Beni R. Budiman
Di bawah gunung kesepian bergulung dan memuncak
Dan pada hamparan daratan kuabadikan kecemasan
Tebing batu cadas dan pinus-pinus yang mendengus
Angin mengirim cuaca sembab. Hujan tertahan awan
Dan dalam suasana temaram pohon karet berbaris
Sujud dalam sakit yang sama. Memberat ke arah
Barat. Burung-burung pun datang dan pergi dalam
Irama yang pasti. Udara seakan sendu mambatu
Dan hidup seperti tumpukan tenda yang dibangun
Dan diruntuhkan. Dan kematian berkibar pada tiang
Bendera di suatu perkemahan. Nyanyian yang rindu
Dilantunkan petualang di antara lereng dan jurang
Di bawah gunung kesepian bergulung dan memuncak
Dan pada hamparan daratan kuabadikan kecemasan
Tebing batu cadas dan pinus-pinus yang mendengus
Angin mengirim cuaca sembab. Hujan tertahan awan
Dan dalam suasana temaram pohon karet berbaris
Sujud dalam sakit yang sama. Memberat ke arah
Barat. Burung-burung pun datang dan pergi dalam
Irama yang pasti. Udara seakan sendu mambatu
Dan hidup seperti tumpukan tenda yang dibangun
Dan diruntuhkan. Dan kematian berkibar pada tiang
Bendera di suatu perkemahan. Nyanyian yang rindu
Dilantunkan petualang di antara lereng dan jurang
puisi berkemah
kami berkemah di hutan malam ini
mentari mulai terbenam
gelap guliuta gantikan sang mentari sekarang
siang menjadi malam
kami berkemah di hutan malam ini
Jauh dari keramaian dikota
jauh dari bunyi kendaraan dijalan
kami dirikan kemah bersama
kami berkemah di hutan malam ini
api unggun menari-nari di atas kayu bakar
kala kami berkumpul dan hangatkan diri
di bawah bulan penuh cahaya malam itu
kami berkemah di hutan malam ini
berbagai kisah kami sajikan malam itu
ditemani merdunya alunan musik gitar
bersenandung, melupakan semua masalah sejenak
kami berkemah di hutan malam ini
0 komentar:
Posting Komentar