Lalu Avia berjalan-jalan di sekitar jalan raya dan kompleks perumahannya. Dia melewati beberapa rumah dan toko, ia melewati sebuah toko mainan, ia berbalik ke arah toko mainan tersebut, dilihatnya banyak mainan yang dibungkus, matanya tertuju pada bungkus-bungkus mainan figure MLP (My Little Pony).
Dia melihat banyak sekali bungkus mainan itu, dalam hati ia berkata, “Andai saja aku bisa membeli bungkus-bungkus itu beberapa, koleksi mainanku sudah akan bertambah sedikit. Tapi karena uang papa dan mama pas-pasan, aku harus berhemat, mana lagi tabunganku hanya Rp 60.000,00, bagaimana bisa membeli sebanyak itu? Namun sebelum membeli, aku harus tanya dulu satu bungkus harganya berapa.”
“Permisi, Mbak. Saya mau tanya harga satu bungkus mainan My Little Pony berapa ya?” Jawab sang karyawati.
“Oh, satu bungkus harganya Rp 50.000,00, Dik.” Avia terkejut.
“Hah?! Rp 50.000,00, Mbak? Mahal sekali!”
“Iya, Dik. Mainan itu didapat dari luar negeri dengan beli online, sesudah itu dijual lagi.”
Setelah itu Avia berterima kasih lalu pergi keluar. Dia merenung, “Aku takkan pernah bisa membeli mainan itu”
Lalu ia segera menaiki sepedanya dan pulang ke rumahnya karena sudah jam 5 sore. Sesampainya di rumah, ia segera menaruh sepedanya di garasi lalu masuk ke rumah. Di tengah sedang berjalan menuju ke kamarnya, mamanya menanyainya.
“Kamu ke mana saja, Avia? Kok agak lama? Kamu jatuh dari sepeda?” tanyanya.
“Bukan, Ma. Tapi, Em, Anu… Aku baru saja berhenti di depan sebuah toko mainan, aku melihat banyak mainan bungkus My Little Pony. Lalu aku masuk ke dalam toko itu dan aku menanyakan berapa harga satu bungkus, kata mbak-nya Rp 50.000,00. Aku yakin pasti mama mau menabung terus dan menghemat uang mama sehingga mainan itu dibeli kapan-kapan saja. Tidak apa-apa kok, Ma.”
Lalu mamanya menjawab, “Ya, besok kita lihat saja apakah mama dan papa punya cukup uang untuk membeli mainan itu, sabar saja ya, Avia?”
“Oke, Ma. Sesudah itu ia masuk kamarnya.
Pada keesokan harinya, Avia libur, Avia segera ke luar dari kamarnya, ia bangun jam 7 karena itu kebiasaanya kalau libur. Sesampainya di ruang tamu, ia mendapati bahwa hanya ada papanya. Lalu ia bertanya kepada papanya.
“Papa, mama ke mana?” Jawab papanya.
“Papa juga tidak tahu, Sayang. Kata mama mungkin mau beli beras dan telur untuk makan siang.” Lalu Avia menyahut.
“Oh ya sudah kalau begitu, aku ke kamar dulu ya, Papa. Aku mau bermain dengan beberapa mainan koleksiku.”
“Iya, Sayang.” Lalu Avia berlari menuju kamarnya.
Ia tampak heran, mengapa mamanya pergi begitu saja tanpa memberitahu Avia, jika mamanya merasa kasihan kepada Avia karena masih tertidur, Avia tidak apa-apa jika dibangunkan untuk memberitahu ke mana dan alasan mamanya pergi.
2 jam berlalu, sudah jam 9, namun mamanya belum pulang, ia merasa agak khawatir, ia ingin menelepon mamanya namun lupa nomor teleponnya, papanya juga tidak punya nomor teleponnya, mungkin lupa menanyakan. Lalu pada jam 09.30, Avia mendengar suara mobil Yaris milik papanya.
“Ah, itu pasti mama! Mama ternyata meminjam mobil papa ya, hahaha. Aku harus segera ke depan! Aku khawatir sekali!” Avia segera berlari ke depan rumahnya, ia menyambut kedatangan mamanya, papanya juga di depan.
Lalu mamanya ke luar dari mobilnya, mamanya membawa sesuatu yang tak Avia ketahui. Lalu Avia menanyakan dengan penuh rasa keingintahuan.
“Mama, apa yang mama bawa di tangannya mama?” tanyanya.
Sesudah itu, mamanya menunjukkan apa yang barusan mama beli, namun Avia masih belum tahu, sesegera mungkin Avia membuka plastik itu. Ternyata beberapa bungkus mainan My Little Pony! Avia sangat terkejut serta gembira, ia menghitung bungkus itu.
“1..2..3.. Ada 8 bungkus! Wahh! Dari mana mama bisa membelinya?”
“Mama berhasil memenangkan undian uang Rp 5.000.000,00 dari sebuah perusahaan, maka setelah mendapatkan uangnya, mama berpikir kenapa tidak dibelikan buat beberapa bungkus mainan yang Avia minta ya? Lalu mama beli deh, 8 bungkus mainannya.”
“Wahh.. Terima kasih ya, Mama! Aku sayang mama! Dan papa juga dong mestinya, hehehe”
Lalu mereka bercanda bersama. Sesudah itu, Avia mengambil gunting lalu dengan kecepatan penuh membuka seluruh bungkus mainan! Katanya, “Ada Pinkie Pie. Ada Lotus Blossom, wah banyak lagi deh! Aku senang sekali!” Akhirnya koleksi mainannya bertambah 8.
Cerpen Karangan: Hillary Denting Pelangi
0 komentar:
Posting Komentar