Translate

cerpen pertengkaran

Written By iqbal_editing on Minggu, 29 Januari 2017 | 18.59

PERTENGKARAN
            Pagi itu pada hari minggu, pertengkaran hebat terjadi dalam sebuah keluarga, yang menurutku keluarga itu cukup harmonis. Hari minggu adalah hari yang identik dengan suka cita bagi umat kristiani, namun pada keluarga ini tidak, mereka tidak merasakan hal itu, karna mereka bukan keluarga kristiani, istrinya dulu pernah menjadi seorang kristen. Rajin dalam beribadah, bersekutu dengan rekan seiman.
Saat menikah dengan suaminya yang berbeda keyakinan dengannya, mereka berkomitmen untuk tetap pada keyakinan mereka masing-masing tanpa ada yang berubah, namun  seiring berjalannya waktu, ketika si istri pergi beribadah pulang dari tempat ibadahnya, wajah si suami tidak begitu enak di pandang seakan-akan dia tidak merestui istrinya pergi beribadah, padahal itu adalah komitmen mereka berdua sebelum pernikahan itu terjadi, perbedaan yang terjadi dalam keluarga itu tidak berlangsung lama. Hanya demi jabataan si suami yang PNS, sedangkan si istri hanyalah seorang ibu rumah tangga mengharuskan si istri untuk mengikuti keyakinan si suami. Bisa di katakan dia menukarkan keselamatannya hanya demi uang, setelah mereka memiliki keyakinan yang sama, tidak ada yang berubah dengan kehidupan mereka, si suami tidak menuntun si istri bagaimana cara sembahyang, dia hanya menyuruh istrinya sembahyang, namun tidak pernah mengajari bagaiman caranya. Semakin hari keluarga itu semakin jauh dengan Tuhan, si suami jarang pergi ibadah, apalagi si istri dia tidak pernah lagi dekat dengan  Tuhan. Mereka berdua selalu di sibukkan dengan aktivitas duniawi mereka.
Pertengkaran di pagi hari itu berlangsung sangat hebat, mereka bertengkar di hadapan anak kecil, adu mulut di antara mereka, kata-kata kotor keluar dari bibir ke 2 orang dewasa ini, dimana orang tua harusnya memberi contoh dan teladan yang baik bagi anaknya, namun hal ini tidak mereka lakukan. Anak kecil itu tidak pantas menyaksikan perilaku yang tak terpuji itu dari ke 2 orang tuanya. Melihat kejadian itu menimbulkan banyak pertanyaan baginya.. apa yang sebenarnya terjadi dengan orang tuanya..? ini adalah pertama kalinya si anak melihat ke 2 orang tuanya bertengkar hebat, bagi orang dewasa pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal biasa, banyak yang beranggapan pertengkaran adalah salah satu bumbu penyedap rasa dalam berumah tangga. Namun bagi sang anak ini adalah pertama kalinya melihat orang tuanya bertengkar dan juga pertama kalinya anak itu melihat ibunya menangis seperti itu, ekspresinya sangat ketakutan dan tidak mengerti apa yang terjadi.
Pertengkaran itu dipicu oleh uang, sang suami menuduh si istri memakai uang yang dia berikan dari gajinya hanya untuk bersenang-senang, sedangkan si istri mengatakan bahwa uang itu dia sudah belanjakan untuk keperluan bersama, namun si suami tetap ngotot menanyakan mengapa uang itu tersisa sedikit, sedangkan dia menyerahkan uang pada istrinya cukup banyak, dia memaksa istrinya untuk menjelaskan kemana uang sebanyak itu pergi, si istri tidak tahu harus menjelaskan bagaimana lagi caranya agar si suami bisa mengerti dan percaya padanya, namun sayang si suami tidak melakukan hal itu.
Merasa tidak tahan dengan prilaku si suami yang seperti itu, si istripun mengeluarkan semua isi hatinya kepada suaminya, apa yang telah dia rasakan selama menikah dengan suaminya itu. “pa..! selama ini aku sudah cukup sabar menghadapi prilaku papa yang seperti itu, seenaknya saja memperlakukan aku seperti ini aku terima tapi kali ini kesabaranku ada batasnya,.. aku ini papa anggap apa dimata papa,.. hah?, aku ini isrtimu namun perlakuanmu terhadapku aku merasa seperti budakmu, tidak peduli aku capek, atau sakit, papa selalu menyuruhku melakukan hal yang sebenarnaya papa bisa lakukan sendiri namun  aku selalu menuruti perintah papa, tapi apa yang aku dapatkan? Aku sudah mencoba mengerti papa, aku beralih dari keyakinanku dan mengikuti keyakinan papa tapi sepertinya papa hanya menganggap bahwa yang aku lakukan itu hanyalah lelucon belaka...!!” bentak sang suami apa? Jadi selama ini mama tidak bahagia hidup bersama papa..!! mama tersiksa.. iya?? Mama merasa tersiksa hidup sama papa..? setelah apa yang papa lakukan untuk mama apakah itu belum cukup untuk mama..? wajar dong kalau seorang suami itu di perlakukan istimewa,... oleh istriya karna aku, sudah lelah, capek-capek cari uang sedangkan kamu, apa yang kamu lakukan untuk menghasilkan uang?’’.!! Aku juga kerja  aku memasak dan menjaga kantin disini aku juga menghasilkan uang...!!” tangagapan si istri terhadap pertanyaan suaminya.. dan si suami membantah si istri dengan nada marah-marah. “ iya memang mama juga berkerja menghasilkan uang tapi modal yang mama gunakan itu adalah uang papa, gaji papa yang mama gunakan buat modal usaha kantin ini.. papa kerja meyerahkan uangnya pada mama untuk di kelola dengan baik, namun uangnya selalu saja habis tanpa papa tahu apa yang mama belanjakan”!!
“Uang itu kemarin mama belanjakan untuk seragam sekolah dasar anak kita, yang sisanya mama sudah belanjakan bahan-bahan buat acara papa sebentar. Dan kini papa menuduh mama menghabiskan uang itu, masih pagi papa sudah membentak-bentak mama dan wajah papa mengatakan bahwa papa sangat marah pada mama, dan papa pikir aku tidak akan memasakan makanan  untuk acara papa nanti,..? aku sudah menyiapkan hal itu sejak beberapa hari yang lalu, tentang apa yang akan di hidangkan nantinya pada saat  acaranya  tiba”. Dengan nada yang tinggi si suami berkata “papa kan hanya menanyakan uang itu mama kemanakan..??” balas si istri, “ia papa bertanya tapi nada yang papa keluarkan itu bukanlah nada bagi seseorang yang bertanya nada itu adalah nada untuk orang yang lagi marah... dan yang ada dimata papa, mama itu selalu menjadi makhluk yang tidak pernah ada kebenarannya, dan menjadi makhluk yang selalu salah.. mama juga sudah tidak tahan, dengan sikap papa, yang egois dan tidak ada rasa pengertiannya sedikit pun sama mama.”
Peretengkaran itu cukup lama, dan tidak ada yang mau mengakhiri pertengkaran itu, kata-kata kotor, caci-maki keluar dari mulut sepasang suami istri ini. Dan tidak memikirkan sang anak, yang sedang melotot kebingungaan, dan pagi itu adalah awal yang buruk bagi si anak dalam menjalani hari barunya itu. Diantara pertengkaran yang cukup panjang itu, ada sebuah kalimat  yang harusnya  tidak pantas di ucapkan oleh sang suami.
Katanya, “ kalau mama merasa tidak bahagia, merasa tersiksa, dan tidak suka dengan perlakuan papa, silahkan tinggalkan rumah ini, terserah mama mau kemana, tempat ini akan papa tutup, biar nanti acara itu papa buat sama kerabat papa, dan mereka juga yang akan memasak buat acara nanti.”
Ucap sang istri, “mudah sekali papa bicara seperti itu, mengucapkan kata-kata yang tidak pantas  diucapkan dalam pertengkaran sehebat apapun, kata-kata itu sudah melanggar hukum pernikahan kita,” mendengar kata-kata itu si istri terus menangis. Sedangkan si suami, segera bergegas kemotornya dan menyalakan motor itu si suami itu hendak pergi kerumah kerabatnya, untuk memberitahukan bahwa acaranya akan di buat dirumah kerabatnya. Melihat suaminya hendak pergi, si istri berteriak dan mengatakan kepada suaminya untuk tidak perlu pergi, karna bahan-bahan memasak sudah istrinya beli dan hanya pergi berbelanja kepasar saja untuk menambahkan bahan-bahan yang belum lengkap.
Si istri tetap bersikap sabar menghadapi suaminya, setelah dia sudah menerima, hinaan caci makian dan telah di usir oleh suaminya, dia masih saja pedulikan suaminya  dia tidak ingin acara suaminya berantakan hanya karna dirinya. Mendengar kata istrinya, si suami segera mengajak si istri untuk pergi kepasar, namun si istri menolak untuk pergi karena saat itu sedang hujan mereka akan basah kuyup nantinya, “kita pergi, nanti saja setelah hujannya reda” kata si istri. akan tetapi kata-kata itu tidak dihiraukan oleh suaminya, dia menyuruh si istri memakai jaket dan topi untuk berlindung dari hujan, sedangkan dirinya memakai jas hujan, agar tidak basah kuyup, keluarga itu hanya memiliki satu jas hujan saja.
Merasa lelah dengan pertengkaran itu, si istri akhirnya mengikuti saran suaminya, untuk mengakhiri pertengkan mereka. Setiap mereka bertengkar si istri selalu mengalah pada suaminya dan meminta maaf terlebih dulu, meskipun kadang bukan salahnya. Karena si suami tidak pernah mau mengalah dan meminta maaf terlebih dahulu. Dia tidak pernah mengeluh pada suaminya setiap kali mereka bertengkar, namun hari ini adalah hari dimana pertama kalinya, si istri memberontak pada suaminya dan mengeluarkan keluhannya terhadap sikap suaminya itu.
Pertengkaran yang sering terjadi dalam berumah tangga selalu pemicunya di dominasi, oleh karna uang, perselingkuhan, dan perbedaan pendapat. Keluarga ini pertengkaran mereka hari ini adalah oleh karena uang. Uang tidak bisa memberikan kita apa-apa, dia tidak bisa dimakan, dia tidak bisa memberikan kita kehidupan,  kita hidup karena oksigen yang Tuhan kita sudah sediakan secara Cuma-Cuma, tanpa usaha apapun dari kita untuk mendapatkannya. Uang benda mati, tak punya kehidupan, namun uang dapat merubah sikap dan perilaku seseorang. Seseorang bisa menjadi baik karena uang, dan seseorang juga bisa menjadi jahat hanya karena uang.
Buat para pembaca, pesan dari penulis, jangan biarkan uang menguasai hidup kita,  dan menjadi hamba uang, tetapi ijinkanlah Tuhan menguasai hidup kita sepenuhnya, sebagai manusia selagi kita  masih hidup di dunia ini, kita tidak luput dari masalah. Namun yang harus sealu kita ingat masalah apapun yang kita hadapi kita tidak sendirian karena kita punya Tuhan yang selalu menjaga, dan membantu kita menyelesaikan masalah kita.
SELESAI

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik