Cerpen : Cewek Cantik dan Anak Pembantu
Suatu
hari, Devina sedang tertidur di kamarnya. Tiba-tiba, Kak Dinda datang
memberi tahu Devina bahwa sebentar lagi ada pembantu di rumahnya dan
pembantu tersebut membawa anaknya yang tampan.
“Na bangun Na”, ujar Kak Dinda.
“Ada apa sih?” tanya Devina.
“Ada
kabar bagus. Nanti di rumah ini ada pembantu. Namanya Bi Ani. Dia bawa
anak. Namanya Aryo. Anaknya ganteeeeeng banget”, ujar Kak Dinda.
“Yang bener, Kak. Tau darimana, Kak?” heran Devina.
“Kemaren kakak ikut Mama Papa kenalan sama pembantu baru”, jawab Kak Dinda.
Mendengar kabar tersebut, Devina merasa senang sekali. Apakah tahun ini ia mendapat pasangan hidupnya?
***
Dua hari kemudian pembantu tersebut datang ke rumahnya untuk bekerja.
“Tok…tok…tok”, Bi Ani mengetuk pintu.
“Sebentar, Bi”
Devina
membuka pintu tersebut. Tanpa disengaja, Devina melihat Aryo dengan
tatapan cinta. Aryo pun bingung mengapa Devina melihatnya.
“Non, kok melihat saya begitu banget?” bingung Aryo.
“Oh, ngga apa apa. Namaku Devina. Salam kenal ya”, ucap Devina.
“Saya Aryo. Aryo Wicaksono Afriansyah Putra”, ucap Refan.
Tiba-tiba Kak Dinda menyerobot Devina dari belakang.
“Kenalin. Namaku Dinda. Dinda Shafira Hutami”, labrak Dinda.
“Kak Dinda ngapain sih. Nyempit nyempitin aja”, ujar Devina.
“Silahkan, Bi. Masuk kamar dulu”, ajak Mama.
“Baik, Nyonya”
Setelah itu, Devina dan Kak Dinda menyarankan Aryo agar tidur di kamarnya.
“Yo, kamu tidur di kamar aku aja yah. Mau ngga?” mohon Devina.
“Eits. Aryo tuh maunya tidur di kamar aku tau. Ya kan, Yo?” ucap Kak Dinda.
“Yo, tidur kamar aku aja. Kamu liat dulu aja kamarku. Pasti luas”, rayu Devina.
“Yaudah. Kak Dinda, Aryo mau liat kamar Devina dulu”, izin Aryo.
Aryo memasuki kamar Devina. Tiba-tiba, mata Aryo tertuju pada Devira. Devira bingung mengapa Aryo melihatnya.
“Maaf, kamu siapa ya?” heran Devira.
“Oh, aku Aryo. Aryo Wicaksono Afriansyah Putra. Nama kamu siapa?” tanya Aryo.
“Devira. Ada apa kamu kesini?” tanya Devira.
“Ibuku kerja disini dan aku harus ikut dia”, jawab Aryo.
“Gimana? Kamu tertarik tidur disini, Yo?” tanya Devina.
“Tertarik, Na”, jawab Aryo.
“Yes, alhamdulillah”, ucap Devina.
“Sebentar ya. Aku mau ngomong sama Devira dulu”, izin Aryo.
Aryo
pun masuk ke kamar Devira. Dan ia pun berbincang-bincang dengan Devira.
Tanpa disengaja, Aryo mengeluarkan kata cinta pada Devira.
“Devira, kamar kamu luas banget sih”, iri Aryo.
“Makasih. Emang kamar kamu kenapa?” tanya Devira.
“Kamarku sempit”, jawab Aryo.
“Yo, kamu punya facebook ngga?” tanya Devira sambil bermain facebook.
“Punya. Namanya Aryo Wicaksono”, jawabnya.
“Aku add ya, Yo”, mohon Devira.
“Dev, aku boleh ngomong sesuatu sama kamu?” tanya Aryo.
“Kamu mau ngomong apa?” tanya Devira balik.
“Aku suka sama kamu. Kamu mau ngga jadi pacarku?” tanya Aryo.
“Aku belom punya jawaban”, jawab Devira.
Tanpa sengetahuan mereka, Devina mendengar percakapan mereka dari luar kamar.
“Devira, Aryo. Apa yang kalian bicarakan?” tanya Devina.
“Aku suka Devira”, jawab Aryo.
“Hah?”, heran Devina.
Malam
harinya, Devira dan Aryo bercumbu-cumbu mesra. Itu membuat Devina
merasa cemburu. Devina sangat menyukai Aryo. Tetapi, Aryo menyukai
Devira. Dan Devira tidak menyukai Aryo. Devira menganggap Aryo sebagai
sahabat saja. Devira belum mempunyai jawaban pasti untuk Aryo karena
Devira masih menjadi kekasihnya Refan.
***
Esoknya, Devira akan menyampaikan sesuatu pada Refan.
“Refan”, panggil Devira.
“Apa?”, sahut Refan.
“Fan, aku mau kita putus”, mohon Devira.
“Emangnya kenapa?” tanya Refan.
“Hubungan
kamu sama Thalia erat banget, sedangkan hubungan kamu dengan aku tidak
erat. Aku cemburu sekali”, Devira berbohong pada Refan. Sebenarnya,
Devira sayang pada Aryo. Ia tak mau menyakiti hatinya.
“Oh, Yaudah”, jawab Refan dengan santai.
Di
rumah, Aryo menunggu Devira datang. Ia hanya bisa berdiam diri di ruang
tamu atau di kamar tanpa Devira. Lalu, ia tunggu di teras rumah. Tiga
menit kemudian, Devira dan Devina sampai di rumah.
“Devira, ternyata kamu dah pulang. Aku tuh kangen banget sama kamu”, kata Aryo.
“Aku juga kangen sama kamu, Yo. Sehari ngga ada kamu serasa setahun ngga ketemu kamu”, kata Devira.
Mendengar
perkataan mereka yang menyatakan bahwa mereka sama-sama kangen, Devina
merasa terusik. Dia juga cemburu dengan hubungan mereka yang makin hari
makin erat. Lalu, Devina meninggalkan mereka dengan wajah cemburu dan
penuh balas dendam. Melihat sifat Devina yang mudah cemburu, Devira pun
bingung dan menghampirinya.
“Na, lo kenapa sih kalo liat gue ma Aryo kabur mulu?” bingung Devira.
“Udah, Dev. Ngga usah banyak tanya deh”, marah Devina.
“Na, kok lu berubah banget sih?”
“Ngga
usah pegang-pegang gue. Mulai malam ini sampai seterusnya, lo tidur
sama Aryo. Biar gue disini sama Kak Dinda. Kak Dindaaaaaa”
“Apa?”, sahut Kak Dinda.
“Kak, nanti malem sampe besok besoknya lagi lu tidur ma gue ya. Gue males ditemenin sama mereka ini”, kata Devina.
“Dah. Sabar ya, Dev. Kan ada aku”, rayu Aryo.
Devira sangat terkejut sekali ketika melihat saudaranya berubah drastis. Dan akhirnya Devira tahu bahwa Devina menyukai Aryo.
Setiap kali, Aryo selalu menyabari Devira atas perbuatan Devina dan untuk pertama kali Devira curhat pada Aryo.
“Yo,
aku kaget banget pas Devina ngomong tadi ke aku. Nada ngomongnya jadi
jutek gitu. Padahal dia kan anak yang ceria”, kata Devira.
“Yaudah,
Dev. Kamu sabar aja. Aku disini selalu ngebelain kamu. Aku tau kamu
sekarang lagi dilema. Kalo kamu mau curhat, ke aku aja”, bela Aryo.
“Yo,
tau ngga perasaanku pas aku di jutekin sama Devina? Aku tuh jadi mau
nangis. Air mataku dah keliatan di depan mataku. Seumur hidup aku ngga
pernah dijahatin sama Devina. Tapi sekarang dia malah begitu. Aku sakit
hati, Yo. Liat nih air mataku dah tumpah. Aku baru menumpahkan air mata
ini sekali. Yaitu, pas aku di jahatin sama Devina”, ucap Devira sambil
menangis.
“Aku
tuh sama Devina dah kaya sahabatan, saling mengerti satu sama lain,
selalu kompak. Dan sekarang dia dah ngga kaya gitu lagi. Aku sedih, Yo.
Huhuhuhuhuhu”, lanjutnya.
“Cerita kamu bener-bener nyentuh di hati aku ya”, kata Aryo.
Tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu dari luar. Dan ternyata itu Kak Dinda.
“Ini laptopnya Devira. Loh, kok Devira nangis?” bingung Kak Dinda.
“Iya, Kak. Tadi dia curhat pas Devina jutek sama Devira”, jawab Aryo.
“Oh, Devira. Udah ya jangan nangis. Ntar ngga cantik lagi loh”
Setelah itu, Kak Dinda memberitahu Devina.
“Na, lo minta maaf sono sama Devira. Kasian dia. Nangis bro”, ajak Kak Dinda.
“Ih,
ogah gua mah. Lu mau jadi pengikutnya Devira? Yaudah sekarang lo tidur
sama Devira ma Aryo. Dan jangan pernah deket deket gue lagi. OK?” suruh
Devina.
“It’s OK. Gw sayang sama Devira. Devira kan adek gw”, ucap Kak Dinda.
Malam harinya, Devira membuka akun facebooknya dan menulis status:
Devina, kok kamu berubah sih?
Kenapa kamu jadi jutek gitu?
Aku tuh ngga punya salah sama kamu
Dan status tersebut banyak disukai oleh teman-temannya, terutama Ditha, Diva, Nina, Refan, dan Thalia.
Setelah
itu ia menyanyikan lagu yang ia sukai, Dosa Apa yang dibawakan oleh
grup band Naff sambil memainkan gitar kesayangannya yang diberi nama
Guitar Love atu Guit.
***
Di
sekolah, Devira tidak duduk bersama Devina lagi, melainkan dengan Nina.
Nina ialah sahabatnya yang selalu mengerti apa yang dirasakan oleh
Devira. Nina tidak pernah menyakiti hati Devira.
Saat itu, ada percakapan antara Nina dan Devira.
“Na, aku boleh curhat ngga?” mohon Devira.
“Yaudah. Kamu….”, omongan Nina terhenti karena Devina datang.
“Na, anterin gua ke kantin yok”, mohon Devina.
“Sorry banget, Na. Gue ngga bisa”, tolak Nina.
“Ah, Nina gitu. Ada Devira ya. Nina kan maunya ma Devira terus”, ucap Devina.
“Ditha, anterin gua ke kantin yok”, mohon Devina.
“Sorry, Na”, tolak Ditha.
“Sorry juga, Na”, tolak Diva.
“Yaudah deh gua sendiri aja deh”
Lalu, Ditha dan Diva menghampiri Nina dan Devira.
“Na, niat ngga buat ngeluarin Devina dari geng kita?” tanya Ditha.
“Niat banget. Gua kasian sama Devira. Di rumah, dia dimusuhin sama Devina”, jawab Nina.
“Dev, nanti fotografi kan?” tanya Diva.
“Iya. Eh, anak kelas 7 pada males fotografi tuh. Nanti lu umumin aja”, suruh Devira.
“Lu kan ketua fotografi. Harus tegas dong”, kata Diva.
“Oh, iya gua ketuanya”, kata Devira.
Sepulang sekolah, Devira pun menelpon Aryo.
“Halo, Yo. Aku nanti ngga pulang soalnya aku ekskul dulu”, izin Devira.
“Oh yaudah. Baik baik ya, Dev”, ucap Aryo.
“Iya. Bye, Yoyo”
“Bye juga Vira”
***
Pukul 15.00. Devira sudah sampai di rumahnya. Ia melihat Aryo sudah menunggunya di teras.
“Aryo”, panggil Devira.
“Eh, Devira. Ke kamar yok, mau ngga? Ada rahasia loh, Dev”
“Oh, ayo”
Lalu, Devira dan Aryo masuk ke kamar Aryo.
“Dev, kamu tutup mata dulu ya”, suruh Aryo.
Devira mengangguk.
Aryo mengambil setangkai bunga yang baru ia beli tadi.
“Buka mata kamu, Devira”
“I LOVE YOU DEVIRA.”, ucap Aryo.
“I LOVE YOU TOO, ARYO”, ucap Devira.
“Maukah kamu menjadi pacarku?” tanya Aryo.
“Aku mau, Yo”, jawab Devira.
Akhirnya,
Devira dan Aryo berpacaran tanpa sepengetahuan Devina dan orang tuanya.
Devira sangat bersyukur sekali mempunyai kekasih yang tampan dan Aryo
juga sangat bersyukur sekali mempunyai kekasih yang cantik.
0 komentar:
Posting Komentar