Kelompok Kerja di Sekolah
Suatu hari di sekolah, seperti biasa, saya datang ke sekolah
dan masuk ke kelas bersama dengan teman-teman saya. Di kelas, kita dibagi
berkelompok dan diberi tugas yang berbeda untuk masing-masing kelompok. Saya
masuk dalam kelompok yang beranggotakan 3 orang, yaitu saya dan 2 orang teman
saya yang cukup akrab dengan saya. Saat itu, saya merasa sangat nyaman masuk
kekelompok yang berisi teman-teman saya sendiri. Saya segera mencari tempat
untuk mengerjakan tugas itu bersama kelompok. Dan seperti biasa, saya
mengerjakannya di kantin sambil memesan minum.
Awalnya pengerjaan tugas ini berjalan lancar, hingga pada
pertengahan waktu, teman-teman saya bilang ijin ke kamar mandi dan saya
mengijinkan. Alhasil saya bekerja sendiri ketika itu, dan dengan positif
thinking saya melanjutkan tugas itu. Sekitar 1 jam berikutnya, barulah mereka
kembali dan melihat hasil kerja saya dan segera mengajakku untuk
mengumpulkannya ke ruang guru. Sesampai di ruang guru, sang guru menyuruh untuk
fotokopi jawaban itu karena yang asli akan dibawa guru dan yang hasil fotokopi
akan dibawa siswa untuk dipresentasikan besok di depan kelas. Ketika itulah
saya mulai sedikit emosi karena teman-teman saya lagi-lagi menyuruh saya untuk
fotokopi, padahal saya sudah mengerjakan tugas itu sendiri tanpa bantuan
mereka. Saya akhirnya pergi ke tempat fotokopi dengan hati yang menggerutu. Setelah
selesai fotokopi, kami bertiga kembali ke ruang guru dan menyerahkan jawaban
aslinya. Sang guru yang melihat tugas itu langsung menambahkan tugas untuk
membuat program analisa data untuk tugas tersebut. Kembalilah kami ke rumah dan
sebelum pulang, saya menanyakan soal pengerjaan program tersebut dan mereka
hanya berkata, nanti kami bantu sebisanya. Akhirnya lagi-lagi malam itu saya
mengerjakan tugas itu sendiri.
Hingga keesokan harinya, pelajaran dimulai seperti biasa.
Kami semua masuk kelas dan kedua teman saya yang satu kelompok dengan saya sama
sekali tidak menanyakan soal tugas yang saya kerjakan semalam. Lagi-lagi saya
merasakan emosi saya yang hampir meledak.Saya minta ijin keluar ke kamar mandi
dan disana saya meledakkan emosi saya. Setelah emosi saya reda, saya kembali ke
kelas.
Sang guru masuk dan menyuruh masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan tugas masing-masing. Ketika tiba giliran kelompok saya untuk
maju, kedua teman saya maju dengan bertanya pada saya soal apa yang saya tulis
di presentasi. Saya lalu membuka file dan menampilkan program yang saya buat,
serta power point yang ada di sana. Kedua teman saya kaget karena presentasi
yang saya siapkan hanya berupa judul-judul utama tanpa penjelasan. Mereka
gelagapan dan akhirnya presentasi ini hanya saya sampaikan sendiri.
Inti dari cerita ini, jika kalian diberi sebuah tugas yang
dipercayakan pada kita, lakukanlah dengan baik, karena itu akan selalu membawa
kebaikan sendiri bagimu. Apabila kamu melakukannya ala kadarnya, maka sebuah
malapetaka akan menantimu. Berusaha bertanggung jawab dan selalu jaga emosimu,
karena emosi merupakan penyebab musibah terbesar di dunia, jika tidak ada
emosi, maka tidak ada perang. Damai akan menyelimuti bumi.
0 komentar:
Posting Komentar