Eufemisme adalah gaya bahasa yang menyampaikan maknanya secara lebih halus agar tidak menyinggung orang lain.
Contoh:
Akibat perbuatannya yang mencoreng nama baik perusahaan, dia diberi sangsi pensiun dini oleh bosnya.
2. Asindenton
Asindenton adalah gaya bahasa yang menghadirkan kata atau frasa yang
memiliki fungsi sama yang sejajar dan tanpa menggunakan konjungsi untuk
menyampaikan makna.
Contoh:
Dia selalu menerima perbuatan kasar, kata pedas juga sering ia dapatkan
dari majikannya, nasib pahit lainnya juga beberapa kali ia alami ketika
bekerja sebagai TKI.
3. Polisidenton
Polisidenton adalah gaya bahasa yang penyampaian maknanya menggunakan kata sambung secara berulang.
Contoh:
Kepada bulan-bintang, kepada lautan-samudra, kepada gunung-pegunungan, aku bertanya, tetapi tak satu pun ku temukan jawaban.
4. Erotesis
Erotesis adalah gaya bahasa yang berbentuk pertanyaan namun tidak
menghendaki jawaban karena jawabannya sudah diketahui dan berfungsi
sebagai penegas saja.
Contoh:
Bukankah kamu anak laki-laki?
5. Pleonasme
Pleonasme adalah gaya bahasa seperti tautology yang menggunakan kata kedua yang sebenarnya telah dijelaskan pada kata pertama.
Silahkan masuk ke dalam, dan naik ke atas.
6. Perifrasis
Perifrasis adalah gaya bahasa yang sama dengan pleonasme tetapi proposinya lebih banyak.
Contoh:
Dengan keadaan yang lemah dan tak berdaya, tidak memiliki kekuatan
apapun, tidak bisa berbuat apa-apa, dan tidak bisa bekata apa-apa, dia
hanya terdiam lelah di kursinya.
7. Prolepsis
Prolepsis adalah gaya bahasa yang berupa kalimat arti sebenarnya baru diketahui di kalimat sebelumnya.
Contoh:
Anak itu ditimpa kemalangan yang amat sangat pedih. Pertama dia harus kehilangan orang tuanya, lalu dia harus putus sekolah.
8. Aliterasi
Aliterasi adalah gaya bahasa yang berupa perulangan berbunyi konsonan.
Contoh:
Seorang lelaki haruslah orang yang jantan, jujur, dan jenius.
9. Asonansi
Asonansi adalah gaya bahasa yang berupa perulangan berbunyi vokal.
Contoh:
Kura-kura di dalam perahu, pura-pura tidak tahu mencari tahu di dalam perahu.
10. Anastrof
Anastrof adalah gaya bahasa kalimat yang polanya dibalik dan tidak lazim.
Contoh:
Terlalu kecil gadis itu untuk mengalami nasib malang itu.
11. Apofasis/Preteresio
Gaya bahasa ini dipakai untuk menyampaikan unsur kontradiksi atau
pertentangan , seperti seakan-akan menolak tetapi menerima, seolah-olah
memuji tetapi mengejek, dan lain-lain.
Contoh:
Sudahlah jangan repot-repot mengeluarkan makanan, kalau sudah keluar begini terpaksa aku habisi jadinya.
12. Apostrof
Gaya bahasa ini adalah gaya bahasa kebalikan apofasis yang tampak
seolah-olah menolak tetapi justru malah menegaskan, seolah-olah mengejek
tetapi memuji.
Contoh:
Tulisanmu itu jelek, tetapi sangat mahal harganya bila untuk menulis resep.
13. Kiasmus
Kiasmus adalah gaya bahasa yang berisi susunan kalimat pengulangan
sekaligus pembalikan dari dua kata dalam kalimat yang sama. Gaya bahasa
ini terlihat berimbang tetapi dipertentangkan satu sama lain.
Contoh:
Sebenarnya dia adalah orang yang amat sangat sabar. tetapi perbuatannya telah membuatnya marah.
14. Elipsis
Elipsis adalah gaya bahasa yang meghilangkan salah satu unsur kalimat di
dalam kalimat. Pembacalah yang harus mengisi penghilangan unsur
tersebut.
Contoh:
Di dunia ini serba berdampingan ada siang ada …. ada panas ada ….
15. Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendakan diri dan tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh:
Makanlah makan orang kecil ini!
16. Histeron Proteron
Gaya bahasa ini membalikan suatu hal menjadi logika yang tidak wajar.
Contoh:
Teruslah menyisir rambutmu agar rambut-rambutmu pada rontok dan menjadi botak.
17. Tautologi
Tautologi adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berulang-ulang dengan kata yang maknanya sama.
Contoh:
Tak ada angin tak ada badai, Budi tiba-tiba marah kepada Andi.
18. Silepsis dan Zeugma
Gaya bahasa yang berupa kontruksi rapatan yang terdiri dari kata-kata yang tidak sejenis atau relevan satu sama lain.
Contoh:
Aku sudah mendengar beritanya melalui radio dan televisi.
19. Koreksio Epanotesis
Gaya bahasa yang seolah-olah menyakinkan tetapi mengandung kesalahan.
Contoh:
Sudah tujuh hari dia tidak pulang. Bahka sepertinya lebih dari itu.
20. Hiperbol
Hiperbol adalah gaya bahasa yang sengaja dibuat berlebihan.
Contoh:
Air matanya mengalir dan membanjiri wajahnya.
21. Paradoks
Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
Sebagai orang yang sukses, saya juga terus mengalami kegagalan.
22. Oksimoton
Oksimoton adalah gaya bahasa seperti paradoks tetapi lebih singkat dan
jelas dan mengandung kata-kata yang memiliki arti yang berlawanan.
Contoh: Dia adalah orang pintar yang pelit ilmu.
0 komentar:
Posting Komentar