Hari ini aku begitu bahagia sekali karena hari ini adalah hari ulang tahun mama. Rencananya aku dan kak Jefry akan memberi kejutan pada mama. Biasanya setiap hari minggu kami selalu diajak ke toko buku. Dan kami bebas membeli buku-buku yang kami senangi. Nah pada hari ini kami akan membelikan buku untuk mama dengan memakai uang tabungan kami sendiri.
Setelah semua pekerjaan rumah beres, kami sarapan pagi bersama-sama.
“waah, masakan mama emang paling enaaak sedunia.” Pujiku.
Mama, papa dan kak Jefry langsung tertawa terbahak-bahak mendengar pujian yang terlontar dari mulutku.
“ooo.. kalau begitu habiskan makanannya yaa biar kamu cepet besar.” Kata mama sambil mengekspresikan orang yang kegemukan.
Sekarang giliran aku yang tertawa. “ah.. mama aku kan nggak sebesar itu” kataku pura-pura ngambek.
“hai.. dik, udah siap?” tanya kak Jefry.
“yaa dong..” kataku sambil menepuk tas mungilku.
“oke.. hati-hati ya bawanya.” Katanya mewanti-wanti. Aku mengangguk dengan semangat.
Tak lama kemudian kami sudah berkendara naik mobil. Pagi itu jalanan tidak terlalu ramai. Sesampainya di toko buku, aku dan kak Jefry buru-buru pergi mencari buku yang akan kami hadiahkan pada mama. Sedangkan mama dan papa juga mulai sibuk melihat-lihat buku di bagian yang lain. Kami tidak terlalu lama mencari buku yang kami maksud, karena kami sudah tau di bagian mana buku itu diletakkan para petugas. Setelah ketemu akhirnya kami langsung membawanya ke kasir untuk dibayar.
Sebelum menuju ke kasir tiba-tiba ada seorang remaja yang menubrukku dari belakang sehingga aku terjatuh dan menabrak rak yang ada di depanku. Aku merintih kesakitan, ketika aku menoleh ternyata orang itu sudah berlari di antara kerumunan pengunjung yang semakin padat. Dan baru kusadari ternyata orang itu telah mengambil tasku yang berisi uang tabungan. Aku langsung berteriak lantang.
“tolooong.. toloong.. orang itu mencuri tasku” teriakku.
Sontak suasana di toko itu langsung kisruh karena teriakanku. Buru-buru para petugas keamanan mendatangiku dan menanyaiku tentang ciri-ciri orang yang sudah mengambil tasku. Aku berusaha menjelaskan sebisaku, karena kejadian itu terlalu cepat dan aku masih terkejut dibuatnya. Setelah mendengar penjelasanku, para petugas keamanan langsung berlari dan berusaha menemukan orang yang aku maksud.
Para pengunjung di toko itu memandangiku penuh simpati. Mama dan papa mendatangiku.
“kamu nggak kenapa-kenapa, sayang?” kata mama sambil memelukku.
Aku menangis sesenggukan. “ma.. maafkan aku yaa. Sebenarnya hari ini kami akan memberikan kejutan pada mama, tapi semua uang tabungan kami sudah dicuri oleh orang tadi.” Kataku sambil menangis.
Mama hanya memandangi wajah polosku dengan sayang. Mama memelukku sekali lagi. “makasih sayang kamu dan kak Jefry sudah perhatian sama mama, tapi hanya dengan melihat kalian bahagia itu sudah lebih dari cukup.”
“tapi, ma..”
“sudah, mama tidak apa-apa..” katanya sambil tersenyum.
Tiba-tiba kak Jefry menyerahkan kantong yang berisi uang tabungan kami. Kami semua terkejut dibuatnya. Ternyata sejak kami berada di parkiran kak Jefry sudah curiga kalau ada orang yang akan mengambil tas milik Dena. Hal itu diketahuinya dari gerak-gerik orang itu yang mencurigakan. Di sela-sela memilih buku ternyata kak Jefry sudah mengambil uang itu sebelum keduluan si pencuri. Tanpa disadari si pencuri itu tadi hanya mengambil tas milik Dena tanpa ada uang sepeser pun di dalamnya.
Setelah mendengar penjelasan kakak aku sedikit lega.
“yuk.. kak ke kasir, kita bayar buku ini buat mama.” Ajakku.
“nggak usah sayang, uang itu kalian simpan saja. Hari ini mama sudah mendapat kado terindah, ternyata mama punya anak-anak yang sangat baik budinya dan sayang pada keluarganya.” Mama memeluk kami berdua.
Cerpen Karangan: Ingo
0 komentar:
Posting Komentar