NASKAH
DRAMA SINGKAT UNTUK PASIEN YANG
AKAN
MENGHADAPI AJALNYA
Instrument ( suasana di sebuah rumah sakit bagian
ICU)
Narrator Ada
seorang ibu bernama Ny. Marsiana sedang bergulat dengan maut. Ia saat ini di
dampingi oleh para dokter dan bidan,sedangkan anggota keluarga bersama seorang pendeta menunggu di
luar ruangan ICU. Ny. Marsiana menderita
penyakit kanker servik selama 5tahun. Ia sudah menjalani berbagai pengobatan
alternative dan terapi hingga telah melakukan operasi pengangkatan kanker
servik sebanyak 2 kali. Pada operasi yang kedua pasien mengalami infeksi pada
luka bekas jahitannya sehingga menyebabkan pasien mengalami koma berulang-ulang
kali.
Pasien (kejang-kejang
dan tidak sadarkan diri)
Dokter (memeriksa pasien dengan
stetoskop dan nadi pasien) “suster pasang spatel pada pasien sekarang, yang
lainnya tolong siapkan peralatan EKG dan tolong ambil juga ambubag, kita akan
lakukan tindakan RJP, cepat semuanya.”
Perawat1 “Baik
dokter” (sambil melakukan apa yang telah diperintahkan dokter)
(Dan
dengan cepat melakukan semua perawat dan bidan melakukan tindakan)
Dokter “
Bidan pasangkan EKG pada pasien dan naikan oksigennya menjadi 6liter.
Bidan1 “Baik
dokter”
Instreumen (suasana yang sibuk)
Narrator Sementara dokter beserta bidan dan
perawat sedang melakuakan berbagai tindakan pada pasien, sambil sesekali
perawat melap keringat dokter yang lagi melakukan tindakan. Tindakan pertolongan di lakukan kurang lebih 30 menit.
Anggota keluarga dan pendeta yang sedang menunggu diluar ruangan sangat
mengawatirkan keadaan pasien. Setelah melakukan berbagai tindakan pertolongan
akhirnya tidak ada respon dari pasien dan dokterpun memeriksa mata pasien
Dokter “Tolong berikan saya penlight”
Perawat2 mengambil penlight dan memberikan
kepada dokter.
Narator
Setelah di lakukan berbagai
tindakan oleh dokter dan perawat, ternyata semua itu tidak membantu juga. Ny.
Marsiana tidak dapat tertolong lagi sementara keluarganya masih menunggu berita di luar ICU.
(Instrument
sedih) dan suasana di luar ruangan
ICU.
Keluarga (ada yang menangis dan ada yang
jalan mondar-mandir)
Pendeta “Ny. Marsiana sebenarnya sakit
apa?”
Keluarga “saudari saya itu sebenarnya
mengidap penyakit kanker serviks sudah semenjak 5 tahun lalu. Sudah 2 kali
melakukan operasi dan pengobatan alternative lainnya, bulan kemarin ia baru
menjalani operasi lagi dan mengalami infeksi yang cukup serius pada bekas luka
operasinya.
Pendeta “ohh….yah…(sambil
mengangguk-angguk kepala dan mengajak keluarga untuk berdoa)
Narrator mereka semua menunduk dan berdoa,
setelah mereka selesaai berdoa, saat itu juga dokter dan bidan keluar dari
ruangan.
Keluarga
1 (berjalan menghampiri dokter)
“dokter…..bagaimana keadaan anak kami dok?”
Dokter “ibu tenanglah dulu semuanya
akan lebih baik( dan dengan berat dokterpun harus mengatakan kepada keluarga
pasien bahwa pasien telah tiada), Ibu kami sudah berjuang sebaik mungkin untuk
menolong anak ibu, semuanya sudah kami coba umtuk anak ibu yang terbaiklah
tapi Tuhan berkehendak lain.
Keluarga
1 “maksud dokter apa?” (sambil
menarik-narik tangan dokter)
Dokter
“begini ibu, anak ibu…
Narrator Namun ada seorang keluarga dengan
keras, berteriak mengatakan kepada
dokter sambil menangis dan berteriak dengan keras kepada dokter.
Keluarga 2 “Apa-apan
ini dokter, kamu dokter macam apa, tidak
bisa untuk tolong kakak saya…..Aduh Tuhan e…….
Narrator dan
semua keluargapun menangis tersedu-sedu.
(Instrument
mengharukan…)
Narrator Para bidan dan perawat menghampiri
keluarga pasien menguatkan keluarga pasien dan memeluknya sambil mengucapkan
kata-kata yang bisa menghibur dan memberikan kekuatan pada keluarga. Setelah
itu semuanya berkumpul bersama untuk mendoakan Ny. Marsiana.
Pendeta Saudara/saudari mari kita doakan Ny. Marsiana yang
saat sehingga ia bisa tenang menghadap Tuhan (menundukan kepala)
narrator :
setelah itu para perawat dan bidan membereskan semua alat yang telah di
pakai dan mengembalikan semua ke tempatnya masing masing. Setelah itu Ny.
Marsiana di tutup dan di bawah keluar dari ruangan ICU menuju ruangan mayat.
0 komentar:
Posting Komentar