Translate

puisi tentang mie ayam

Written By iqbal_editing on Sabtu, 11 Februari 2017 | 02.57

Mie ayam
Mie yang ada daging ayamnya
Mie yang ada kuah bumbunya
Ah, enaknya mie ayam

Mie ayam
Banyak dipinggir jalan
Harga biasanya mulai 4000-an
Ah, enaknya mie ayam

Aku suka mie ayam
Daging ayam yang ada mienya
Mie yang ada daging ayamnya
Nyam, nyam, nyam

Mie ayam
Yang warungnya biru
Yang harganya ga bikin kanker uang saku
Yang bikin keringetan

Akan selalu ada sejuta cerita tentang semangkuk mie ayam.
Aku yg selalu bernafsu menumpahkan saus sambalnya hingga meluap melebihi mangkuk.
Kamu, lain lagi, sedikit saus dan kecap lebih karena kamu tak suka dengan pedas.
Sebab, selain patah hati, hanya pedas yang berani membuatmu menangis.
Teman-teman kita, mereka terkadang tidak tahu diri, memprotes mengapa daging ayam yang tersaji kurang banyak, kuahnya kurang banyak, atau tidak ada sambal gerusnya. Padahal, sedikit beresiko ketika berharap mereka dapat menikmati mie ayam berasa sempurna hanya dengan harga Rp 6.000,00.
Terlepas dari itu semua, kita punya banyak waktu untuk bercerita selama kita menikmati semangkuk mie ayam.
Kamu berdalil bahwa rumus meramu mie ayam itu dimiliki mutlak oleh sang penjual. Sehingga tak semua penjual mie ayam mengetahui rahasianya.
Kamu dan teman-temanmu sepakat untuk membahas tentang hal di luar kemampuanku. Tentang hitung-hitungan untung yg melibatkan Matematika, satuan panas utk memasak bahan mentah hingga waktu yg diperlukan untuk mematangkannya, strategi penjualan bahkan sampai rumus trigonometri pun kau paksa jejalkan dalam semangkuk mie ayam= antara mie ayam-saus-kecap: penjual-pembeli-Tuhan: manis-pedas-gurih dan bagian inilah yg kusuka, antara aku-kamu dan semangkuk mie ayam. Dan detik ini aku terjaga. Tak ada seorang pun di sini yang menemaniku menikmati semangkuk mie ayam. Masa-masa penuh ceria itu kini mendadak suram. Kenangan secerah surya di ingatanku itu berbanding terbalik dengan kekinian yang sesenyap malam. Maaf.. Aku telah membuatmu geram.
Aku tahu kadang maaf saja tidak cukup. Aku juga sadar kadang tak selamanya luka itu sembuh hanya dengan maaf. Tapi, aku tahu bahwa tak semua seorang bisa memiliki kebahagiaan yg pernah kita punyai dengan semangkuk mie ayam atas nama persahabatan. Aku harap kamu masih ingat itu. Dengan rumus trigonometrimu, dengan rumus satuan kalormu, dengan rumus hukum permintaan dan penawaranmu, dengan rumus penambahan&pengurangan keuntungan, serta berjubel rumus-rumus eksak yg menjadi musuh terbesar dalam hidupku. Aku tak paham dengan semua itu. Memang di situlah kelemahanku. Tapi kalau aku boleh ikut-ikutan bermain rumus,”Aku memang hanya bisa hidup dengan jantungku. Namun aku memerlukanmu untuk membuatnya berdetak lebih kencang, atas nama persahabatan kita”

Purworejo, 7 Januari 2013.
13.58
@Warung Mie Ayam Putri Solo

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik