PERTENGKARAN
Pagi itu pada hari minggu,
pertengkaran hebat terjadi dalam sebuah keluarga, yang menurutku keluarga itu
cukup harmonis. Hari minggu adalah hari yang identik dengan suka cita bagi umat
kristiani, namun pada keluarga ini tidak, mereka tidak merasakan hal itu, karna
mereka bukan keluarga kristiani, istrinya dulu pernah menjadi seorang kristen.
Rajin dalam beribadah, bersekutu dengan rekan seiman.
Saat
menikah dengan suaminya yang berbeda keyakinan dengannya, mereka berkomitmen untuk
tetap pada keyakinan mereka masing-masing tanpa ada yang berubah, namun seiring berjalannya waktu, ketika si istri
pergi beribadah pulang dari tempat ibadahnya, wajah si suami tidak begitu enak
di pandang seakan-akan dia tidak merestui istrinya pergi beribadah, padahal itu
adalah komitmen mereka berdua sebelum pernikahan itu terjadi, perbedaan yang
terjadi dalam keluarga itu tidak berlangsung lama. Hanya demi jabataan si suami
yang PNS, sedangkan si istri hanyalah seorang ibu rumah tangga mengharuskan si
istri untuk mengikuti keyakinan si suami. Bisa di katakan dia menukarkan
keselamatannya hanya demi uang, setelah mereka memiliki keyakinan yang sama,
tidak ada yang berubah dengan kehidupan mereka, si suami tidak menuntun si
istri bagaimana cara sembahyang, dia hanya menyuruh istrinya sembahyang, namun
tidak pernah mengajari bagaiman caranya. Semakin hari keluarga itu semakin jauh
dengan Tuhan, si suami jarang pergi ibadah, apalagi si istri dia tidak pernah
lagi dekat dengan Tuhan. Mereka berdua
selalu di sibukkan dengan aktivitas duniawi mereka.
Pertengkaran
di pagi hari itu berlangsung sangat hebat, mereka bertengkar di hadapan anak
kecil, adu mulut di antara mereka, kata-kata kotor keluar dari bibir ke 2 orang
dewasa ini, dimana orang tua harusnya memberi contoh dan teladan yang baik bagi
anaknya, namun hal ini tidak mereka lakukan. Anak kecil itu tidak pantas
menyaksikan perilaku yang tak terpuji itu dari ke 2 orang tuanya. Melihat
kejadian itu menimbulkan banyak pertanyaan baginya.. apa yang sebenarnya
terjadi dengan orang tuanya..? ini adalah pertama kalinya si anak melihat ke 2
orang tuanya bertengkar hebat, bagi orang dewasa pertengkaran dalam rumah
tangga adalah hal biasa, banyak yang beranggapan pertengkaran adalah salah satu
bumbu penyedap rasa dalam berumah tangga. Namun bagi sang anak ini adalah
pertama kalinya melihat orang tuanya bertengkar dan juga pertama kalinya anak
itu melihat ibunya menangis seperti itu, ekspresinya sangat ketakutan dan tidak
mengerti apa yang terjadi.
Pertengkaran
itu dipicu oleh uang, sang suami menuduh si istri memakai uang yang dia berikan
dari gajinya hanya untuk bersenang-senang, sedangkan si istri mengatakan bahwa
uang itu dia sudah belanjakan untuk keperluan bersama, namun si suami tetap
ngotot menanyakan mengapa uang itu tersisa sedikit, sedangkan dia menyerahkan
uang pada istrinya cukup banyak, dia memaksa istrinya untuk menjelaskan kemana
uang sebanyak itu pergi, si istri tidak tahu harus menjelaskan bagaimana lagi
caranya agar si suami bisa mengerti dan percaya padanya, namun sayang si suami
tidak melakukan hal itu.
Merasa
tidak tahan dengan prilaku si suami yang seperti itu, si istripun mengeluarkan
semua isi hatinya kepada suaminya, apa yang telah dia rasakan selama menikah
dengan suaminya itu. “pa..! selama ini aku sudah cukup sabar menghadapi prilaku
papa yang seperti itu, seenaknya saja memperlakukan aku seperti ini aku terima
tapi kali ini kesabaranku ada batasnya,.. aku ini papa anggap apa dimata
papa,.. hah?, aku ini isrtimu namun perlakuanmu terhadapku aku merasa seperti
budakmu, tidak peduli aku capek, atau sakit, papa selalu menyuruhku melakukan
hal yang sebenarnaya papa bisa lakukan sendiri namun aku selalu menuruti perintah papa, tapi apa
yang aku dapatkan? Aku sudah mencoba mengerti papa, aku beralih dari
keyakinanku dan mengikuti keyakinan papa tapi sepertinya papa hanya menganggap
bahwa yang aku lakukan itu hanyalah lelucon belaka...!!” bentak sang suami apa?
Jadi selama ini mama tidak bahagia hidup bersama papa..!! mama tersiksa.. iya??
Mama merasa tersiksa hidup sama papa..? setelah apa yang papa lakukan untuk
mama apakah itu belum cukup untuk mama..? wajar dong kalau seorang suami itu di
perlakukan istimewa,... oleh istriya karna aku, sudah lelah, capek-capek cari
uang sedangkan kamu, apa yang kamu lakukan untuk menghasilkan uang?’’.!! Aku
juga kerja aku memasak dan menjaga
kantin disini aku juga menghasilkan uang...!!” tangagapan si istri terhadap
pertanyaan suaminya.. dan si suami membantah si istri dengan nada marah-marah.
“ iya memang mama juga berkerja menghasilkan uang tapi modal yang mama gunakan
itu adalah uang papa, gaji papa yang mama gunakan buat modal usaha kantin ini..
papa kerja meyerahkan uangnya pada mama untuk di kelola dengan baik, namun
uangnya selalu saja habis tanpa papa tahu apa yang mama belanjakan”!!
“Uang
itu kemarin mama belanjakan untuk seragam sekolah dasar anak kita, yang sisanya
mama sudah belanjakan bahan-bahan buat acara papa sebentar. Dan kini papa
menuduh mama menghabiskan uang itu, masih pagi papa sudah membentak-bentak mama
dan wajah papa mengatakan bahwa papa sangat marah pada mama, dan papa pikir aku
tidak akan memasakan makanan untuk acara
papa nanti,..? aku sudah menyiapkan hal itu sejak beberapa hari yang lalu,
tentang apa yang akan di hidangkan nantinya pada saat acaranya tiba”. Dengan nada yang tinggi si suami
berkata “papa kan hanya menanyakan uang itu mama kemanakan..??” balas si istri,
“ia papa bertanya tapi nada yang papa keluarkan itu bukanlah nada bagi
seseorang yang bertanya nada itu adalah nada untuk orang yang lagi marah... dan
yang ada dimata papa, mama itu selalu menjadi makhluk yang tidak pernah ada
kebenarannya, dan menjadi makhluk yang selalu salah.. mama juga sudah tidak
tahan, dengan sikap papa, yang egois dan tidak ada rasa pengertiannya sedikit
pun sama mama.”
Peretengkaran
itu cukup lama, dan tidak ada yang mau mengakhiri pertengkaran itu, kata-kata
kotor, caci-maki keluar dari mulut sepasang suami istri ini. Dan tidak
memikirkan sang anak, yang sedang melotot kebingungaan, dan pagi itu adalah awal
yang buruk bagi si anak dalam menjalani hari barunya itu. Diantara pertengkaran
yang cukup panjang itu, ada sebuah kalimat
yang harusnya tidak pantas di
ucapkan oleh sang suami.
Katanya,
“ kalau mama merasa tidak bahagia, merasa tersiksa, dan tidak suka dengan
perlakuan papa, silahkan tinggalkan rumah ini, terserah mama mau kemana, tempat
ini akan papa tutup, biar nanti acara itu papa buat sama kerabat papa, dan
mereka juga yang akan memasak buat acara nanti.”
Ucap
sang istri, “mudah sekali papa bicara seperti itu, mengucapkan kata-kata yang
tidak pantas diucapkan dalam
pertengkaran sehebat apapun, kata-kata itu sudah melanggar hukum pernikahan
kita,” mendengar kata-kata itu si istri terus menangis. Sedangkan si suami,
segera bergegas kemotornya dan menyalakan motor itu si suami itu hendak pergi
kerumah kerabatnya, untuk memberitahukan bahwa acaranya akan di buat dirumah
kerabatnya. Melihat suaminya hendak pergi, si istri berteriak dan mengatakan
kepada suaminya untuk tidak perlu pergi, karna bahan-bahan memasak sudah
istrinya beli dan hanya pergi berbelanja kepasar saja untuk menambahkan
bahan-bahan yang belum lengkap.
Si
istri tetap bersikap sabar menghadapi suaminya, setelah dia sudah menerima,
hinaan caci makian dan telah di usir oleh suaminya, dia masih saja pedulikan
suaminya dia tidak ingin acara suaminya
berantakan hanya karna dirinya. Mendengar kata istrinya, si suami segera
mengajak si istri untuk pergi kepasar, namun si istri menolak untuk pergi karena
saat itu sedang hujan mereka akan basah kuyup nantinya, “kita pergi, nanti saja
setelah hujannya reda” kata si istri. akan tetapi kata-kata itu tidak
dihiraukan oleh suaminya, dia menyuruh si istri memakai jaket dan topi untuk
berlindung dari hujan, sedangkan dirinya memakai jas hujan, agar tidak basah
kuyup, keluarga itu hanya memiliki satu jas hujan saja.
Merasa
lelah dengan pertengkaran itu, si istri akhirnya mengikuti saran suaminya,
untuk mengakhiri pertengkan mereka. Setiap mereka bertengkar si istri selalu
mengalah pada suaminya dan meminta maaf terlebih dulu, meskipun kadang bukan
salahnya. Karena si suami tidak pernah mau mengalah dan meminta maaf terlebih
dahulu. Dia tidak pernah mengeluh pada suaminya setiap kali mereka bertengkar,
namun hari ini adalah hari dimana pertama kalinya, si istri memberontak pada
suaminya dan mengeluarkan keluhannya terhadap sikap suaminya itu.
Pertengkaran
yang sering terjadi dalam berumah tangga selalu pemicunya di dominasi, oleh
karna uang, perselingkuhan, dan perbedaan pendapat. Keluarga ini pertengkaran
mereka hari ini adalah oleh karena uang. Uang tidak bisa memberikan kita
apa-apa, dia tidak bisa dimakan, dia tidak bisa memberikan kita kehidupan, kita hidup karena oksigen yang Tuhan kita
sudah sediakan secara Cuma-Cuma, tanpa usaha apapun dari kita untuk
mendapatkannya. Uang benda mati, tak punya kehidupan, namun uang dapat merubah
sikap dan perilaku seseorang. Seseorang bisa menjadi baik karena uang, dan
seseorang juga bisa menjadi jahat hanya karena uang.
Buat
para pembaca, pesan dari penulis, jangan biarkan uang menguasai hidup
kita, dan menjadi hamba uang, tetapi
ijinkanlah Tuhan menguasai hidup kita sepenuhnya, sebagai manusia selagi
kita masih hidup di dunia ini, kita
tidak luput dari masalah. Namun yang harus sealu kita ingat masalah apapun yang
kita hadapi kita tidak sendirian karena kita punya Tuhan yang selalu menjaga,
dan membantu kita menyelesaikan masalah kita.
SELESAI
0 komentar:
Posting Komentar