Paman Doni memasukkan kakinya ke ban mobil. Ia lalu mulai berayun-ayun.
“Cihuuuy…” serunya girang. Andi dan Manis ngeri melihatnya.
“Hati-hati putus, Paman!” seru Andi.
Betul saja… Begitu Paman Doni berayun tinggi, tiba-tiba… TES! Rantai besi ayunan putus. Paman Doni melayang tinggi dan jatuh. GUBRAAAK! “Donnni…” seru Bi Tifa yang lewat. Untunglah Paman Doni tidak apa-apa. Tetapi… “Aduh, An! Bannya tidak bisa lepas!” bannya nyangkut di perut Paman Doni. Untung Bi Tifa dapat ide. Ia buru-buru beli minyak goreng. Minyak dituang ke bagian dalam ban. Ban menjadi licin dan lepas dari perut Paman Doni. “Makanya, kamu jangan aneh-aneh!” omel Bi Tifa. Paman Doni cuma garuk-garuk kepala malu.
Cerpen Karangan: Elsa Puspita Ronald
0 komentar:
Posting Komentar