Drama 5 Orang Tentang Kemanusiaan
nihh, saya dapat tugas membuat naskah drama, jadi skalian aja saya buat postingan semoga saja bermanfaat bagi anda. okelah, check-ke-det..
Kelompok : 3
Ketua Kelompok : M. Zainal Abidin (27)
Anggota
kelompok : 1. Achmad Sudrajat (2)
: 2. Aprilia
Rafi’ (8)
: 3. Junindar Bagus M.(21)
: 4. Silvia faradjdilara S (37)
: 4. Silvia faradjdilara S (37)
Astaga Naga
Bencana gunung merapi yang meletus merupakan
bencana untuk korbannya. Zaenal mendapat tugas untuk menyumbangkan 4 anak dari
kelasnya untuk membantu korban gunung merapi. Zaenal memilih Bayu dan Lia karna
dia ikut ekskul PMR, lalu Dela, dan satu orang lagi dirinya sendiri. Setelah menyerahkan nama-nama itu ke wali
kelas akhirna mereka dikirim bersama murid kelas lain. Mereka berangkat, saat
tiba di lokasi bencana mereka menghilangkan capeknya dahulu.
Zaenal :
Baiklah teman-teman, kita kesini bukan liburan, kita di sini untuk membantu
orang. Lia, kamu simpan dulu hp-mu itu. Jangan chatting, gak sopan. Sebenarnya
aku tidak mau mengajak kamu, tapi, karena mungkin nanti akan butuh orang yang
tau obat-obatan, jadi aku ajak kamu.
Lia : Apa sih.. biarin aja, hp punya sapa
juga..
Dela : heyyy, lihat dong situasinya gimana..
Lia : Cerewet, iya iya nih aku taruh..
murid-murid disuruh berkumpul dahulu dan dibagi
tugas. Tim Zaenal mendapat tugas untuk menggotong mayat korban gunung merapi
yang berada di 1 km di barat tempat
mereka berkumpul.
Lia : ya ampun.. kenapa harus yang itu sihh
tugasnya, jijik kan ngegotong orang
gosong.
Bayu :
Hey, memang kamu kan anak PMR, jadi gak usah jijik gitu.
Dela :
biasa aja, anggap aja mayatnya kayak batu.
Lia : Trus baunya aku juga gak tahan..
Zaenal :
nahh.. anggap aja gorengan.
Dela :
kenapa gorengan ??
Zaenal : aku
suka gorengan. Hehehe...
Dela : (menarik kuping Zaenal) Serius !!!
Tim Zaenal menuju lokasi tugas mereka. Di sana
mereka menemui tim SAR.
Zaenal :
selamat pagi, pak !! kami melapor untuk membantu tim bapak. (menyerahkan surat
yang sebelumnya di berikan saat berkumpul tadi.)
Tim SAR:
oke.. dengarkan saya.. kalian ke sana, dan lakukan tugas yang sudah kalian terima.
Kalian lihat tenda itu (menunjuk tenda), itu untuk istirahat.
Zaenal :
baik, pak !!! (memberi hormat)
Bayu : Lebay !!!
Lia : ayo, lebih baik lebih cepat
Dela : gak kebalik ??
Lia : pikir aja sendiri, (mendorong kepala Bayu
dengan satu jari)
Zaenal :
sudahlah.., ayo cepat..
Bayu dan
Dela pergi, namun Lia diam-diam berfoto-foto disana. Bayu yang melihatnya kemudian diam-diam
berada di belakang Lia dengan wajah seram, bermaksud untuk menakuti Lia malah
pingsan.
Bayu : wahhhh..... !!!
Lia : Setan !!! (kemudian terjatuh dan
pingsan)
Zaenal :
lah.. kan.. kamu sih iseng..
Dela : Woyy, bangun.. korbannya kan bukan kamu,
aduh.. gawat nih..
Zaenal :
trus gimana sekarang ??
Bayu : Kita pindahkan saja kesana (menunjuk ke
arah dekat pepohonan) ntar kalo bangun kan dia ngeliat dimana kita.
Zaenal &
Bayu membawa Lia ke sebuah pepohonan, lalu Lia disandarkan pada pohon itu.
Zaenal, Dela, dan Bayu kemudian melakukan tugas nya menggotong mayat. Tak lama
Lia terbangun, Lia melihat mereka berdua, namun dengan sedikit pusing, Lia
diam-diam ke tenda. Zaenal melihat sejenak ke tempat Lia. Dan sadar bahwa Lia
tidak disana.
Dela : lah.. kemana Lia
Zaenal :
loh.. kemana tuh anak..
Bayu : ya ampun.. mana Lia ?? jangan-jangan...
Zaenal :
jangan bilang kalo Lia diculik
Dela : bukan.. jangan-jangan Lia dibawa Hantu
penunggu gunung ini...
Zaenal : Gak
mungkin, takhayul itu.. lagipula apa bedanya diculik sama dibawa? Ya sudah ayo
coba kita lihat ke tenda mungkin tim SAR membawa Lia kesana.
Mereka ke
arah tenda, lalu bertemu tim SAR.
Zaenal : apa
bapak melihat teman kami?
Tim SAR:
yang mana ??
Bayu : dia
perempuan pake seragam kayak kami ini.
Tim SAR: oo,
anak yang namanya Lia itu yahh ??
Dela : bapak lihat ??
Tim SAR:
ooo, dia.., tidak, bapak tidak lihat..
Dela : (mulut menganga dan heran)
Tim SAR:
kenapa memangnya ??
Zaenal :
tadi dia pingsan, jadi kami tinggalkan dia tak jauh dari kami. Lalu tiba-tiba
dia tidak ada.
Tim SAR: di
tempat lapang seperti ini dia pasti kelihatan. Tak mungkin hilang
dengan
sekejap Bayu menemukan jam tangan Lia di dekat tenda. Lalu dia masuk tenda dia
melihat Lia sedang berfoto-foto.
Dela : astaga naga !!! sini kamu (Bayu menarik
tangan Lia, membawanya keluar tenda)
Lia : astaga naga !!! kenapa ??
Dela : Lihat.. kami khawatir padamu.
Zaenal :
astaga naga !!! dari mana saja kamu ??
Dela : kami disini khawatir denganmu, kamu malah
chatting.
Bayu : astaga naga !!! Lia !!!
Lia : (menundukkan kepala dan malu)
Tim SAR:
dek.. kalo kamu mau kemana-mana apalagi di tempat seperti ini, lebih baik
bilang dulu, biar gak buat kami khawatir. (lalu pergi dan melanjutkan tugasnya)
(Lia diam
dan membisu)
Zaenal : kan
aku sudah bilang, taruh dulu hp-mu.. kita kesini bukan untuk rekreasi.
Lia : (dengan rasa malu) ma’af semuanya.
Maafkan saya..
Dela : kalo kamu tidak mau membantu bilang saja.
Dasar tak berperikemanusiaan
Zaenal :
Sabar Dela, sabar... begini saja.. kalo memang kamu tidak mau membantu kamu
boleh pulang dulu, bentar aku bilang kalo kamu gak enak badan. Gimana ??
Lia : gak usah, iya... ntar aku laku’in
tugasku..
Zaenal :
bener ??
Lia : iya..
Bayu : gini aja, aku liat kamu terlalu
bergantung sama hp-mu, jadi.. mohon... hp-mu titipin dulu ke Zaenal. Biar gak
ganggu.
Lia : (dengan kesal) iya udah.. nihh..
(menyerahkan hp-nya)
Zaenal, Bayu, dan Lia kemudian melakukan
tugasnya. Saat mendapat panggilan pulang, mereka bergegas dan pulang kembali.
Saat pulang Lia mengusulkan untuk mengajak temannya untuk mencari dana atau
bantuan untuk korban gunung berapi.
Lia : Gimana kalo kita bentar, cari sumbangan
amal untuk bantu korban gunung disana ?
Dela : wah.. udah sadar yaa..
Lia : apa’an sihh... orang mau buat baik
juga..
Zaenal : ya
udah.. aku dukung kamu Lia..
Saat tiba di
rumah, mereka berkeliling untuk mencari amal. Lalu setelah cukup Lia sendiri
memberikannya pada penyalur bantuan.
0 komentar:
Posting Komentar