Pada pertengahan 2007
lalu,aku telah merasakan sakit di perut bagian kananku tepatnya dibagian
apendik.Pada awalnya aku hanya merasakan sakit jika kaki kanan ku di tekuk dan
jika perutku ditekan juga terasa sakit.Awalnya aku hanya menganggap ini hanya
sakit perut biasa,aku tidak pernah menceritakan apa yang ku rasakan kepada
orang tuaku.Seiring berjalannya waktu semakin hari semakin sakit ,kemudian aku
menceritakannya kepada ibuku.
“Ibu perut silvy kenapa ya
akhir-akhir ini sering sakit ?”Tanya silvy
“Sejak kapan kamu sudah merasakan
rasa sakit?”ibu balik bertanya
“sejak satu minggu yang lalu !” jawab Silvy
“Kenapa kamu baru bilang sekarang
sama ibu,sekarang apa yang kamu rasain?”Tanya ibu
“Ma’af ya bu Silvy kira pertamanya itu hanya sakit
perut biasa dan sekarang silvy merasa perutnya sakit sama lemas dan gak nafsu
makan .
Kemudian
ibu memanggil pak mantra untuk memeriksaku,dan bertanya apa saja keluhanku.
“Keluhan yang dialami sekarang apa
aja ? Tanya pak mantri.
“Yang saya rasain sakit perut
dibagian kanan tidak nafsu makan,jika makan nasi mual.”jawab Silvy.
“Coba kaki sebelah kanannya ditekuk
sakit gak?Tanya pak mantri
“Ya pak langsung sakit
diperut.”Jawab Silvy
Kemudian
ibu saya menanyakan keadaan saya kepada pak mantra.
“Rasa sakitnya menurut saya akibat
adanya angin dilambung dan karna naiknyan asam lambung,jika nanti terasa sakit
lagi coba aja periksa ke dokter.”Hasil pemeriksaan pak mantri.
Kemudiaan
pak mantri memberi beberapa obat-obatan untuk ku minum agar dapat menghilangkan
rasa sakit yang ku alami.
Setelah aku meminum obat-obatan dari
pak mantri,aku sudah tidak lemas,tidak mual dan aku sudah tidak merasakan sakit
di perutku, namun setelah obatnya habis,penyakitku menyerang ku lagi.Semakin
lama aku merasa semakin parah tidak seperti biasanya.Orang tuaku langsung
membawaku ke-rumah sakit terdekat. Aku tidak bisa merasakan apapun selain rasa
lemas Karena kekurangan cairan.
Sampai
di rumah sakit aku diperiksa dan diberi perawatan pertama berupa suntikan dan
infus lalu langsung diopname. Kemudian orang tuaku menceritakan semua keluhan
yang ku rasakan kepada dokter.Dari ruang UGD aku dipindahkan ke-ruang inap.
Setelah lebih kurang satu minggu aku
di-rumah sakit,akhirnya diperbolehkan pulang aku sudah merasa lebih sehat dari
sebelumnya. Karna sudah diperbolehkan pulang, Dokter memberikan beberapa
pantangan yang tidak boleh aku lakukan, itu semua agar kesehatanku tetap
terjaga.Pantangan dari Dokter antara lain : tidak dibolehkan makan-makanan
pedas dan asam,serta jangan banyak melakukan aktivitas .
Setelah beberapa hari dirumah,aku
ingin sekali memakan- makanan pedas,karna aku suka makanan pedas dan selama
sakit aku tidak pernah lagi makan-makanan pedas.Kemudian aku minta izin kepada
ibuku ingin makanan pedas,dan aku berharap diperbolehkan.
“Ibu Silvy ingin sekali makan-makanan
pedas,boleh ya bu sekali ini aja,sedikit bu ! ’’pinta Silvy.
“Ya sudah,untuk sekali ini kamu
boleh makan-makanan pedas jangan terlalu banyak ya!’’ jawab ibu
“Jadi boleh bu! Tapikan………. Dokter
melarang Silvy untuk tidak makan-makanan pedas !!Kebimbangan silvy
“Sebenarnya makanan pedas
diperbolehkan,namun jangan berlebihan,Dokter melarang agar kamu tidak selalu
memakannya.’’jawaban ibu
Beberapa hari kemudian sakit yang
kurasain datang lagi. Sakit ini lebih sakit dari sebelumnya dan menurunkan daya
tahan tubuhku.Aku tidak bisa tidur karena rasa sakit ini terus terasa.Aku masih
di rawat di rumah untuk beberapa hari .Namun karena semakin lama keadaannya
tidak juga membaik orang tua ku membawaku ke Rumah Sakit yang sama seperti
sebelumnya,yaitu Rumah Sakit Bangkatan Binjai.Sampai dirumah sakit aku diberi
perawatan pertama yang sama seperti sebelumnya di ruang UGD.Berhubung Rumah
Sakit sudah penuh dan tidak ada ruangan lagi,aku dipindahkan ke Rumah Sakit
Tembakau Deli Medan.Di Rumah Sakit ini aku merasakan perawatan yang lebih
maksimal .Semua Dokter memeriksaku dengan baik,hasil diagnose dokterpun
berbeda-beda,dan ada Dokter yang menyatakan bahwa aku mengalami penyumbatan
usus buntu,dan menurut dokter aku harus di foto ronsen untuk mengetahui
hasilnya dengan jelas.Setelah dironsen hasilnya,tidak ada penyakit serius yang
membahayakan .Cukup lama aku dirawat di
Rumah Sakit itu,dan satu persatu sanak keluargapun mulai berdatangan.Jika aku
bosan di Rimah Sakit aku mengisi waktu dengan berkeliling di Rumah Sakit dan
pekarangan Rumah Sakit dengan didorong kursi roda oleh ibuku hal tersebut
hamper setiap sore kulakukan.Setelah lebih dari dua minggu aku di rawat di
Rumah Sakit aku merasa daya tahan tubuhku sudah balik seperti semula ,kemudian
aku bertanya kepada Dokter yang waktu itu sedang memeriksaku,kapan aku
diperbolehkan pulang.
“Pak Dokter kappa Silvy di
perbolehkan pulang kerumah ?’’tanya SIilvy
“Nanti jika benar-benar sembuh
lambungnya!’’.jawab Dokter
Dokter mengatakan aku belumlah sembuh
total,untuk itu aku harus bertahan di Rumah Sakit beberapa hari lagi.Keesokan
harinya aku sudah diperbolehkan pulang dan dijemput oleh nenek dan kakekku.Di
Rimah Sakit Tembakau Deli ini aku banyak dibekali obat-obatan untuk diminum
dirumah,dan pantangan-pantangan dari Dokter. Setelah obat-obatan yang dari
Rumah Sakit habis perutku kembali sakit.Aku langsung di bawa ke Rumah Sakit
Bangkatan Binjai,tempat pertama yang merawatku sebelum di Rumah Sakit Tembakau
Deli Medan.Kali ini sakit yang ku rasain lebih sakit dari yang
sebelum-sebelumnya,aku kekurangan cairan dan tubuhku tidak dapat menerima
makanan apapun.Sehingga obat-obatannya harus disuntukkan melalui saluran infus
ku.Setiap cairan yang disuntikkan dan masuk kedalam tubuhku itu seperti ada
benda yang di masukkan kedalam tubuh,yang rasanya itu sangat sakit.Pada saat
itu aku tidak dapat berbuat apa-apa aku berusaha tenang.Setelah dua hari
dirawat kemudiaan Dokter Spesialis anak yang berpengalaman dan sangat terkenal
di Rumah Sakit itu datang memeriksaku sangat lama dan teliti.Kemudian ayahku
menanyakan keadaan ku kepada Dokter.
“Dokter sebenarnya apa yang terjadi
dengan anak saya,kenapa dia selalu mengeluh sakit perut di bagian
lambung.’’tanya ayah
“Anak bapak menderita usus buntu yang
sudah menyebar di daerah apendik.Untuk lebih jelasnya besok tunggu saja Dokter
Spesialis bedah yang akan memeriksa anak bapak dan tunggu informasi
selanjutnya.’’jawab Dokter
“Mendengar diagnosa Dokter orang tua
saya langsung lemas dan sedih.Beberapa minggu lalu saya sempat di periksa oleh
Dokter lain di Rumah Sakit yang sama dan Rumah Sakit lain.Kemudian ayah saya
bertanya kepada Dokter yang memeriksaku.
“Dokter penyakit usus buntu anak saya
sudah sejak kapan bermula.”Tanya ayah.
“Kira-kira sekitar sebulan atau dua
bulan yang lalu.’’jawab dokter.
“Dokter apa penyebab usus buntu yang
diderita anak saya?tanya ayah.
“Usus buntu yang terjadi pada anak
bapak karena sebelumnya adanya benturan kuat yang mengakibatkan luka di bagian
apendik dan karena ada penyumbatan di
apendik oleh biji cabai atau biji jambu batu.’’jawab Dokter.
Kemudian
ibu saya bertanya kepadaku apakah selama ini akun pernah jatuh dan terkena
benturan yang sangat kuat dibagian perutku.
“Silvy selama ini pernah jatuh dan
terkena benturan yang kuat dibagian perut?”Tanya ibu.
“Ya bu Silvy baru ingat Silvy pernah
jatuh dan terkena meja cukup kuat bu bagian perutnya itu terjadi disaat jam
olahraga sewaktu Silvy mau ngambil minum dikelas.”jawab Silvy
Keesokan harinya kami bersiap-siap
mennggu kedatangan Dokter spesialis bedah yang akan memeriksaku .Sampai sore
kami tunggu namun Dokter itu belum juga datang.Akhirnya Dokter itu datang pada
malam hari,langsung memeriksa keadaan ku. Setelah cukup lama diperiksa akhirnya
Dokter memberikan keputusan yang sangat singkat dan menegangkan saat ayah saya
bertanya bagaimana keadaan ku.
“Dokter bagaimana keadaan anak saya sekarang ?’’tanya
ayah
“Kondisi anak bapak saat ini sudah
sangat parah,dan saat mala mini juga anak bapak harus dioprasi,karena
bakterinya sudah menyebar dan membahayakan nyawa anak bapak sendiri.”keputusan
Dokter.
“Jadi anak saya benar-benar usus
buntunya sudah menyebar Dokter,kenapa harus malam ini,bagaimana jika di beri
obat-obatan saja?”Tanya ibu.
“Jika hanya diberi obat terus
menerus itu tidak akan memperbaiki keadaan,hanya mampu mengurangi dan
menghilangkan rasa sakit untuk sementara,dan jika tidak dioprasi sekarang saya
tidak menjamin kelangsungan hidup anak bapak dan ibu kedepan,jadi bapak dan ibu
harus mengambil keputusan malam ini juga dan menandatangani surat persetujuan
pengoprasian anak bapak dan ibu.”jawab dokter
“Bagaimana dengan pemakaian biusnya
agar oprasi dapat berjalan dengan lancar mengingat anak saya yang masih kecil?”Tanya ayah.
“Obat bius yang akan kami pakai
nantinya dalah bius total atau bius mati,sehingga sang anak tidak akan
merasakan apapun karna tidak sadarkan diri sama sekali, selama operasi
berlangsung dan tidak akan menggunakan bius lokal.”Penjelasan Dokter
“Kedua orang tua masih keberatan
karena teringat ada sanak keluarga saya yang menderita usus buntu dan setelah
dioprasi beberapa bulan kemudian ternyata bekas oprasinya bocor dan harus
dioprasi lagi.Kedua orang tua ku takut hal tersebut terjadi pada ku . Satu jam
kemudian seluruh keluarga saya datang
dan berkumpul. Keluarga ku masih keberatan karena takut terjadi apa-apa
denganku.Aku sendiri dari awal tidak ada rasa takut di benak ku untuk menjalani
oprasi, aku ikhlas apapun yang terjadi nantinya telah direncanakan tuhan yang
terbaik untukku.Kemudiaan aku berkata kepada ibuku untuk selalu tabah menerima
cobaan dan ikhlas menerima apapun yang terjadi dan aku mengemukakan pendapat ku
kepada ibuku.
“Ibu Silvy bersedia jika akan
dioprasi malam ini juga,Silvy udah gak kuat menahan rasa sakit yang terus
mengganggu,bu jangan pikirkan keburukan yang dapat terjadi,pikirkanlah yang
terbaik saat ini untuk penyembuhan Silvy.Ibu,Ayah Silvy yakin ini merupakan
cara yang terbaik untuk proses penyembuhan Silvy tak ada yang perlu disedihkan
disini.’’nasehat Silvy
Akhirnya Ibu dan Ayah menandatangani
surat persetujuan pengoprasianku.Kemudian langkah selanjutnya aku diperbolehkan
makan dan minum sebelum proses pembedahan berlangsung sampai selesai dalam
beberapa jam kemudiaan.
Tiba saatnya dioprasi semua
ketegangan muncul,setiap do’a dipanjatkan hanya untuk keselamatanku dan
kesembuhanku kelak.Sampai diruang bedah aku tidak merasakan ketegangan,yang
kurasakan hanyalah ketenangan dan kenyamanan berada diruangan operasi.Yang
membuat aku semakin rileks di ruangan bedah itu juga terdapat radio yang
menyala,kemudian semua Dokter dan perawat datang lalu aku di beri suntikan dan
dipasang saluran pernapasan berupa oksigen yang membuatku tiba-tiba saja
langsung tertidur.Ini merupakan operasi besar yang dilakukan,jadi waktu yang
digunakanpun lebih lama dari operasi biasa yaitu lebih kurang 7(tujuh)jam.Aku
sadar dan terbangun setelah 3(tiga) jam kemudian.Setelah sadar aku sangat
ngerasa dahaga,namun belum diperbolehkan minum dan makan . Setelah beberapa jam
kemudian baru di perbolehkan dalam jumlah yang sedikit.Setelah operasi aku
tidak merasakan sakit sama sekali. Aku merasakan sakit jika hendak mengganti
perban di perut bekas oprasi ku.Setelah operasi aku lebih banyak memakan obat-obatan
dan suntikan yang di suntikkan di selang infus yang seharinya aku di beri 6
suntikan .Meskipun sakit aku tidak ingin banyak mengeluh kepada orang tuaku,aku
terus semangat meski tetap merasakan sakit pada saat melakukan
pengobatan.Berkat do’a dan semangat yang ingin sembuhku tinggi akhirnya setelah
hampir dua bulan diRumah Sakit aku di perbolehkan pulang,namun tetap harus satu
minggu tiga kali untuk memeriksa keadaanku. Sampai di rumah sudah banyak
saudara –saudar dekatku yang datang menjengukku. Sampai dirumah aku termenung
dan mengingat semangat ku selama ini. Tentunya yang paling ku ingat adalah
Rumah Sakit dan Dokter sepesialis anak yaitu Dokter Puad dan Dokter spesialis
Bedah Dokter Gunawan,aku tidak pernah lupa akan kedua dokter ini karena jasa
–jasa mereka. Aku bersyukur akhirnya aku dapat melewati semua cobaan dari allah
swt dengan semangat dan optimisme yang tinggi.Aku baru sadar termyata selam ini
semangatku merupakan kekuatan terbesar dan terindah yang diberikan tuhan .
0 komentar:
Posting Komentar