Translate

cerpen ratapan anak kos

Written By iqbal_editing on Sabtu, 18 Februari 2017 | 03.08

“Riris, jangan lupa membawa ini agar kau tak kedinginan diperjalanan.”

Teriak seorang ibu kepada anaknya sambil menyodorkan jaket.
Pagi-pagi sekali Riris bersiap-siap untuk pergi. Ya, Riris akan pergi ke sebuah tempat yang sudah lama menjadi impiannya untuk menuntut ilmu. Jogjakarta, menjadi tempat tujuan Riris. Sebuah kota yang masih asri dengan budaya yang masih lestari dan ngangeni. itulah sebab mengapa seorang gadis asal sumatera menjadikan kota pelajar ini sebagai sandaran untuk mendapatkan ilmu.
“Ibu,Bapak aku berangkat dulu ya.”
Ujar Riris meminta izin kepada orang tuanya.
“Baiklah, hati-hati Nak.”
Perjalanan yang ditempuh Riris tidaklah dekat, selama dua hari ia harus merasakan hidup didalam bus yang pengap dan sangat membosankan. Tetapi inilah yang harus Riris hadapi demi cita-citanya yang sudah lama ia pendam.
Beberapa hari kemudian, Riris telah sampai di kota impiannya.
“Wah, asyik aku sudah sampai Jogja…aku mau telpon bapak”
ujar Riris dalam hati
Tiba-tiba saja ada seorang laki-laki bertubuh besar berdiri di samping Riris kemudian HP yang ada di genggaman Riris dijambret.
“Toloooong….toloong…”
Teriak Riris meminta tolong.
Untung saja ada segerombolan bapak-bapak yang membantu Riris mengejar penjambret itu.
Tapi sayang, mereka tak dapat mengejar penjambret itu karena ia sudah pergi mengendarai sepeda motor.
“Hiks hiks apes banget aku, bagaimana ini..”
Riris menangis
“Dek, nggak usah nangis nanti Mas bantu lapor polisi.”
Terdengar suara lembut dari seorang laki-laki yang tidak dikenal.
Langsung saja Riris kaget dan menatap wajah laki-laki itu. Ternyata dia seorang penjual Koran yang sedang menjual dagangannya.
“Emm iya Mas makasih, Mas ini siapa?
“Kenalkan nama saya Ridwan, saya penjual Koran disini. Mbak pendatang baru ya, lain kali  hati-hati”
Ujar laki-laki itu mencoba menasehati.
“Mbak dari mana asalnya?”
 “Saya dari Sumatera Mas, saya disini mau kuliah tapi saya nggak tau mau tinggal dimana”
 “Oh gitu, saya punya tetangga yang punya kos-kosan. Apa Mbak mau?”
 “Baiklah Mas, kalau gitu tolong antarkan saya ke tempat kos-kosan itu”. Riris menyetujuinya.
Sekitar 10 menit Riris berjalan menyusuri kota jogja. Akhirnya sampai juga ke tempat tujuan.
“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam, eh Ridwan ono opo? Tumben dolan mrene”
Tanya seorang Ibu yang keluar dari dalam rumah.
“Iki bu, ada cewek mau ngekos disini, dia dari Sumatera mau kuliah disini”
 “Oh ngono, mari Mbak sini masuk dilihat-lihat dulu kamarnya mau yang diatas apa yang dibawah?”
Tanya Ibu kos.
“Saya pengen dibawah aja Bu”
 “Ini kuncinya”
Ujar Ibu sambil memberikan kunci.
Kamar kos yang ditempati Riris sempit, tidak seperti dirumah. Dia mulai kangen dengan orang tuanya dan ingin pulang. Tetapi bagi Riris, inilah kehidupan yang harus ia jalani, tak boleh mengeluh apalagi mundur. Tekadnya untuk meraih cita-cita sudah sangat bulat.
Riris merasa kesepian, ia mencoba beradaptasi dengan suasana sepi sendiri tanpa ada yang menemani. Itulah nasib anak kos yang kini sedang dirasakan oleh Riris.
Tiba-tiba saja ada seorang yang menghampiri Riris
“Hey, kamu anak baru ya ?”
“Iyah, kamu siapa?”
Tanya Riris.
“Kenalkan aku Siska anak kos disini”
Jawab seseorang itu.
Mereka tampak mulai akrab setelah cukup lama berbincang-bincang.
Datanglah anak kos yang lain yang berhasil mengusir rasa kesepian Riris. Riris sudah mulai nyaman untuk tinggal disini.
Hari demi hari Riris lewati dengan penuh semangat untuk kuliah dan bertanggung jawab mengerjakan tugasnya.
Ketika rindu pada orang tua mulai melanda, Riris tak mampu berbuat apa-apa, ia hanya bisa menatap foto orang tuanya. Ingin rasanya ia ,menelpon orang tuanya tapi apa daya HP satu-satunya telah hilang dicuri orang. Ia berjanji akan membuat orang tuanya bahagia dengan prestasinya.
“Pak, Bu, Riris janji suatu hari nanti Riris akan menjadi sarjana dengan nilai cumloud dan berusaha menyenangkan Ibu dan Bapak. Kelak Riris pasti akan sukses dan membelikan Ibu Bapak rumah”
Ujar Riris dalam hati sambil menahan air matanya yang hampir jatuh membasahi pipi. Riris ingin sekali membelikan rumah orang tuanya karena rumah yang ia tempati bersama keluarganya adalah rumah kontrakan.
Keesokan harinya, Riris berjalan menuju kampus untuk kuliah. Tiba-tiba saja sebuah sepeda motor menabrak Riris saat ia menyebrang.
“Gubraaaakk…….”
Langsung saja jalanan menjadi ramai banyak orang mengerumuni Riris yang jatuh tergeletak tak berdaya. Riris segera dibawa ke rumah sakit oleh seseorang dari mereka menggunakan ambulance.
Dokter berusaha menyelamatkan nyawa Riris. Akhirnya Riris tertolong.
Ia mulai sadar.
“Aku dimana?”
 “Kamu sedang di rumah sakit”
Jawab dokter yang menangani Riris
“Hah, rumah sakit? Memangnya aku kenapa?”
 “Kamu tadi mengalami kecelakaan, kamu ditabrak motor”
Dokter menjelaskan.
Setelah ditangani oleh dokter akhirnya Riris diperbolehkan untuk pulang. Dia diantar oleh seorang yang tadi membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah kos, riris beristirahat dan menenangkan diri. Namun, ia masih kepikiran dengan kuliahnya apalagi masih banyak tugas yang belum ia selesaikan.
“Aduh… bagaimana ini tugasku masih banyak, aku capek aku lelah”
Riris mengeluh.
Riris merasa lelah dengan apa yang ia alami saat ini. Sejak pertama merantau saja sudah kehilangan HP, setelah itu dia tertabrak motor. Belum lagi tugas yang menumpuk. Hampir saja Riris putus asa. Ia menatap foto kedua orang tuanya. Mereka lah yang membuat Riris semangat.
“Assalamualaikum”
Ada seseorang yang mengucapkan salam.
Riris lalu membukakan pintu. Ternyata Ridwan datang.
“Riris, aku dengar kamu kecelakaan?”
Tanya Ridwan.
“Iya Mas, aku ditabrak motor”
Jawab Riris.
“Tapi kamu nggak papa kan?”
 “Iyah nggak papa kok”
 “syukurlah, ini aku bawakan makanan buat kamu semoga kamu suka”
Ujar Ridwan sambil memberikan makanan untuk Riris.
Hari itu keakraban antara Ridwan dan Riris mulai terjalin. Hubungan mereka semakin erat. Seringkali Ridwan menemui Riris di kos dan terkadang ia membantu Riris disaat kesulitan. Bahkan ridwan rela berpanas-panasan menjual Koran mengumpulkan rupiah demi membelikan Riris sebuah HP agar dapat berkomunikasi dengan orang tuanya di Sumatera. Ridwan sangat mencintai Riris, dia mau melakukan apapun demi orang yang ia cintai. Dia berharap Riris juga mencintainya.
Suatu hari uang Ridwan telah terkumpul dan siap untuk membelikan HP Riris. Hanya HP murahan yang dapat Ridwan beli. Tetapi Ridwan yakin usahanya untuk menyenangkan Riris tidak sia-sia. Datanglah Ridwan ke tempat Riris.
“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam”
Riris membukakan pintu.
“Riris, aku ingin memberikan sesuatu untukmu”
 “Apa itu?”
Tanya Riris.
“ini”
Ujar Ridwan sambil memberikan sebuah kado.
“Wah apa ini, aku buka ya?”
Riris penasaran.
Setelah membuka hadiahnya, ternyata isinya HP. Riris merasa senang. Dia merasa diberikan perhatian lebih oleh Ridwan. Ridwan berhasil meluluhkan hati Riris. Sampai akhirnya mereka menjalin hubungan. Tetapi hubungan mereka tak mendapat restu dari orang tua Riris, mereka tidak setuju karena Ridwan hanya penjual koran.
Tetapi mereka tak mau menyerah, mereka berusaha untuk mendapat restu dari orang tua Riris. Ridwan berusaha bekerja keras banting tulang untuk mendapatkan uang yang banyak agar orang tua Riris percaya bahwa Ridwan benar-benar mencintai Riris. Begitu juga dengan Riris, dia berusaha meyakinkan kedua orang tuanya bahwa mereka layak untuk hidup bersama.
Tak hanya memperjuangkan cintanya, Riris juga memperjuangkan kuliahnya. Sampai akhirnya dia wisuda. Kedua orang tuanya datang untuk menyaksikan acara itu dalam sebuah gedung. Ridwan datang dan menunggu di luar gedung, ia membawa sekuntum bunga untuk kekasihnya itu.
Ucapan berdatangan dari teman-teman Riris, tak mau kalah Ridwan juga mengucapkan selamat.
“Riris, selamat ya kamu udah wisuda aku seneng kamu bisa sukses kuliahnya”
 “Makasih ya, ini semua juga semangat dari kamu”
 “Ini bunga untukmu”
Ridwan memberikan bunga untuk Riris.
Kebahagiaan Riris begitu lengkap hari itu.
Orang tua Riris melihat keseriusan Ridwan pada Riris, meskipun ia hanya seorang penjual koran tetapi dia mau berusaha membahagiakan Riris.
Akhirnya orang tua Riris menyetujui hubungan mereka dan Riris mencapai cita-citanya menjadi sarjana.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik