Translate

cerpen sepeda dan pengalaman

Written By iqbal_editing on Sabtu, 06 Mei 2017 | 22.37

Lelah rasanya pagi ini. Biasanya aku bangun agak siang, untuk kali ini dan mungkin untuk seterusnya harus bangun lebih pagi. Setelah itu aku harus mandi dan berperang dengan dinginnya hawa pagi. Cepat-cepat ganti baju lalu sarapan. Setelah sarapan, aku pun dipanggil oleh temanku, pertanda akan dimulainya perjalanan 4,5 kilometer. Ya, benar, itulah jarak yang harus kutempuh agar aku sampai di sekolah, dan itu harus aku tempuh dengan sepeda.
Sebut saja temanku tadi Syahrul dan Wawan. Mereka merupakan teman SD dan teman SMPku. Walaupun di SMP, kami sudah berbeda kelas. Tetapi rasanya kebersaman tetap ada saat bersepeda seperti ini.
Perjalanan pun dimulai, biasanya, kami bertiga memperbincangkan sesuatu sepanjang perjalanan, tetapi diusahakan agar tetap fokus dalam berkendara dan taat berlalu lintas.
Dalam perjalanan, suka duka mesti aku temui. Di dalam hatiku, tersirat rasa bangga, karena aku bersepeda, sehingga dapat mengurangi polusi, sekaligus menunjukkan bahwa aku bisa berolahraga, karena, di kelas, aku dikenal sebagai anak yang pemalas dan tidak bisa berolahraga. Tetapi, tersirat juga di hatiku, perasaan minder melihat teman-temanku naik motor. Iya, masih SMP sudah naik motor. Mungkin bagi kita semua, khususnya yang sangat mengerti keamanan berkendara, mengganggap ini suatu pelanggaran total. Tetapi, peraturan dapat dikalahkan oleh realita yang sudah terjadi. Mungkin teman-temanku itu mengikuti tren masa kini. Apalagi yang laki-laki, akan merasa minder kalau belum naik motor. Hal itu pun ditunjang lagi dengan fenomena zaman sekarang, kecil-kecil sudah pacaran.
Aku pun terkadang merasa dikucilkan, karena naik sepeda merupakan hal terhina yang pernah diketemukan oleh teman-temanku yang memiliki motor dan kesombongan yang tinggi. Rasa sedih di dalam hatiku terkadang bertambah saat cuaca juga mengacaukannya.
Saat pulang, aku harus melewati persawahan yang lumayan luas. Kalau cuaca cerah, resiko yang aku dan temanku terima ialah kepanasan. Kalau cuaca hujan, resiko yang kami terima ialah kehujanan, dan mungkin bisa bertambah jika terjadi petir.
Itulah sedikit penggalan kisah pilu, yang terus mengikuti diriku saat sekolah. Mudah-mudahan, kalian semua, tidak akan mengalami hal tersebut.
Cerpen Karangan: Wildan Hasibuan Amriansyah

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik