Tema : Persahabatan
Topik : Teman dari
teman
Judul : Kecap yang sama
Penokohan :
1) Herlinawati
Baik, manis, pecicilan dan judes
sedikit.
2) Rizka
Fazrianty
Baik, manis, cantik dan pecicilan.
3) Vivin
Dwi Yudianto
Baik, rese, menyebalkan dan cengeng.
4) Noorfahlevi
Wirdani
Baik, namun jika tak kenal jutek banget,
dan cantik.
5) Evi
Afiyanti
Baik, pendiam, riweh dan cantik.
Sinar
matahari mulai menyelinap masuk kedalam sela-sela jendela kamar yang berhadapan
presis didepan arah matahari mulai terbit, akupun mulai terbangun dan
meninggalkan mimpi yang cukup indah menemani tidur lelap malam itu.
Nama
ku Herlinawati seperti biasa banyak orang memanggil aku dengan sebutan Linong
entah lah mengapa bisa seperti itu, bergegas aku untuk menuju kampus melakukan aktivitas
seperti biasanya, aku adalah mahasiswi disalah satu perguruan tinggi di Bogor yang terkenal dengan nama Universitas Pakuan
itu. Disini aku masih berada di smester genap yaitu semester dua di jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Namun entah mengapa baru saja
ditengah-tengah perjalanan aku merasa bahwa hari ini lebih indah dari hari
biasanya seakan-akan angin memeberi tahu tentang apa yang akan terjadi hari ini
namun ku rasa semua berjalan seolah-olah sedang memainkan peran yang selalu
memegang scenario itu.
Akhirnya
mata kuliah Keterampilan Berbicara telah selesai, dan kami pun meninggalkan
ruangan itu langkah kaki mulai berjalan menuju tangga namun terdengar suara
yang memang cukup lantang terlihat dengan kasat mata suara itu terdengar dari
ruangan 3.1 “Deeeee, dee pulang bareng tidak?” ucap ka Ipin yakni kaka konyol
yang sudah kuanggap sebagai kaka kandungku sendiri yang baik, rese namun
cengeng itu.
“Ah
engga ah ka, aku naik Trans Pakuan saja, kalo lewat sana jauh lagi.” jawab ku
“Ya
sudah kalau begitu” jawab ka ipin kembali
“Hay
de, abis mata kuliah apa? dosennya siapa?” tanya perempuan itu yakni ka
noorfahlevi
“Hay
juga ka, mata kuliah Keterampilan Berbicara, dosenya Bu Cucu ka.”jawab ku
kepada ka noprfahlevi
“Oh
gitu, yasudah hati-hati ya kembaran Kecap.” jawak ka noorfahlevi itu.
“Ah
males setiap ketemu kalian mah dipanggil Kecap aja, yasudah aku duluan ya ka?
jawabku kepada ka noorfahlevi dan ka ipin
“nanti
kita kenalin sama kecap, nanti kamu tau sendri kenapa kita manggil kamu kecap
ya ga pin?” jawab kembali ka norfahlevi dan ka ipin, dan aku berkata dengan
muka agak sedikit marah
”ya
semerdeka kaka aja lah” lalu aku meninggalkan mereka berdua dan berjalan bersama
teman-teman untuk pulang, di perjalanan menuju akan pulang aku berfikir siapa
si Kecap Kecap itu, ko mereka menyamakan aku dengan dia, padahal aku tidak sama
sekali suka kalau ada yang bilang mirip lah apa lah aku tidak suka itu.
Selanjutnya
langkah kaki berjalan dengan teman-teman menuju pangakalan angkutan umum yang
berada di gerbang satu itu dengan warna angkutan umum hijau dan bertuliskan
angka 06 didepan serta belakang angkutan umum itu. Setelah menunggu beberapa
menit akhirnya angkutan umum itu terisi penuh dan tidak lama dari itu angkutan
umum berjalan dengan semestinya.
Setelah
beberapa saat duduk diangkutan umum lalu aku mengataakan “Kirii, lina duluannya
teman-teman.” seperti biasa sebelum turun mengucapkan itu kepada teman-teman
yang seangkutan umum dengan ku, aku turun tepatnya di Tugu Kujang. Sembari
menunggu rambu-rambu lalulintas itu berwana hijau dan akhirnya berwarna hijau
juga untuk, lalu aku berlari untuk menyebrang dan melangkahkan kaki menuju
terminal bus Trans Pakuan yang setiap hari aku menaiki angkutan PDJT yakni
(Perusahaan Daerah Jasa Transportasi). Sesamapinya aku diterminal langkah kaki
semakin bersemangat untuk pulang menemui rumah dan istana kecilku itu.
“Mbaaa
1 ya Belanova, busnya yang mana ya mbaaa?” Tanyaku
“Ini
kembaliannya, dipintu 2” jawab mbaa itu “Ia terima kasih” jawabku dan langsung
bergegas menuju bus dipintu 2 itu dan muali mencari tempat duduk yang nyaman.
Akhirnya
aku sampai di belanova, kulihat dengan kasat mata ternyata Bapak sudah menunggu
aku sejak tadi, langsung ku temui bapak dan bersalaman setelah itu berjalan
menuju rumah. Sesampainya dirumah langsung aku menemui Ibu dan Adik ku
bersalaman terlebih dahulu dan langsung menuju istana kecilku itu. Melihat
temapat tidur yang memang ukuranya kecil namun sangat nyaman untukku, menatap
langit-langit kamar yang setia hari kutatap saat tubuh ini berbaring diatas
tempat tidur, entah mengapa saat tubuh ini berada ditempat tidur rasa
ngantukpun melanda diri ini.
Tak
terasa waktu sudah mulai pagi, terdengar adzan subuh yang merdu, terlihat mesin
waktu menunjukan waktunya salat subuh. Gegas melakukan aktivitas seperti biasa,
melangkahan kaki menuju hal yang seharusnya dilakukan oleh diri ini.
Dan
pagi ini aku diantar oleh Bapak samapi Belanova untuk pergi ke kampus, akhirnya
tidak ketinggalan bus yang akan pergi itu. Seperti biasa pagi ini aku duduk di
depan tujuannya ya agar turun lebih cepat saja hanya butuh waktu 10 menit
kurang suadah sampai keluar tol dan aku berkata “Pak Tanah Baru ya” dan pak
supirpun memberhentikan bus yang kutumpangi dipinggir pas keluar tol walaupun
dipinggir jalan itu ada rambu lalu lintas bertulisakan huruf S namun pada
kenyataannya rambu lalu lintas itu tidak berarti apa-apa bagi sebagian orang
termasuk saya mungkin.
Sesampainya
dikampus aku melakukan kegitaan seperti hal bisanya seorang mahasiswa lakukan
dikampus. Setelah melakukan kegiatan yang merumitkan itu akhirnya aku pulang
namun disamping itu aku menunggu ka Ipin keluar kelas, karna aku dan ka Ipin
sudah menjanjikan untuk pulang bersama hari ini. Setelah menunggu cukup lama
akhirnya ka Ipin dan teman-teman nya keluar, kulihat dari ujung san aka
Noorfahlevi menarik narik tangan ku dengan pasaka dan membawa masuk kedalam
kelas dan apa yang terjadi. “wooy teman-teman ini yang gua bilang mirip si
kecap, gimana menurut kalian?” Pertanyaan ka Evi kepada teman-teman kelasnya
“emang kecap kecap teh yang mana si ka? ko dibilang mirip aku?” jawanku.
Disaat
itu pula ka ipin menarik ka kecap untuk berdiri didepan kelas bersandingan
dengan aku,tepat saat itu pula aku melirik orang yang bernama kecap dengan nama
asli Rizka Fazrianty lalu saat itu aku berfikir ya tuhaan dalam hati aku.
“Kecaap
lo mirip bgt sama dia?” tanya seseorang yang terlihat dari pojok sana katanya
sih namanya Ka Unik, disamping itu ka Kecap langsung memeluk dan berkenalan
dengan ku, alhasil semua orang yang ada dikelas itu tertawa dan berkata ”kaliaan
memang mirip dan tingka kalian hampir sama”ntah apa yang ada dipikiranku saat
itu, memang sih kata sebagian orang aku mirip dengannya namun pada dasarnya
banyak kesamaan yang ada pada diriku dan dirinya.
Setelah
kejadian itu semua kelas 4C memanggil aku dengan sebutan adiknya sikecap,
terutama kakecap sendiri, namun entah mengapa setelah kejadian itu selalu
bertemu dan bercengkrama dengan mereka-mereka yang memanggilku adiknya sikecap.
Hampir
cukup lama aku dijuluki sebagai adiknya ka Kecap mulai dari aku semester dua
hingga sekarang aku smester tiga masih saja tetap dijuluki sebagai adiknya
kecap, dan tetap selalu hangat saat bersama ka kecap dan segerombolan yang
memanggil aku dengan sebutan adiknya sikecap, pada awalnya aku tidak sama
sekali suka bahwa ada orang yang menyebutkan bahwa aku mirip dengan siapapun.
Namun
kini tidak begitu karena padasarnya Allah telah menciptakan 7 manusia yang
hampir mirip dibumi ini mungkin ka Kecap adalah salah satu dari ketujuh orang
yang diciptakan oleh Allah SWT maka dari itu aku kini tidak terganggu sedikitpun dengan adanya sebutan-sebutan baru untuk
diriku ini yakni adiknya sikecap.
0 komentar:
Posting Komentar