Translate

cerpen kecap yang sama

Written By iqbal_editing on Selasa, 25 Juli 2017 | 08.18

Tema : Persahabatan
Topik : Teman dari teman
Judul : Kecap yang sama
Penokohan :
1)     Herlinawati
Baik, manis, pecicilan dan judes sedikit.
2)     Rizka Fazrianty
Baik, manis, cantik dan pecicilan.
3)     Vivin Dwi Yudianto
Baik, rese, menyebalkan dan cengeng.
4)     Noorfahlevi Wirdani
Baik, namun jika tak kenal jutek banget, dan cantik.
5)     Evi Afiyanti
Baik, pendiam, riweh dan cantik.
Sinar matahari mulai menyelinap masuk kedalam sela-sela jendela kamar yang berhadapan presis didepan arah matahari mulai terbit, akupun mulai terbangun dan meninggalkan mimpi yang cukup indah menemani tidur lelap malam itu.
Nama ku Herlinawati seperti biasa banyak orang memanggil aku dengan sebutan Linong entah lah mengapa bisa seperti itu, bergegas  aku untuk menuju kampus melakukan aktivitas seperti biasanya, aku adalah mahasiswi disalah satu perguruan tinggi di Bogor  yang terkenal dengan nama Universitas Pakuan itu. Disini aku masih berada di smester genap yaitu semester dua di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Namun entah mengapa baru saja ditengah-tengah perjalanan aku merasa bahwa hari ini lebih indah dari hari biasanya seakan-akan angin memeberi tahu tentang apa yang akan terjadi hari ini namun ku rasa semua berjalan seolah-olah sedang memainkan peran yang selalu memegang scenario itu.
Akhirnya mata kuliah Keterampilan Berbicara telah selesai, dan kami pun meninggalkan ruangan itu langkah kaki mulai berjalan menuju tangga namun terdengar suara yang memang cukup lantang terlihat dengan kasat mata suara itu terdengar dari ruangan 3.1 “Deeeee, dee pulang bareng tidak?” ucap ka Ipin yakni kaka konyol yang sudah kuanggap sebagai kaka kandungku sendiri yang baik, rese namun cengeng itu.
“Ah engga ah ka, aku naik Trans Pakuan saja, kalo lewat sana jauh lagi.” jawab ku
“Ya sudah kalau begitu” jawab ka ipin kembali
“Hay de, abis mata kuliah apa? dosennya siapa?” tanya perempuan itu yakni ka noorfahlevi
“Hay juga ka, mata kuliah Keterampilan Berbicara, dosenya Bu Cucu ka.”jawab ku kepada ka noprfahlevi
“Oh gitu, yasudah hati-hati ya kembaran Kecap.” jawak ka noorfahlevi itu.
“Ah males setiap ketemu kalian mah dipanggil Kecap aja, yasudah aku duluan ya ka? jawabku kepada ka noorfahlevi dan ka ipin
“nanti kita kenalin sama kecap, nanti kamu tau sendri kenapa kita manggil kamu kecap ya ga pin?” jawab kembali ka norfahlevi dan ka ipin, dan aku berkata dengan muka agak sedikit marah
”ya semerdeka kaka aja lah” lalu aku meninggalkan mereka berdua dan berjalan bersama teman-teman untuk pulang, di perjalanan menuju akan pulang aku berfikir siapa si Kecap Kecap itu, ko mereka menyamakan aku dengan dia, padahal aku tidak sama sekali suka kalau ada yang bilang mirip lah apa lah aku tidak suka itu.
Selanjutnya langkah kaki berjalan dengan teman-teman menuju pangakalan angkutan umum yang berada di gerbang satu itu dengan warna angkutan umum hijau dan bertuliskan angka 06 didepan serta belakang angkutan umum itu. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya angkutan umum itu terisi penuh dan tidak lama dari itu angkutan umum berjalan dengan semestinya.
Setelah beberapa saat duduk diangkutan umum lalu aku mengataakan “Kirii, lina duluannya teman-teman.” seperti biasa sebelum turun mengucapkan itu kepada teman-teman yang seangkutan umum dengan ku, aku turun tepatnya di Tugu Kujang. Sembari menunggu rambu-rambu lalulintas itu berwana hijau dan akhirnya berwarna hijau juga untuk, lalu aku berlari untuk menyebrang dan melangkahkan kaki menuju terminal bus Trans Pakuan yang setiap hari aku menaiki angkutan PDJT yakni (Perusahaan Daerah Jasa Transportasi). Sesamapinya aku diterminal langkah kaki semakin bersemangat untuk pulang menemui rumah dan istana kecilku itu.
“Mbaaa 1 ya Belanova, busnya yang mana ya mbaaa?” Tanyaku
“Ini kembaliannya, dipintu 2” jawab mbaa itu “Ia terima kasih” jawabku dan langsung bergegas menuju bus dipintu 2 itu dan muali mencari tempat duduk yang nyaman.
Akhirnya aku sampai di belanova, kulihat dengan kasat mata ternyata Bapak sudah menunggu aku sejak tadi, langsung ku temui bapak dan bersalaman setelah itu berjalan menuju rumah. Sesampainya dirumah langsung aku menemui Ibu dan Adik ku bersalaman terlebih dahulu dan langsung menuju istana kecilku itu. Melihat temapat tidur yang memang ukuranya kecil namun sangat nyaman untukku, menatap langit-langit kamar yang setia hari kutatap saat tubuh ini berbaring diatas tempat tidur, entah mengapa saat tubuh ini berada ditempat tidur rasa ngantukpun melanda diri ini.
Tak terasa waktu sudah mulai pagi, terdengar adzan subuh yang merdu, terlihat mesin waktu menunjukan waktunya salat subuh. Gegas melakukan aktivitas seperti biasa, melangkahan kaki menuju hal yang seharusnya dilakukan oleh diri ini.
Dan pagi ini aku diantar oleh Bapak samapi Belanova untuk pergi ke kampus, akhirnya tidak ketinggalan bus yang akan pergi itu. Seperti biasa pagi ini aku duduk di depan tujuannya ya agar turun lebih cepat saja hanya butuh waktu 10 menit kurang suadah sampai keluar tol dan aku berkata “Pak Tanah Baru ya” dan pak supirpun memberhentikan bus yang kutumpangi dipinggir pas keluar tol walaupun dipinggir jalan itu ada rambu lalu lintas bertulisakan huruf S namun pada kenyataannya rambu lalu lintas itu tidak berarti apa-apa bagi sebagian orang termasuk saya mungkin.
Sesampainya dikampus aku melakukan kegitaan seperti hal bisanya seorang mahasiswa lakukan dikampus. Setelah melakukan kegiatan yang merumitkan itu akhirnya aku pulang namun disamping itu aku menunggu ka Ipin keluar kelas, karna aku dan ka Ipin sudah menjanjikan untuk pulang bersama hari ini. Setelah menunggu cukup lama akhirnya ka Ipin dan teman-teman nya keluar, kulihat dari ujung san aka Noorfahlevi menarik narik tangan ku dengan pasaka dan membawa masuk kedalam kelas dan apa yang terjadi. “wooy teman-teman ini yang gua bilang mirip si kecap, gimana menurut kalian?” Pertanyaan ka Evi kepada teman-teman kelasnya “emang kecap kecap teh yang mana si ka? ko dibilang mirip aku?” jawanku.
Disaat itu pula ka ipin menarik ka kecap untuk berdiri didepan kelas bersandingan dengan aku,tepat saat itu pula aku melirik orang yang bernama kecap dengan nama asli Rizka Fazrianty lalu saat itu aku berfikir ya tuhaan dalam hati aku.
“Kecaap lo mirip bgt sama dia?” tanya seseorang yang terlihat dari pojok sana katanya sih namanya Ka Unik, disamping itu ka Kecap langsung memeluk dan berkenalan dengan ku, alhasil semua orang yang ada dikelas itu tertawa dan berkata ”kaliaan memang mirip dan tingka kalian hampir sama”ntah apa yang ada dipikiranku saat itu, memang sih kata sebagian orang aku mirip dengannya namun pada dasarnya banyak kesamaan yang ada pada diriku dan dirinya.
Setelah kejadian itu semua kelas 4C memanggil aku dengan sebutan adiknya sikecap, terutama kakecap sendiri, namun entah mengapa setelah kejadian itu selalu bertemu dan bercengkrama dengan mereka-mereka yang memanggilku adiknya sikecap.
Hampir cukup lama aku dijuluki sebagai adiknya ka Kecap mulai dari aku semester dua hingga sekarang aku smester tiga masih saja tetap dijuluki sebagai adiknya kecap, dan tetap selalu hangat saat bersama ka kecap dan segerombolan yang memanggil aku dengan sebutan adiknya sikecap, pada awalnya aku tidak sama sekali suka bahwa ada orang yang menyebutkan bahwa aku mirip dengan siapapun.
Namun kini tidak begitu karena padasarnya Allah telah menciptakan 7 manusia yang hampir mirip dibumi ini mungkin ka Kecap adalah salah satu dari ketujuh orang yang diciptakan oleh Allah SWT maka dari itu aku kini tidak terganggu sedikitpun  dengan adanya sebutan-sebutan baru untuk diriku ini yakni adiknya sikecap.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik