Di sebuah rumah sederhana, tinggallah sekawanan boneka yang dimiliki
oleh seorang gadis kecil bernama Putri. Boneka-boneka itu sebagai hadiah
ulang tahunnya dari para keluarga beberapa tahun ini. Para boneka
selalu menjadi teman bermain pemiliknya. Bahkan mereka semua diberi
nama. Ada sembilan boneka, yaitu sepasang kelinci pink kecil bernama
Racii dan Ticii, bebek kuning bernama Ducii, dua lebah merah dan pink
bernama Acii dan Icii, sapi hitam putih bernama Cowcii, bocah kecil
bernama Sincii, dan dua kitty merah dan pink bernama Yucii dan Kacii.
Putri selalu memainkan mereka bersama-sama. Para boneka riang gembira
bersama-sama. Kemudian ada boneka baru, Kelinci pink yang lumayan besar.
Ia diberi nama Randa, berbeda dengan nama-nama boneka sebelumnya yang
semuanya berakhiran -cii.
Awalnya para boneka sangat senang menyambut boneka baru karena teman
mereka bertambah. Namun perlahan mereka berubah sikap dengan Randa
karena ia lebih istimewa. Randa bukan hadiah ulang tahun dari orang tua
Putri, tapi hadiah juara pertama dalam lomba menyanyi di sekolah yang
dimenangkan Putri. Karena itu hasil usaha Putri, jadi ia lebih
menyayanginya. Bahkan setiap malam Putri selalu membawa Randa tidur
bersama, sedangkan yang lain hanya di dalam lemari.
Para boneka pun merasa iri dan mereka takut Putri tak mau bermain dengan
mereka lagi. Randa pun merasa sedih karena teman-temannya mulai
menjauhinya bahkan memusuhinya. Randa berusaha lebih mendekatkan diri
dan lebih ramah dengan teman-temanya, tapi mereka tetap mengacuhkannya.
Ia memang senang bisa lebih banyak waktu bersama Putri, tapi ia juga tak
mau kehilangan teman-teman bonekanya. Randa bingung harus bersikap
bagaimana.
Akhirnya Randa berusaha menemui mereka semua dan meminta maaf karena
Putri lebih menyayanginya. "Maafkan aku teman-teman. Bukan kemauanku
kalau Putri mebawaku menemani tidurnya. Aku juga tidak tahu kalau Putri
lebih menyayangiku. Tapi yang kutahu, Putri menyayangi kita semua. Dia
juga selalu memainkan kita bersama-sama kan."
Setelah Randa menjelaskan kepada teman-temannya, sebagian mulai
mengerti, tapi ada yang masih iri dan kesal. Randa masih sedih dan
bingung harus gimana lagi. Tapi ia tidak mau menyerah. Ia ingin bisa
berteman lagi dengan boneka lainnya.
Akhirnya Randa menemukan ide. Ia akan lebih mendekat dengan para boneka.
Meskipun waktunya bersama Putri takkan sebanyak hari-hari kemarin. Saat
malam hari Putri dan semua boneka sudah tertidur, diam-diam Randa
pindah dari tempat tidur Putri ke lantai dekat lemari boneka. Ia pun
tidur disana agar dekat dengan teman-temannya.
Tengah malam tiba-tiba Racii terbangun dan melihat Randa di dekat lemari
bukannya tidur dalam pelukan Putri di kasur empuk. Tapi Racii hanya
berpikir Randa pasti tak sengaja terjatuh. Jadi ia tak terlalu peduli
melihat Randa. Akhirnya ia kembali tidur.
Keesokan malamnya, Randa kembali melakukan hal yang sama, ia pindah ke
dekat lemari saat semua sudah tertidur. Pada pagi harinya Cowcii bangun
lebih awal dan melihat Randa. Ia bingung kenapa Randa tidur di lantai.
Tapi kemudian ia juga berpikiran sama seperti Racii kemarin, Randa pasti
terjatuh. Kemudian Putri terbangun dan melihat Randa. Ia pun
mengangkatnya dan kembali membawanya ke tempat tidur.
Malam demi malam telah berlalu. Sudah hampir dua minggu Randa tidur di
lantai yang dingin. Beberapa boneka lain pun juga pernah melihatnya.
Tapi mereka berpikiran sama seperti Racii dan Cowcii. Jadi tak ada yang
peduli. Hingga suatu malam, Racii belum bisa tidur. Kemudian seperti
malam-malam sebelumnya Randa pindah tidur di lantai dekat lemari. Randa
tidak menyadari kalau Racii melihatnya.
Racii menyadari sesuatu, ternyata Randa bukan terjatuh, tapi sengaja
pindah ke lantai. Ia bingung kenapa Randa melakukan itu. Akhirnya Racii
keluar dari lemari dan menemui Randa. Randa kaget Racii menemuinya. Ia
melihat boneka lain, semua sudah tidur kecuali Racii.
"Kenapa kau pindah ke lantai?" tanya Racii tanpa basa-basi.
"Aku... Aku... ingin dekat dengan kalian." Randa pun menjawab sambil menangis.
"Kenapa?"
"Kalian memusuhi aku karena iri melihatku tidur bersama Putri. Jadi aku
tidak mau melihat kalian iri lagi. Makanya aku pindah kesini. Maafkan
aku kalau aku membuatmu dan teman-teman lain menjadi iri." Randa masih
terisak-isak.
Racii sangat kaget mendengar penjelasan Randa. Ia pun merasa sangat
bersalah telah memusuhi Randa. Ternyata ia sangat baik sampai-sampai ia
rela tidur di lantai. "Bukan kau yang seharusnya minta maaf, tapi kami."
Racii pun mulai meneteskan air mata.
Kemudian Icii terbangun karena mendengar berisik. Ia melihat Racii dan
Randa sedang mengobrol sambil nangis. Jadi ia membangunkan teman-teman
yang lain. Para boneka memperhatikan mereka berdua.
"Randa, maafkan aku dan teman-teman. Kami tak seharusnya memusuhimu. Aku akan jelaskan ke teman-teman lain besok."
"Makasih Racii. Aku juga sudah memaafkan kalian dari awal. Semoga
teman-teman lain mau memaafkanku juga." Randa melihat ke arah para
boneka, ternyata semuanya terbangun dan melihatnya.
Kemudian Cowcii keluar dari lemari dan bertanya. "Ada apa? Apa yang sedang kalian biacarakan sampai nangis?"
"Teman-teman, apa kalian pernah melihat Randa tidur di lantai di dekat
lemari kita?" Racii bertanya kepada para boneka dan beberapa dari mereka
mengangguk atau menjawab iya. "Kalian mungkin berpikir kalau Randa
jatuh, sama seperti yang kupikirkan saat pertama kali melihatnya. Tapi
hari ini aku melihatnya untuk kedua kalinya Randa tidur di lantai. Tapi
bukan karena ia terjatuh. Randa sengaja pindah ke lantai di dekat lemari
kita."
Semua boneka bingung mendengar penjelasan Racii dan bertanya-tanya kenapa.
"Randa, sebaiknya kau yang jelaskan langsung ke mereka." Racii menyuruh Randa untuk menceritakan lagi alasannya.
"Teman-teman, aku sangat sedih karena kalian memusuhiku. Aku sangat
ingin bisa berteman lagi dengan kalian. Aku pindah ke lantai di dekat
lemari agar aku bisa dekat dengan kalian. Aku tidak mau tidur di kasur
yang empuk jika membuat kalian semua iri. Makanya setiap malam aku
pindah kesini. Maafkan aku. Aku tidak mau kalian iri denganku." Randa
kembali menangis.
Para boneka pun menangis mendengar cerita Randa. Mereka merasa bersalah.
Cowcii pun meminta maaf. "Maafkan aku Randa. Kami tak seharusnya
memusuhimu."
"Maafkan aku juga." kata Acii.
"Aku juga." kata Icii juga sambil menangis.
Semua boneka pun keluar dari lemari dan meminta maaf dengan Randa.
Mereka semua berjabat tangan dan berpelukan. Randa sangat senang
akhirnya teman-temannya mau memaafkannya dan berteman kembali dengannya.
Ia juga sudah memaafkan teman-temannya.
Kemudian Racii berkata. "Kau tidak perlu lagi tidur di lantai. Kau boleh tidur disana bersama Putri."
"Tapi..."
"Kau tidak usah takut. Kami tidak akan iri lagi denganmu. Bukaan salahmu
kalau Putri lebih menyayangimu. Ia mendapatkanmu atas usahanya ikut
lomba menyanyi. Dia pantas bangga memilikimu. Lagipula walaupun dia
lebih mengistimewakanmu, tapi dia masih mau bermain dengan kita semua.
Kami sangat senang jika Putri masih mau bermain dengan kami. Jadi Putri
pasti menyayangi kami juga." Racii menjelaskan ke Randa dan para boneka
lainnya.
"Iya. Putri sangat menyayangi kita semua. Aku ingin kita bersama-sama bermain dan bersenang-senang dengan Putri" jawab Randa.
Semua boneka pun setuju. Semuanya merasa senang. Mereka tidak lagi
bermusuhan. Para boneka pun menyuruh Randa kembali tidur bersama Putri.
Randa harus lebih menjaga Putri saat malam hari. Ia pun pindah kembali
ke tempat tidur di samping Putri dengan sebelumnya meminta izin kepada
teman-temannya. Dan mereka semua mengizinkan. Tanpa ada lagi perasaan
iri. Semua pun kembali tidur dengan snyuman indah di wajah mereka.

0 komentar:
Posting Komentar