Resensi Novel Harry Potter and The Chamber of Secrets
Judul buku Judul buku :
Harry Potter and The Chamber of Secrets (Harry Potter dan Kamar Rahasia)
Penulis
: J.K Rowling
Penerbit
: P.T Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit
: 2007
Tebal
: 424 halaman
Harga
: Rp 90.000,00
Siapa yang
tidak pernah mengenal J.K Rowling (Joanne Kathleen Rowling)? Ya, benar. Beliau
adalah seorang penulis novel berseri Harry Potter. Sejak kecil, beliau sudah
bercita-cita ingin menjadi seorang penulis. Ia pertama kali menulis buku, pada
saat beliau berusia 6 tahun. Ide cerita Harry Potter muncul dibenaknya waktu
itu oada tahun 1990, saat itu beliau melakukan perjalan dengan menggunakan
kereta api dari Manchester menuju ke London. Sesosok Penyihir kecil yang
berbadan kurus, berambut hitam, dan memakai kacamata, tergambar oleh J.K
Rowling waktu itu. Awalnya novel Harry Potter and The Socerer’s Stone (novel
Harry Potter seri pertama) ditolak, akan tetapi dia tidak menyerah dan akhirnya
diterima oleh penerbit yang bersedia menerbitkannya.
Pada novel
seri kedua ini, Harry Potter terjebak melewati liburan musim panas bersama keluarga
Dursley yang menyebalkan. Akan tetapi, tiba-tiba muncul makhluk aneh bin ajaib
bernama Dobby (kali pertama tokoh Dobby muncul). Dobby adalah salah satu peri
rumah rumah yang menghamba pada suatu tuan rumah, tapi hanya rumah-rumah besar,
kastil dan orang-orang kaya.
Dobby
melarang Harry Potter untuk kembali ke Hogwarts. Dia beralasan bahwa akan ada
malapetaka yang mengancam keselamata Harry Potter di Hogwarts. Namun, himbauan
Dobby tidak dihiraukan ole Harry. Harry pun tetap kembali ke sekolah sihir
Hogwarts itu.
Tanpa diduga
oleh Harry, muncul beberapa keanehan-keanehan sebelum malapetaka itu
benar-benar terjadi. Gerbang peron 9 3/4 tidak bisa dilewatinya. Harry pun
terpaksa pergi ke Hogwarts mengendarai mobil terbang bersama Ronald Weasley
(sahabatnya).
Keanehan
demi keanehan yang lain pun terjadi, sampai pada akhirnya malapetaka itu benar
benar terjadi. Ada seseorang yang mengubah siswa-siswi di Hogwarts menjadi
batu. Dari kejadian pertama yang terjadi, terungkaplah bahwa sang keturunan
Salazar Slytherin (salah satu pendiri Hogwarts. Pendiri di Hogwarts ada 4, dan
nama pendirinya itu sesuai dengan nama para pendiri Hogwarts, diantaranya:
Godric Gryffindor; Helga Hufflepuff; Rowena Ravenclaw; dan Salazar Slytherin)
telah kembali ke Hogwarts. Dia telah kembali dan membuka pintu Kamar Rahasia
yang keberadaannya tidak diketahui oleh siapa pun. Siapakah dia?
Harry dan
kawan-kawannya curiga, bahwa pelaku perbuatan itu adalah Draco Malfoy (Penyihir
dari asrama Slytherin). Bagaimana tidak? Draco Malfoy menganggap dirinya
sendiri sebagai orang yang paling pantas belajar sihir, lantaran dia berdarah
murni. Meskipun demikian, kecurigaan tentang siapa pelakunya juga mengarah ke
Harry sendiri karena diketahui bahwa Harry adalah seorang Parselmouth
(Parselmouth adalah seseoarang yang bisa berbahasa dengan menggunakan bahasa
ular).
Setelah
melakukan pencarian informasi, dengan bantuan hantu wanita, Myrtle Merana,
Harry Potter menemukan letak Kamar Rahasia yang tak lain berada di toilet
tempat Myrtle Merana sering berada. Di dalam Kamar Rahasia itu, Harry menemukan
sesosok monster, monster itu berwujud ular yang sangat besar, ular itu bernama
Bacilis. Selain Bacilis, Harry juga bertemu dengan jelmaan Lord Voldemort yang
hadir bersama horcruxnya, yakni Bacilis tadi. (Horcrux adalah suatu wadah di mana seorang Penyihir Hitam
menyembunyikan bagian dari jiwanya untuk tujuan mencapai keabadian).
Di tempat itu (Kamar Rahasia), terjadi pertempuran antara Harry dan
Bacilis. Dengan bantuan pedang Godric Gryffindor, Harry dapat mengalahkan
Bacilis itu. Harry yang sempat terluka karena gigitan Bacilis yang beracun itu,
dapat diselamatkan oleh tetesan air mata dari burung Phoenix (burung yang
membawakan pedang Godric Griffindor untuk Harry Potter). Sedangkan jelmaan Lord
Voldemort (Tom Marvolo Riddle), hancur bersama horcruxnya (Bacilis tadi). Harry
Potter selamat, siswa-siswi Hogwarts yang tadi menjadi batu kini kembali
seperti sedia kala dengan bantuan ramuan mandrake (tanaman yang digunakan untuk
menyembuhkan status kutukan sihir dan dapat menyembuhkan kembali seperti sedia
kala). Mereka (Harry dan seluruh siswa-siswi Hogwarts) dapat kembali bersekolah
tanpa dihantui rasa takut akan kamar Rahasia itu.
Bahasa yang digunakan novel ini sangat mudah dimengerti dan dipahami. Takaran
imajinasi yang dituangkan sangat tinggi. Nilai persahabatan yang cukup solid
membuat petualangan menjadi seru dan sangat mendebarkan. Hanya saja pada novel
ini, banyak tokoh yang mungkin tidak bisa dipahami apabila tidak membacaseri
pertamanya, dan sampul yang digunakan pun kurang menarik.
Novel ini pantas dibaca oleh siapa saja. Kisah-kisah di dalamnya dapat
melatih daya imajinasi kita dan mampu membawa kita ke dunia sihir khayalan yang
penuh dengan keajaiban-keajaiban. Selain itu, terdapat berbagai pesan di
dalamnya yang penuh dengan nilai-nilai persahabatan, keberanian, dan perjuangan
tanpa mengenal putus asa.
0 komentar:
Posting Komentar