kali ini ibu patrio menyuruh patrio memperhatikan dengan betul dan serius.. dan akhirnya ibu patrio selesai menjelaskan dan memberi patrio sepucuk soal dan patrio mengerjakan dengan bimbingan ibunya.. tiba-tiba patrio salah mengerjakan, diluar pikiran patrio, Ibu patrio berkata dan memarahinya “Dasar Bodoh.. dari seribu penjelasan ibu tadi… apa yang kamu peroleh.. kamu enggak dapat apa-apa dasar anak cengoh.. jadi anak jangan bodoh-bodoh!!!” kata-kata keji yang keluar dari mulut ibu patrio membuat patrio menangis! dan tidak bisa berkata apa-apa, “kenapa nangis segala apa yang kamu tangisi, ngerjain kayak gini aja kamu enggak bisa nangis”. Bentak ibu patrio. Dan patrio pun semakin menangis meneteskan air mata dalam hati patrio pun berkata.. “ya.. allah berikanlah hambamu kesabaran dan kemudahan, aku memang anak bodoh!!”
Sampai akhirnya patrio pun sadar dari kata-kata keji yang keluar dari mulut ibunya tersebut… untuk terus belajar terutama dam belajar berhitung matematika.. yang membuat patrio menjadi anak bodoh di mata ibunya…
Sampai ulangan semester satu tiba… ini merupakan kesempatan utama patrio untuk bisa berupaya dan bekerja keras untuk memperoleh nilai yang baik dan memuaskan.. akhirnya patrio belajar dengan tekun. Setelah dua minggu kemudian nila raport patrio pun keluar.. dan dia pun melihat nilainya yang ternyata.. ooh astaaggaaa!!! patrio pun terkejut ternyata upayanya tidak berhasil, nilainya pun jelek, sampai ibunya pun melihat nilai tersebut.. “Ya allah nilai apaan ini..” saat itu juga kembali ibu patrio.. memarahi patrio dan membentaknya.. sampai sempat mengeluarkan kata-kata keji.. dan menyakitkan lagi patrio pun menangis..
“Mengapa aku selalu mendapat nilai yang buruk dan jelek, ya allah.. apa lagi nilai matematika yang amat buruk yaitu 55. sangat rendah, oh tidak!! hancur hidupku..!” pikir patrio, akhirnya dari kesalahan tersebut patrio sadar dan dia terus berupaya dan beranji akan belajar terus tanpa kenal lelah, tak kenal bermain, sempat ada orang yang bilang “Hey jangan… terus-terusan belajar.. orang kok isinya Cuma belajar aja..!!!”
Patrio pun tak peduli.. sampai akhirnya kerja keras dan usaha patrio pun membuahkan hasil ketika semester dua.. dimana nilai matematika yang semula jelek berbuah menjadi 77 bahkan.. patrio mendapat juara dua yang semula “No juara” sungguh Luar biasaa… Dan tak lupa patrio bersyukur kepada tuhan dan berterima kasih kepada ibunya yang mengajarinya… sampai tak kenal lelah.
Semua ini berasal dari tekad patrio yang terus-menerus.. bekerja keras dan selalu berusaha. Serta selalu semangat. Tanpa itu hal bodoh bisa patrio raih…
Akhirnya hingga kelas enam sekolah dasar, Patrio selalu mendapat juara terkadang mendapat juara dua, tiga dan selalu mendapat nilai sempurna.
Cerpen Karangan: Aldi Masda
0 komentar:
Posting Komentar