Cerpen : kelulusan sekolah
Senja telah berganti malam. Warna-warna kunig-orange diperbatasan
antara bumi dengan langit sedikit demi sedikit tertutup oleh hitam
gelapnya malam kemudian muncullah bulan sabit yang berbentuk seperti
senyuman. Bulan sabit yang sangat indah tak sendirian ia ditemani oleh
bintang-bintang kecil yang bertaburan disegala penjuru angksa,
menghiasi langit serta menyinari setelah waktu siang berlalu.
Benda-benda langit yang bertaburan tak teratur memberikan kesan ramai
jika dilihat dari bumi tempat kita berpijak, namun keadaan dibumi tak
kalah ramainya karena malam ini adalah malam penentuan kelulusan
sekolah bagi siswa kelas 9 SMP, suasana tegang terjadi di berbagai
tempat dimana anak SMP kelas 9 berada.
Tak jauh berbeda dengan tempat berkumpul para siswa kelas 9 lainnya,
suasana tegang dan penasaran juga terjadi disini lebih tepatnya
diteras rumah Athar. Dengan diterangi sebuah lampu yang terang dan
beralaskan sebuah tikar para remaja berkumpul di tempat itu. Angin
yang bertiup kencang membuat suasana dingin dan menambah tegang para
remaja tersebut.
"Gua lulus gak ya? Semuanya aja mohon doanya agar gua lulus." Kata
Ziyad disela-sela nyanian yang di iringinya dengan genjrengan gitar
warisan dari kakanya.
"Ocreee. Gua doa'in biar loe lulus dengan nilai yang mepet." Jawab Athar asal.
"amin." sahut yang lain kompak.
"gak apa-apa nilainya mepet asalkan gua lulus." Jawab Ziyad dengan
penuh semagat.
"Gua yakin loe pasti lulus, tapi yang jadi pertanyaan besar di otak
gua Naura.?" Kata Filzah dengan nada penuh pertanyaan.
"Menurut gua…. Ini cuman menurut gua loch gak tau yang be…." Belum
selesai Athar mengutarakan pendapatnya.
Ziyad memotong " Alah ngomong aja menurut loe gimana, gitu aja koq susah."
"Menurut gua tuh Naura ama Israr gak lulus , tau sendirikan
akhir-akhir ini mereka gimana." Tutur Athar.
"Gua sependapat ama loe Thar." Sambung Filzah setelah mendengar penuturan Athar.
"Loe semua tau gak dimana keberadaan mereka berdua." Tanya Athar pada yang lain.
"Ngapain sich loe semua masih ngurusin mereka, loe semua lupa ya, kalo
mereka telang mencoreng nama baik dusun kita." Sambung Alani yang dari
tadi melototin layar hp-nya sambil mencet-mencet tombol pada hp-nya
pertanda dia sedang sms-an entah dengan siapa.
"Kita gak boleh gitu Lan, gitu-gitu mereka temen kita." Kata Ziyad
menesihati Alani.
"Ya,,, pak uztad." Sahud Alani asal. "Tapi Gua yakin 1000% kalo mereka
gak lulus, tau sendirikan mereka kayak gimana, sering pulang malem,
boloz sekolah, keluar malem pulang pagi tanpa tujuan yang jelas, dan
yang paling penting mereka telah bikin onar dan resah warga sini."
Papar Alani panjang dan lebar ketika ingat kelakuan Naura dan Israr
yang sudah terkena dampak pergaulan bebas.
"Ya gua masih inget, tapi yang lalu biarlah berlalu." Jawab Ziyad yang
dari awal tidak sependapat dengan Alani.
"Alah gay aloe sok Uztad, padahal sebenernya beda 180⁰." Kata Filzah
sambil tertawa kecil.
"Napa loe gak suka, trus mau loe apa." Jawab Ziyad yang pura-pura
marah kepada Filzah yang telah meledeknya.
"Ustadnya dah normal." Sahud Filzah.
"Astofirllah hal azim." Smbung Ziyad kembali sok jadi ustad.
"Hahaaaha." Tawa yang keras dan kompak menghilangkan rasa tegang mereka.
Ditengah-tengah tawa mereka berhentilah sebuah motor bercat hitam
yang dikemudikan oleh seorang bapak setengah baya berjaket warna hitam
dan memakai helm warna hitam pula berhenti di depan mereka, dan
menanyakan alamat rumah pak Faturrohman yang merupakan bapak dari anak
yang bernama Naura Faturrohman.
"Dek, rumah pak Faturrohman dimana ya.? Tanya bapak tadi.
Reflex Athar menunjuk rumah yang berada disebelah barat bercat putih
"Itu pak rumahnya."
"Trimakasih, dek."
"Sama-sama Pak." Jawab mereka kompak.
"Naura gak lulus." Teriak Alani sambil menunjuk rumah Naura.
"Jangan asal kolo ngomong siapa tau bapak itu saudoranya ato
siapanya." Sanggah Athar.
"Tapi gua kenal itu pak Fuad guru biologi ditempat gua yang juga
ngajar ditempat Naura dan Israr sekolah, dan loe juga sekolah disana
toh." Tegas Alani sambil menunjuk Ziyad.
"Iya itu emang pak Fuad guru biologi ditempat gua." Jelas Ziyad
kepada teman-temannya yang belum yakin atas omongan Alani.
"Masih gak percaya.?" Tanya Alani kepada teman-temannya.
"Ya siapa tau kalo pak Fuad bukan ngasih surat kepeda Naura tapi ada
keperluan yang lain, setau gua si Naura kan ikut karawitn siapa tau
pak Fuad datang untuk nyuruh Naura agar karawitan." Sanggah Athar
kembali.
"Daripada kita debat gak jelas kaya gini, gimana kalo loe Filz dateng
kerumah pak Faturrohman cari tau apa maksud kedatangan pak Fuad, biar
semuanya jelas." Usul Alani untuk mengakhiri perdebatan yang terjadi.
"Oke,,, gua akan cari tau." Ucap Filzah.
Sambil menunggu Filzah kembali membawa informasi yang dapat dipercaya
para remaja itu mengisi waktu mereka dengan menyanyikan lagu-lagu pop
yang diiringi oleh genjrengan gitar Ziyad yang suaranya sudah agak
parau, walaupun terkadang nada yang mereka nyanyikan tak sesuai dengan
Syairnya namun tak ada satu orang pun yang komplen.
Sekitar 15menit dari kepergian Filzah mencari Informasi kerumh Pak
FAturruhman telah berlalu, namun Filzah belum juga kembali. Namun
mereka tetap menuggu Filzah dengan sabar. Akhirnya Filzah telah keluar
dari rumah pak Faturrohman dan menuju keteras rumah Athar, merasa
Filzah telah ditunggu oleh teman-temannya ia pun berlari agar cepat
sampai. Belum selesai Filzah mengatur nafasnya telah banyak
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh teman-temannya untuknya.
"Gimana Naura lulus gak."
"Pak Fauad ngapain tadi, nyuruh karawitan toh."
"Naura lulus gak."
"Tadi pak Faturrohman ngomong apa."
"Bener ya pak Fuad nyuruh karawitan."
Walaupun teman-teman Filzah telah banyak melontarkan pertanyaan ke
Filzah namun ia belum menjawab semua pertanyaan itu karena ia masih
mengatur nafasnya karena baru saja berlari-lari walaupun hanya sekitar
15meter.
"Woe…. Kalo nanya satu-satu dong jangan brondongan kaya gini, gua
bingung mau jawab yang mana dulu." Itu adalah kalimat pertama yang
Filzah ucapkan.
"Gua duluan, Naura lulus gak." Serobot Alani yang tidak ingin
kedahuluan oleh temannya yang lain, walaupun pertanyaannya pasti sama.
"Pak Faturrohman bilang kalo Israr and Naura beneran gak lulus."
Jawab Filzah dengan menunduk seperti tak ingin wajahnya dilihat oleh
teman-temannya.
"Haaaaa." Athar dan Ziyad kaget, tidak seperti Alani yang sepertinya
sudah yakin kalau Naura tidak lulus.
"Terbukti sekarang kalo omongan gua bener." Lontar Alani kepada
teman-temannya ia merasa menang dalam perdebatan yang dilakukan
mereka.
"Ok,,,,, gua ngaku kalah." Ucap Ziyad kepada Alani yang telah
mengalahkannya. "Tapi Pak Faturrohman bilang gak tentang gua." Tanya
Ziyad kepada Filzah.
"Pak Faturrohman gak bilang tentang loe, beliau cuman bilang kalo
daerah sini yang gak lulus Naura ama Israr." Jawab Filzah atas
pertanyaan yang diajukan dari Ziyad untuknya.
"Brarti gua lulus." Kata Ziyad senang.
"Jangan seneng dulu." Pesan Athar kepada Ziyad.
"Ech,,,, gua pulang dulu ya. My mother dah SMS suruh pulang." Pamit
Filzah kepada teman-temannya.
"Filzah tunggu gua, gua juga pulang ya soalnya udah malem." Ucap
Alani sebelum pulang kepada teman-temannya.
Sepeninggalan Filzah dan Alani, Ziyad tak juga pulang dari rumah
Athar mereka berdua masih asyik ngobrol walaupun Cuma berdua saja dan
sesekali terdengar lantunan lagu-lagu pop yang dinyanyikan oleh mereka
untuk mengisi kesunyian malam yang dingin sambil mencari bahan-bahan
yang untuk di bicarakan.
Sampai pada pukul 11.00 malam baru Ziyad pulang kerumahnya sambil
menenteng gitar warisan kakaknya yang sudah tua. Bagi Ziyad malam
berlalu sangat lambat seakan jarum jam tak bergerak. Detik demi detik
tlah terlewati dan menit demi menitpun tlah terlewati juga, bahkan
jarum jampun tlah berubah tempat. Hingga jarum jam berada tepat
diangka 2 Ziyad belum bisa tidur. Sampai pada akhirnya jam
menunjukkan pukul 3.30 Ziyad tak bisa menahan kantuknya lagi dan ia
pun tidur dengan nyenyak.
Matahari tlah munjul di langit bagin timur yang disambut oleh kokokan
ayam-ayam jantan yang terdengar bersaut-sautan dan suara Adzan Subuh
yang terdengar dari masjid-masjid sekitar pertanda bahwa hari telah
pagi. Makin lama matahari makin melihatkan wajahnya yang menghangatkan
bumi.
Jam telah menunjukan pukul 7.30 pagi namun Ziyad belum juga bangun
padahal pengumuman kelulusannya dilaksanakan pukul 8 pagi. Hp Ziyad
yang berada di meja belajarnya sudah berulng kali berbunyi pertanda
ada yang SMS atau menelfonnya namun Ziyad tak juga bangun sampai pada
akhirnya ibunya membangunkannya agar cepat mandi dan berangkat
kesekolahan bersama ayahnya.
Acara pengumuman sekolah telah dibuka oleh ketua panitia lalu diikuti
oleh sambutan-sambutan dan tibalah diacara inti yaitu pengumuman
sekolah. Dag dig dug jantung Ziyad berdebar kencang seakan orang yang
duduk disampingya ikut mendengarkan. Rasa cemas, takut dn tegang
bercampur adauk dibenaknya.
Acara pengumuman kelulusan sekolah telah selesai dan Ziyad dinyatakan
lulus dengan nilai yang sangat mepet. Namun ada 11 temannya yang tidak
gagal dalam ujian tahun ini dua diantaranya adalah Israr dan Naura
teman sekaligus tetangga Ziyad.
Saking senangnya karena Ziyad telah lulus sekolah ia pulang tidak
mau membonceng Ayahnya yang naik motor, ia melampiaskan rasa senangnya
dengan berlari dari sekolahnya sampai rumah, setelah sampai rumah ia
hanya meletakkan tasnya di kursi tamu lalu pergi kerumah Athar karena
ia sudah tau bahwa Athar, Filzah, dan Alani sudah menuggunya.
"Lulus." Teriak Ziyad senang ketika hamper sampai dirumah Athar.
"Nilainya berapa cuy.?" Tanya Alani kepada Ziyad.
"Gak usah ngurusin nilai yang penting gua lulus." Sahut Ziyad
"Gua tau pasti nilai loe jelek, biasanya kalo loe dapet nilai bagus
dipamer-pamerin kalo dapet jelek jelek ditutup-tutupin." Ledek Filzah
kepada Ziyad.
"Ok….. gua ngaku nilai gua mepet, cuman 22pas gak pake koma.!"
"Hahaha… nilai loe cuman 22, brarti dibagi empat cuman 5,5 mepet
banget." Hina Athar
"biarin yang penting lulus daripada Naura ama Israr, ga lulus." Jawab
Ziyad sambil membanding-bandingkan dirinya terhadap kedua temannya
yang tidak lulus.
"By the Way Naura ama Israr mau gimana." Tanya Athar kepada teman-temannya.
"Kalian semua gak tau ya kalo, Tadi pagi sekitar jam 5 Naura ma Israr
dah berangkat ke Jawa Timur. Katanya ibunya Naura and Israr mau
dimasukkin kepondok pesantren di Jawa Timur, biar mereka bisa
berubah." Papar Alani kepada teman-temannya.
"Oh, gitu ya semoga aja mereka dapet berubah menjadi anak yang berguna
bagi Nusa, bangsa dan agama." Kata Athar.
"Amien." Jawab yang lain kompak.
antara bumi dengan langit sedikit demi sedikit tertutup oleh hitam
gelapnya malam kemudian muncullah bulan sabit yang berbentuk seperti
senyuman. Bulan sabit yang sangat indah tak sendirian ia ditemani oleh
bintang-bintang kecil yang bertaburan disegala penjuru angksa,
menghiasi langit serta menyinari setelah waktu siang berlalu.
Benda-benda langit yang bertaburan tak teratur memberikan kesan ramai
jika dilihat dari bumi tempat kita berpijak, namun keadaan dibumi tak
kalah ramainya karena malam ini adalah malam penentuan kelulusan
sekolah bagi siswa kelas 9 SMP, suasana tegang terjadi di berbagai
tempat dimana anak SMP kelas 9 berada.
Tak jauh berbeda dengan tempat berkumpul para siswa kelas 9 lainnya,
suasana tegang dan penasaran juga terjadi disini lebih tepatnya
diteras rumah Athar. Dengan diterangi sebuah lampu yang terang dan
beralaskan sebuah tikar para remaja berkumpul di tempat itu. Angin
yang bertiup kencang membuat suasana dingin dan menambah tegang para
remaja tersebut.
"Gua lulus gak ya? Semuanya aja mohon doanya agar gua lulus." Kata
Ziyad disela-sela nyanian yang di iringinya dengan genjrengan gitar
warisan dari kakanya.
"Ocreee. Gua doa'in biar loe lulus dengan nilai yang mepet." Jawab Athar asal.
"amin." sahut yang lain kompak.
"gak apa-apa nilainya mepet asalkan gua lulus." Jawab Ziyad dengan
penuh semagat.
"Gua yakin loe pasti lulus, tapi yang jadi pertanyaan besar di otak
gua Naura.?" Kata Filzah dengan nada penuh pertanyaan.
"Menurut gua…. Ini cuman menurut gua loch gak tau yang be…." Belum
selesai Athar mengutarakan pendapatnya.
Ziyad memotong " Alah ngomong aja menurut loe gimana, gitu aja koq susah."
"Menurut gua tuh Naura ama Israr gak lulus , tau sendirikan
akhir-akhir ini mereka gimana." Tutur Athar.
"Gua sependapat ama loe Thar." Sambung Filzah setelah mendengar penuturan Athar.
"Loe semua tau gak dimana keberadaan mereka berdua." Tanya Athar pada yang lain.
"Ngapain sich loe semua masih ngurusin mereka, loe semua lupa ya, kalo
mereka telang mencoreng nama baik dusun kita." Sambung Alani yang dari
tadi melototin layar hp-nya sambil mencet-mencet tombol pada hp-nya
pertanda dia sedang sms-an entah dengan siapa.
"Kita gak boleh gitu Lan, gitu-gitu mereka temen kita." Kata Ziyad
menesihati Alani.
"Ya,,, pak uztad." Sahud Alani asal. "Tapi Gua yakin 1000% kalo mereka
gak lulus, tau sendirikan mereka kayak gimana, sering pulang malem,
boloz sekolah, keluar malem pulang pagi tanpa tujuan yang jelas, dan
yang paling penting mereka telah bikin onar dan resah warga sini."
Papar Alani panjang dan lebar ketika ingat kelakuan Naura dan Israr
yang sudah terkena dampak pergaulan bebas.
"Ya gua masih inget, tapi yang lalu biarlah berlalu." Jawab Ziyad yang
dari awal tidak sependapat dengan Alani.
"Alah gay aloe sok Uztad, padahal sebenernya beda 180⁰." Kata Filzah
sambil tertawa kecil.
"Napa loe gak suka, trus mau loe apa." Jawab Ziyad yang pura-pura
marah kepada Filzah yang telah meledeknya.
"Ustadnya dah normal." Sahud Filzah.
"Astofirllah hal azim." Smbung Ziyad kembali sok jadi ustad.
"Hahaaaha." Tawa yang keras dan kompak menghilangkan rasa tegang mereka.
Ditengah-tengah tawa mereka berhentilah sebuah motor bercat hitam
yang dikemudikan oleh seorang bapak setengah baya berjaket warna hitam
dan memakai helm warna hitam pula berhenti di depan mereka, dan
menanyakan alamat rumah pak Faturrohman yang merupakan bapak dari anak
yang bernama Naura Faturrohman.
"Dek, rumah pak Faturrohman dimana ya.? Tanya bapak tadi.
Reflex Athar menunjuk rumah yang berada disebelah barat bercat putih
"Itu pak rumahnya."
"Trimakasih, dek."
"Sama-sama Pak." Jawab mereka kompak.
"Naura gak lulus." Teriak Alani sambil menunjuk rumah Naura.
"Jangan asal kolo ngomong siapa tau bapak itu saudoranya ato
siapanya." Sanggah Athar.
"Tapi gua kenal itu pak Fuad guru biologi ditempat gua yang juga
ngajar ditempat Naura dan Israr sekolah, dan loe juga sekolah disana
toh." Tegas Alani sambil menunjuk Ziyad.
"Iya itu emang pak Fuad guru biologi ditempat gua." Jelas Ziyad
kepada teman-temannya yang belum yakin atas omongan Alani.
"Masih gak percaya.?" Tanya Alani kepada teman-temannya.
"Ya siapa tau kalo pak Fuad bukan ngasih surat kepeda Naura tapi ada
keperluan yang lain, setau gua si Naura kan ikut karawitn siapa tau
pak Fuad datang untuk nyuruh Naura agar karawitan." Sanggah Athar
kembali.
"Daripada kita debat gak jelas kaya gini, gimana kalo loe Filz dateng
kerumah pak Faturrohman cari tau apa maksud kedatangan pak Fuad, biar
semuanya jelas." Usul Alani untuk mengakhiri perdebatan yang terjadi.
"Oke,,, gua akan cari tau." Ucap Filzah.
Sambil menunggu Filzah kembali membawa informasi yang dapat dipercaya
para remaja itu mengisi waktu mereka dengan menyanyikan lagu-lagu pop
yang diiringi oleh genjrengan gitar Ziyad yang suaranya sudah agak
parau, walaupun terkadang nada yang mereka nyanyikan tak sesuai dengan
Syairnya namun tak ada satu orang pun yang komplen.
Sekitar 15menit dari kepergian Filzah mencari Informasi kerumh Pak
FAturruhman telah berlalu, namun Filzah belum juga kembali. Namun
mereka tetap menuggu Filzah dengan sabar. Akhirnya Filzah telah keluar
dari rumah pak Faturrohman dan menuju keteras rumah Athar, merasa
Filzah telah ditunggu oleh teman-temannya ia pun berlari agar cepat
sampai. Belum selesai Filzah mengatur nafasnya telah banyak
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh teman-temannya untuknya.
"Gimana Naura lulus gak."
"Pak Fauad ngapain tadi, nyuruh karawitan toh."
"Naura lulus gak."
"Tadi pak Faturrohman ngomong apa."
"Bener ya pak Fuad nyuruh karawitan."
Walaupun teman-teman Filzah telah banyak melontarkan pertanyaan ke
Filzah namun ia belum menjawab semua pertanyaan itu karena ia masih
mengatur nafasnya karena baru saja berlari-lari walaupun hanya sekitar
15meter.
"Woe…. Kalo nanya satu-satu dong jangan brondongan kaya gini, gua
bingung mau jawab yang mana dulu." Itu adalah kalimat pertama yang
Filzah ucapkan.
"Gua duluan, Naura lulus gak." Serobot Alani yang tidak ingin
kedahuluan oleh temannya yang lain, walaupun pertanyaannya pasti sama.
"Pak Faturrohman bilang kalo Israr and Naura beneran gak lulus."
Jawab Filzah dengan menunduk seperti tak ingin wajahnya dilihat oleh
teman-temannya.
"Haaaaa." Athar dan Ziyad kaget, tidak seperti Alani yang sepertinya
sudah yakin kalau Naura tidak lulus.
"Terbukti sekarang kalo omongan gua bener." Lontar Alani kepada
teman-temannya ia merasa menang dalam perdebatan yang dilakukan
mereka.
"Ok,,,,, gua ngaku kalah." Ucap Ziyad kepada Alani yang telah
mengalahkannya. "Tapi Pak Faturrohman bilang gak tentang gua." Tanya
Ziyad kepada Filzah.
"Pak Faturrohman gak bilang tentang loe, beliau cuman bilang kalo
daerah sini yang gak lulus Naura ama Israr." Jawab Filzah atas
pertanyaan yang diajukan dari Ziyad untuknya.
"Brarti gua lulus." Kata Ziyad senang.
"Jangan seneng dulu." Pesan Athar kepada Ziyad.
"Ech,,,, gua pulang dulu ya. My mother dah SMS suruh pulang." Pamit
Filzah kepada teman-temannya.
"Filzah tunggu gua, gua juga pulang ya soalnya udah malem." Ucap
Alani sebelum pulang kepada teman-temannya.
Sepeninggalan Filzah dan Alani, Ziyad tak juga pulang dari rumah
Athar mereka berdua masih asyik ngobrol walaupun Cuma berdua saja dan
sesekali terdengar lantunan lagu-lagu pop yang dinyanyikan oleh mereka
untuk mengisi kesunyian malam yang dingin sambil mencari bahan-bahan
yang untuk di bicarakan.
Sampai pada pukul 11.00 malam baru Ziyad pulang kerumahnya sambil
menenteng gitar warisan kakaknya yang sudah tua. Bagi Ziyad malam
berlalu sangat lambat seakan jarum jam tak bergerak. Detik demi detik
tlah terlewati dan menit demi menitpun tlah terlewati juga, bahkan
jarum jampun tlah berubah tempat. Hingga jarum jam berada tepat
diangka 2 Ziyad belum bisa tidur. Sampai pada akhirnya jam
menunjukkan pukul 3.30 Ziyad tak bisa menahan kantuknya lagi dan ia
pun tidur dengan nyenyak.
Matahari tlah munjul di langit bagin timur yang disambut oleh kokokan
ayam-ayam jantan yang terdengar bersaut-sautan dan suara Adzan Subuh
yang terdengar dari masjid-masjid sekitar pertanda bahwa hari telah
pagi. Makin lama matahari makin melihatkan wajahnya yang menghangatkan
bumi.
Jam telah menunjukan pukul 7.30 pagi namun Ziyad belum juga bangun
padahal pengumuman kelulusannya dilaksanakan pukul 8 pagi. Hp Ziyad
yang berada di meja belajarnya sudah berulng kali berbunyi pertanda
ada yang SMS atau menelfonnya namun Ziyad tak juga bangun sampai pada
akhirnya ibunya membangunkannya agar cepat mandi dan berangkat
kesekolahan bersama ayahnya.
Acara pengumuman sekolah telah dibuka oleh ketua panitia lalu diikuti
oleh sambutan-sambutan dan tibalah diacara inti yaitu pengumuman
sekolah. Dag dig dug jantung Ziyad berdebar kencang seakan orang yang
duduk disampingya ikut mendengarkan. Rasa cemas, takut dn tegang
bercampur adauk dibenaknya.
Acara pengumuman kelulusan sekolah telah selesai dan Ziyad dinyatakan
lulus dengan nilai yang sangat mepet. Namun ada 11 temannya yang tidak
gagal dalam ujian tahun ini dua diantaranya adalah Israr dan Naura
teman sekaligus tetangga Ziyad.
Saking senangnya karena Ziyad telah lulus sekolah ia pulang tidak
mau membonceng Ayahnya yang naik motor, ia melampiaskan rasa senangnya
dengan berlari dari sekolahnya sampai rumah, setelah sampai rumah ia
hanya meletakkan tasnya di kursi tamu lalu pergi kerumah Athar karena
ia sudah tau bahwa Athar, Filzah, dan Alani sudah menuggunya.
"Lulus." Teriak Ziyad senang ketika hamper sampai dirumah Athar.
"Nilainya berapa cuy.?" Tanya Alani kepada Ziyad.
"Gak usah ngurusin nilai yang penting gua lulus." Sahut Ziyad
"Gua tau pasti nilai loe jelek, biasanya kalo loe dapet nilai bagus
dipamer-pamerin kalo dapet jelek jelek ditutup-tutupin." Ledek Filzah
kepada Ziyad.
"Ok….. gua ngaku nilai gua mepet, cuman 22pas gak pake koma.!"
"Hahaha… nilai loe cuman 22, brarti dibagi empat cuman 5,5 mepet
banget." Hina Athar
"biarin yang penting lulus daripada Naura ama Israr, ga lulus." Jawab
Ziyad sambil membanding-bandingkan dirinya terhadap kedua temannya
yang tidak lulus.
"By the Way Naura ama Israr mau gimana." Tanya Athar kepada teman-temannya.
"Kalian semua gak tau ya kalo, Tadi pagi sekitar jam 5 Naura ma Israr
dah berangkat ke Jawa Timur. Katanya ibunya Naura and Israr mau
dimasukkin kepondok pesantren di Jawa Timur, biar mereka bisa
berubah." Papar Alani kepada teman-temannya.
"Oh, gitu ya semoga aja mereka dapet berubah menjadi anak yang berguna
bagi Nusa, bangsa dan agama." Kata Athar.
"Amien." Jawab yang lain kompak.
0 komentar:
Posting Komentar