Boneka Juga Ingin Disayang
Oleh Anisa Widiyarti
Gadis
kecil berkuncir dua itu bernama Pia. Ia memiliki banyak sekali boneka.
Dia punya empat boneka barbie, dua boneka panda, satu boneka beruang,
satu boneka kelinci, satu boneka monyet, dan satu boneka anjing yang
berukuran besar.
Banyak sekali bukan?
Tapi,
meski pun memiliki banyak boneka, Pia tak pernah mengijinkan temannya
meminjam. Padahal salah satu boneka pandanya tak pernah diajak bermain
sejak baru dibeli. Ia memiliki terlalu banyak boneka. Sehingga ia tidak
bisa mengajak bermain semuanya.
Suatu
hari Pia dan teman-temannya sedang bermain. Saat mereka asyik bermain,
tiba-tiba ibu datang. Ibu melihat Meta, teman Pia, tidak bermain boneka.
"Kenapa Meta tidak ikut bermain?"
Belum sempat Meta menjawab, Pia sudah menjawab pertanyaan ibu.
"Meta nggak punya boneka, Bu."
"Kalau begitu, pinjamkan bonekamu, Pia," perintah ibu.
"Yaah, nanti rusak, Bu."
"Tidak akan rusak hanya karena dipinjamkan. Justru akan rusak kalau terlalu lama disimpan."
"Benarkah, Bu?"
"Tentu benar. Bonekamu bisa ditumbuhi jamur dan berdebu."
Setelah
mendengar penjelasan ibu, Pia pun bangkit dari duduknya. Dengan agak
malas, ia berjalan ke kamar tidurnya. Lalu ia menuju lemari mainannya.
Saat lemari dibuka, mainannya berjatuhan ke lantai karena terlalu penuh.
Sesaat
dicarinya boneka panda itu. Ha, ketemu! Warnanya memang sudah kusam.
Dan...ah, boneka ini berdebu! Ternyata benar apa kata ibu.
Pia keluar dari kamarnya dengan membawa boneka panda. Dengan berat hati, dipinjamkannya boneka itu kepada Meta.
"Tapi jangan sampai rusak ya...." kata Pia kepada Meta.
Meta
begitu senang dipinjami boneka panda itu. Beberapa kali Meta memeluk si
panda. Tapi Meta tak berani memeluk dengan erat. Ia khawatir kalau si
panda akan rusak. Bila hal itu terjadi, Pia pasti akan sangat marah.
Saat
hari sudah sore, mereka berhenti bermain. Teman-teman Pia yang lain
sudah pulang. Tapi Meta belum pulang. Sepertinya ia enggan berpisah
dengan si boneka panda.
Ibu yang melihat itu, langsung mengerti kalau Meta menyukai boneka panda.
"Pia, kenapa tidak kau berikan boneka panda itu kepada Meta?" tanya ibu.
"Tidak boleh. Inikan milikku...." jawab Pia sambil cemberut.
"Tapi Pia punya dua boneka panda, kan? Berikan yang itu saja, Pia masih bisa bermain dengan panda yang satu lagi," bujuk ibu
"Tidak mau!" bentak Pia sambil merebut boneka pandanya dari tangan Meta.
Setelah
itu Pia berlari ke dalam kamarnya. Melihat Pia seperti itu, Meta
menjadi sedih. Akhirnya, Meta pun berpamitan dan segera pulang.
Di
rumahnya, Meta sedang berkhayal. Seandainya ia mempunyai sebuah boneka
panda, pasti ia akan bahagia. Akan diajaknya boneka itu bermain setiap
hari.
Sementara
itu, Pia masih berada di dalam kamarnya. Ia hendak memasukkan boneka
panda dan boneka barbie ke dalam lemari. Tapi tiba-tiba boneka itu
berbicara.
"Kenapa kamu begitu pelit? Bukankah kamu mempunyai banyak boneka?" kata si barbie.
"Iya,
kamu anak yang pelit. Padahal aku saja belum pernah kamu ajak bermain.
Kenapa kamu tidak memberikanku kepada temanmu?" kali ini si panda yang
berbicara.
"Tapi kaliankan milikku." kata Pia dengan takut.
"Tapi jumlah kami ada banyak. Dan kamu tidak mungkin bermain dengan kami semua." si boneka anjing besar ikut berbicara.
"Kamu pikir enak disimpan di dalam lemari tanpa diajak bermain?" kata si barbie yang lain.
"Di sini gelap..." kata si kelinci.
"Di sini pengap..."
"Di sini dingin..."
Semua boneka itu berbicara. Pia menjadi semakin takut. Ia tak berani sendirian. Ya, ia harus memanggil ibu untuk menolongnya.
"Ibuuuu....." Pia berteriak sekuat tenaga
"Ada apa Pia? Astaga, kamu tertidur di lantai! Pasti kamu kecapekan karena habis bermain," ucap ibu sambil membantu Pia bangun.
Pia langsung memeluk ibu. Sesaat, diliriknya lemari mainannya. Boneka panda itu terlihat menyembul di antara boneka yang lain.
Esok harinya Pia kembali bermain dengan teman-temannya. Seperti kemarin, Pia juga meminjamkan boneka pandanya kepada Meta.
Saat sudah sore dan semua temannya pulang, Meta masih berada di rumah Pia. Ia masih ingin bermain dengan si panda.
"Apa kamu menyukai boneka panda ini?" tanya Pia.
"Iya,
boneka ini bagus. Aku mau main sebentar lagi dengannya. Bolehkan?"
tanya Meta. Ia khawatir kalau Pia tak mengijinkannya bermain dengan si
panda.
"Kalau kamu menyukainya, boneka ini untukmu saja." kata Pia.
"Benarkah? Boneka ini untukku?" tanya Meta tak percaya.
"Iya, boneka ini untukmu. Tapi kamu harus menyayanginya ya..." pinta Pia.
"Tentu saja. Aku sangat menyayanginya." kata Meta sambil memeluk erat boneka panda itu.
Setelah itu, Meta pun berpamitan untuk pulang. Ibu senang sekali melihat Pia yang mau berbagi.
Sejak
saat itu, Pia mengajak bermain semua bonekanya. Beberapa boneka yang
tak diajaknya bermain, diberikan kepada teman-temannya yang tak punya
boneka. Sekarang, boneka-boneka itu pun merasa bahagia. Kini mereka
merasa disayang dan selalu diajak bermain.
0 komentar:
Posting Komentar