Judul : The Host – Sang Pengelana
Penulis: Stephanie Meyer
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 776 Halaman
Sinopsis:
Diceritakan pergulatan seorang jiwa- Wanderer dan manusia – Melanie dia tempati sebagai tubuh barunya dan bagaimana akhirnya mereka bisa berteman dan bekerja sama untuk mencari teman-teman Melanie. Di mana hubungan jiwa dan manusia sebenarnya juga kurang bagus – tidak heran, karena manusia menganggap jiwa-jiwa ini mencuri kehidupan mereka. Konflik mulai berdatangan ketika Wanderer (dan Melanie yang masih ada di tubuhnya) bertemu dengan teman-teman manusia Melanie. Pro dan kontra terbentuk dan terjadi, cerita buku ini kebanyakan berkisah antara : pencarian teman-teman Melanie dan kehidupan di gua bersama teman-teman Melanie.
Kisah cinta pun tak lupa menghiasi buku ini, Melanie sebagai pemilik tubuh asli memiliki perasaan dan ingatan akan cintanya pada Jared – yang akhirnya Wanderer pun merasakan hal yang sama. Namun lambat laun, hadirlah sosok Ian di dalam benak Wanderer walau dia tidak secepat itu menyadari arti perasaan yang dimilikinya. Bagaimanakah satu tubuh yang dihuni dua jiwa berbeda dapat mencintai dan dicintai orang yang berbeda?
Sekali lagi, kisahnya menarik. Hanya sampai ¾ bagian buku ini.. selebihnya – pada saat mendekati akhir – kisahnya kurang begitu ‘seru’, namun hanya mendatar saja. apalagi akhir kisah buku ini, seakan saat kita membaca buku ini, kita tidak sedang menaiki roller coaster – sangat kontras dengan awal-awal kisah buku ini. dan, satu lagi.. pada saat membaca The Host, sedikit lebih saya kembali memikirkan Twilight. Kenapaaa? Karena cinta segitiga dan persaingan antara Jared dan Ian hampir-hampir mirip dengan versi Edward dan Jacob di kisah Twilight ketiga. Yah.. mungkin karena pengarangnya sama, jadi gaya romantismenya pun hampir sama..
Apakah Novel ini WAJIB beli..? ng… yah.. sejujurnya sih tidak terlalu. Tapi jika Anda menyukai novel petualangan-petualangan, novel ini bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk dilahap hanya saja, jika Anda masih menyukai kisah-kisah romantisme yang ringan, agaknya buku ini bisa membuat Anda bosan. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba! Selamat membaca
Penulis: Stephanie Meyer
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 776 Halaman
Sinopsis:
Melanie Stryder menolak dilenyapkan.
Bumi dikuasai musuh tak kasatmata dan
manusia dijadikan inang oleh para penguasa ini. Otak mereka diambil alih
sementara tubuh mereka meneruskan kehidupannya yang lama, seolah-olah
tak ada yang berubah.
Ketika Melanie tertangkap, tubuhnya
diberikan kepada Wanderer, sang “jiwa” pengelana yang menjadi penguasa
barunya. Wanderer telah diperingatkan mengenai berbagai tantangan yang
akan dihadapinya dengan hidup dalam inang manusia: luapan emosi,
perasaan yang melimpah, dan ingatan yang teramat kental. Namun ada satu
yang tak pernah dibayangkan Wanderer: penguasa lama tubuh ini—Melanie
Stryder—menolak menyerahkan benaknya sepenuhnya.
Wanderer menyelidiki pikiran-pikiran
Melanie, berharap mengetahui di mana keberadaan segelintir manusia yang
masih bersembunyi. Namun tanpa disadarinya, Melanie malah memenuhi
pikiran Wanderer dengan sosok Jared, laki-laki yang dicintainya dan
masih hidup dalam persembunyian. Perlahan namun pasti, Wanderer mulai
mendambakan dan menginginkan Jared, dan bersama Melanie ia memutuskan
untuk memulai perjalanan panjang mencari laki-laki yang sama-sama mereka
cintai itu.
779
Halaman… tebal benar, itulah yang ada dalam benak saya ketika saya
membelinya pertama kali. Ketika membeli buku ini (wah sudah 4 atau 5
tahun lamanya) saya hanya melihat nama Stephanie Meyer, maklum, waktu
itu saya juga dilanda demam Twilight. Tapi entah bagaimana, akhirnya
saya letakan buku ini setelah membaca 1 bab saja.. mungkin terlalu aneh
bagi saya waktu itu? atau terlalu berat? Entahlah.. yang pasti, setelah 5
tahun berlalu, saya mencoba membaca buku ini lagi dan…. ternyata
ceritanya sangat menarikDiceritakan pergulatan seorang jiwa- Wanderer dan manusia – Melanie dia tempati sebagai tubuh barunya dan bagaimana akhirnya mereka bisa berteman dan bekerja sama untuk mencari teman-teman Melanie. Di mana hubungan jiwa dan manusia sebenarnya juga kurang bagus – tidak heran, karena manusia menganggap jiwa-jiwa ini mencuri kehidupan mereka. Konflik mulai berdatangan ketika Wanderer (dan Melanie yang masih ada di tubuhnya) bertemu dengan teman-teman manusia Melanie. Pro dan kontra terbentuk dan terjadi, cerita buku ini kebanyakan berkisah antara : pencarian teman-teman Melanie dan kehidupan di gua bersama teman-teman Melanie.
Kisah cinta pun tak lupa menghiasi buku ini, Melanie sebagai pemilik tubuh asli memiliki perasaan dan ingatan akan cintanya pada Jared – yang akhirnya Wanderer pun merasakan hal yang sama. Namun lambat laun, hadirlah sosok Ian di dalam benak Wanderer walau dia tidak secepat itu menyadari arti perasaan yang dimilikinya. Bagaimanakah satu tubuh yang dihuni dua jiwa berbeda dapat mencintai dan dicintai orang yang berbeda?
Sekali lagi, kisahnya menarik. Hanya sampai ¾ bagian buku ini.. selebihnya – pada saat mendekati akhir – kisahnya kurang begitu ‘seru’, namun hanya mendatar saja. apalagi akhir kisah buku ini, seakan saat kita membaca buku ini, kita tidak sedang menaiki roller coaster – sangat kontras dengan awal-awal kisah buku ini. dan, satu lagi.. pada saat membaca The Host, sedikit lebih saya kembali memikirkan Twilight. Kenapaaa? Karena cinta segitiga dan persaingan antara Jared dan Ian hampir-hampir mirip dengan versi Edward dan Jacob di kisah Twilight ketiga. Yah.. mungkin karena pengarangnya sama, jadi gaya romantismenya pun hampir sama..
Apakah Novel ini WAJIB beli..? ng… yah.. sejujurnya sih tidak terlalu. Tapi jika Anda menyukai novel petualangan-petualangan, novel ini bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk dilahap hanya saja, jika Anda masih menyukai kisah-kisah romantisme yang ringan, agaknya buku ini bisa membuat Anda bosan. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba! Selamat membaca
0 komentar:
Posting Komentar