Translate

cerpen CINTA BERADA dalam osis

Written By iqbal_editing on Kamis, 30 Maret 2017 | 02.19

Terik matahari pagi menyinari langkah Indah. Tepat pukul 07.00 Indah berada di lapangan bersama para peserta MOS SMK Negeri Wiyata Mandala. Langkah Indah terhenti saat berpapasan dengan Ketua Osis. Masih terdiam di antara Indah dan Ketua Osis itu.
“Ndah… cepet ambil absensi para peserta MOS di lobi!!!” Kata Ketua Osis yang mempunyai nama Kiki Rahardian Pradana. Tanpa berbicara aku yang biasa dipanggil Indah dan memiliki nama lengkap Deanda Indah Ranaya Alif berlari menuju lobi mengambil absensi para peserta MOS.
Aku terduduk lesu, terlalu lelah untuk berlarian kesana kemari, mengambil absensi, mengambil jadwal MOS, fotocopy dan sebagainya. Namun, aku tak ingin mengeluh kepada teman-teman yang lain, karena aku tahu tak ada gunanya. Karena mungkin sudah menjadi tugas sebagai seorang Sekretaris Osis. “hmm… Ya Allah, capek banget baru hari pertama jadi panitia MOS udah kayak ngos-ngosan besok kalo kayak gini lagi bisa pingsan aku” Indah menghela nafas berkali-kali.
Dari kejauhan Kiki sang Ketua Osis melihat Indah duduk sendiri di ujung koridor kelas, Kiki berjalan menuju ujung koridor kelas menghampiri Indah yang sedang menyendiri.
“Indaah… kenapa sendirian disini? Trus juga kamu jadi pendamping kelas jurusan Multimedia kan?”
Indah menoleh, melempar senyum tipis ke arah Kiki tanpa berkata apa-apa. “Indah? Malah senyam-senyum… ngapain disini siih mbak Indaah” kata Kiki smabil mencubit pipi Indah saking gemasnya.
“aauuu… Sakit tau ih dasar Kiki jahat jail amat siih, mas Kiki yang ganteng banget sesekolah SMK Negeri Wiyata Mandala [tapi boong] hahaha, aku capek jadi aku istirahat bentar disini.” Terang Indah. Kiki mengerutkan keningnya kemudian tersenyum simpul. “dasar Indah, Indah manja tau nggak!!! Ya udah aku keliling dulu” Kiki berlalu meninggalkan Indah.
“iih… dasar Ketua Osis sok kegantengan, Huuh!!! Nyebelin tau week!!” Indah ngedumel gak jelas.
Tanpa sadar Indah mengamati kepergian Kiki yang semakin jauh dan menghilang dari pandangan Indah.
‘Kiki, sebenarnya kalau dilihat-lihat kamu itu baik, ramah yaa walaupun terkadang nyebelin kayak itu tadi bikin aku kesel yaah… kamu ganteng juga kok’ Batin Indah dalam hati, kemudian Indah tersadar dalam lamunanya “astagfirullahalazim, Indaah.. ngapain sih mikir kayak gitu Ya Allah, sadarkan aku!! Pokoknya yang tak pikirin itu tadi cuman ngelantur yah bener” Indah memaki dirinya sendiri. Awan sahabat Kiki yang juga anggota Osis yang juga teman Indah melihat tingkah Indah yang aneh menghampiri Indah.
“Woyy… Ndaah, kenapa kamu? Kayak orang gila aja” ledek Awan. Indah tersentak kaget dan menoleh ke arah Awan.
“uh, ehh.. hehehe apaan siih wan, ngagetin aja” kata Indah meringis. Awan menggeleng-gelengkan kepala. “Indah, Indah kamu itu lucu ya, tapi aneh!!”
“apaan, memuji atau ngledek kamu itu?” Indah manyun. Awan tersenyum lebar. “jelek tau kalo manyun, yuk ke ruang materi dampingi adek-adek peserta MOS”
Jam menunjukkan pukul 15.00 menandakan MOS hari ini telah usai. Indah yang sibuk mengembalikan absensi ke lobi segera menuju ruang Osis untuk evaluasi bersama teman-teman panitia yang lain. Seperti biasa Kiki mengawali pembukaan untuk evaluasi. Hal yang paling membuat Indah malas harus mendengar ocehan Kiki yang panjang kali lebar kali tinggi. Indah memutuskan untuk bersandar di tembok dan sesekali memejamkan mata.
“Ndaahh, jangan tidur Kiki dari tadi ngelihat ke arah kamu terus tau!!!” kata Isti berbisik berusaha membangunkan Indah.
Indah terbangun dan membenarkan posisi duduknya, dan berusaha mendengar apa yang sedang dibicarakan Kiki walaupun Indah sebenarnya tidak tahu apa yang dibicarakan Kiki.
“yaa intinya seperti itu teman-teman… Kalo tidak jelas silahkan bertanya ke Indah, dia lebih paham!! Ya Indaah yaa?” Kata Kiki sedikit mengeraskan suaranya agar orang yang disindir yaitu Indah supaya menyadari kesalahannya. Indah sontak tercengang tidak mengerti apa yang dimaksud Kiki.
“ya ampun Indaah, barusan kamu disindir Kiki gara-gara dari tadi kamu gak ndengerin dia saat bicara tadi!!” kata Isti lirih.
Indah bingung, dan dengan wajah polos Indah hanya tersenyum bodoh.
Indah berjalan dengan malas, dan mencoba mencerna apa yang dikatakan Kiki “yaa intinya seperti itu teman-teman… Kalo tidak jelas silahkan bertanya ke Indah, dia lebih paham!! Ya Indaah yaa” “ya ampuun, kenapa sih aku ini, bertingkah kayak orang bloon seharian ini.. My I My heart Astagfirullah” maki Indah pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba Kiki menghentikan motornya di sebelah Indah.
“Ndah, yok naek aku anter pulang.” Kata Kiki pendek. Indah menoleh dan masih dalam keadaan loading…
Kiki menghela nafas, “Indaah… Buruan naek motorku gak usah mikir kelamaan deh”
“Ehh.. eng iya ya aku naik” Indah berjalan meninggalkan Kiki. Kiki berteriak “Ya ampuun… Indaaah aku disini kok malah ditinggal sih, sini aku bonceng!!”
Indah nyengir. “ehh iya maaf Ki..” Kiki hanya bisa mnggelengkan kepalanya.
Indah ragu dengan perasaannya saat ini, dia seperti orang ling lung yang tak mengerti apa apa. Terlintas dia terbayang sosok Ketua Osisnya yaitu Kiki. Di pikiran Indah yang ada hanya bayangan wajah Kiki.
‘Mungkinkah aku suka sama Kiki? Ya ampun, kenapa rasa ini datang tanpa permisi sih…’ kata Indah dalam hati. Dan akhirnya Indah terlelap dalam tidurnya.
Seminggu berlalu, masa Orientasi Siswa [MOS] telah berlalu, seperti biasa Indah melewati hari-harinya seperti biasanya. Dia menghabiskan waktu di sekolah bersama teman-teman sekelasnya, dan mulai jarang berkumpul dengan teman-teman osisnya.
Saat berjalan menuju kantin Indah bertemu dengan Awan dan tentunya bertemu dengan Kiki.
“Indaah…” sapa Awan dan melempar senyum pada Indah. Indah membalas senyum Awan dan menyapa Awan. Kiki dengan cuek menyapa Indah dengan panggilan “ndahh sii manja”.
Indah manyun dan seketika pipi Indah memerah “Kiki… awas kau yah!!” Kiki tertawa, melihat muka Indah memerah.
“muka Indah kayak kepiting rebus.. hahaha” tawa Kiki meledak, Awan pun juga ikut tertawa.
‘Melihat tawa Kiki, membuat rasa ini semakin bertambah. Ya ampun Kiki, kenapa aku bisa memiliki rasa ini terhadapmu…
Aku tahu ini gak mudah, dan aku tahu aku gak mungkin menyukaimu karena kau Ketua Osis dan aku hanya sekretasis Osismu’ Indah hanya mengulas senyum tipis dan menjauh dari Kiki dan Awan.
“eh.. Kii ciee Pjnya Kii?” goda Lara. Kiki hanya tersenyum. “eheem… oh si Kiki Pjnya dong..” kata bemby ikut menggoda Kiki. “apaan si kalian berdua ini, PJ apaan..” kata Kiki pura-pura tidak tahu.
‘PJ? Emang Kiki jadian sama siapa kok Lara sama bemby minta Pajak Jadian ke Kiki?’ Batin Indah.
Dengan polosnya Indah bertanya “Loh, emangnya Kiki baru jadian yah? Ciiee… Sama sapa Kii?” Kiki menoleh ke arah Indah tanpa berkata apa-apa.
“yaa ilaah Indah, ketinggalan berita.. si Kiki baru jadian sama si adek manis anak kelas X” Sahut Awan.
Indah tercengang kaget. “hah? Yang bener? Kelas X? jurusan apa wan? Ciieee… Kiki!!”
“ehh.. Indah kagetnya biasa aja kali hahaha… pacarnya Kiki jurusannya sama kayak kamu Ndah…” terang Awan sambil senyam senyum.
Kiki melirik Awan dengan sinis.
“yaa gak pake disebarin juga kali wann…” Kata Kiki datar.
“hehehe… abisnya si Indah gak tau ya jadi aku kasih tahu lah biar dia gak ketinggalan berita” sahut Awan.
“denger-denger dia anak basket yak kii?” Tanya Lara. Kiki hanya terdiam tak menjawab pertanyaan Lara.
“Kiki.. ditanyain kok gak dijawab sih” Lara manyun.
Dengan malas Kiki menjawabnya “iya Laraa”.
Di ruang Osis, Indah duduk menyendiri di kursi yang biasa ditempati Kiki yang menjabat sebagai Ketua Osis. Indah termenung masih tak menyangka bahwa Kiki jadian sama adik kelas yang sama dengan jurusan Indah. Rasanya hati Indah seperti diterjang truk. ‘yaa Allah, orang yang aku suka ternyata telah bersama orang lain yaa Allah..’ Indah menenggelamkan kepalanya di tangannya.
“kenapa kamu ndah?” Tanya Bemby yang sudah duduk di depan Indah. Indah mengangkat kepalanya dengan malas.
“gak papa kok bemb, lapar nih…” Kata Indah berusaha menyembunyikan rasa kesedihannya.
Kiki memasuki ruang osis “Indah, tempatnya siapa itu kamu duduki..”
Indah menatap Kiki tajam. “yaa.. yaa aku tau ini tempatnya Ketua Osis!! Aku pergi!!” Indah beranjak dari tempatnya dan keluar dari ruang Osis.
“kenapa tuh anak bemb? Tadi kan aku hanya bercanda…” Tanya Kiki bingung. Bemby mengangkat bahu “aku sendiri juga gak tau kii..”
Hapuskan rasa ini…
Aku menyerah,
Aku lelah,
Dan aku ingin mengakhirinya..
Mengharapkan seseorang yang salah,
Membuatku sakit tak berdaya.
Andai dia tahu rasa ini telah terlukis..
Terlukis di hati ini,
Indah menitihkan air matanya dan menenggelamkan wajahnya di bantal. Menangis karena kecewa, tahu kalau Kiki sudah memiliki pujaan hatinya.
Beberapa minggu berlalu, Indah mengalami masa galau yang begitu hebatnya, Indah mencoba menguatkan diri untuk berangkat menuju sekolah.
Berusaha kuat meski hati sedang rapuh. Indah berjalan sendiri di lorong ruang C dan berkali-kali menghela nafas.
“Indaah…”
Indah menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. Ternyata Lara yang berada di depan ruang Osis. Lara mengembangkan senyum dan melambaikan tangannya ke arah Indah. Indah berjalan meghampiri Lara.
“ngapain kamu disini raa?” Tanya Indah.
Lara tersenyum, “yaailah ndah… kamu lupa ingatan atau otak kamu lagi bermasalah ya? Kan tiap pagi kita kesini..” Indah memiringkan kepalanya memutar mutar bola matanya. Kemudian tersenyum simpul.
“hehehe.. oh iya juga sih..”
“maklum lah raa, si Indah abis galau jadi otaknya jadi terganggu gitu deh..” sahut Bemby. Indah mengerutkan kening “bemb, kok kamu bisa tahu kalo aku abis galau?”
“yaa ilaahh… Ndahh.. status kamu di Facebook muncul terus tau di beranda Facebookku.” Kata Bemby mencibir. Indah tertawa
Hahahahah… “iya sih, aku lupa…”
Tak lama, Kiki datang…
“loh baru 3 orang nih yang pada dateng?” Tanya Kiki.
“bukan 3 tapi 2 aku mau ke kelas. Bye temen-temen…” kata Indah beranjak pergi.
“Ndah.. kok pergi siih” teriak Lara. Kiki hanya menatap kepergian Indah. ‘kenapa tuh si Indah akhir-akhir ini dia jarang banget ikut kumpul’ batin Kiki.
“Maaf, aku menghindar dari kamu.. aku tak ingin kau menyadari tentang rasaku ini Kii…” Indah menghela nafas.
Indah duduk di taman, Indah masih tak ingin pulang, sedang asyiknya menikmati suasana di taman HP Indah bergetar. Ada 1 pesan masuk, Indah segera membukanya.
Indah dimana? Buruan ke ruang Osis, ada pengumuman dari Pembina Osis, kamu harus cepet dateng.
Sender: Lara
Indah menuju ruang osis.
“Ndah, tadi dicariin kemana? Ada kumpul nih, untung kamu belum pulang” omel Lara. Indah tersenyum tipis.
“Indah.. kamu kenapa sih akhir-akhir ini jarang kumpul haa? Bentar lagi ada proker terakhir kamu sekretaris harusnya dateng dong…” kata Kiki menasehati Indah. Indah hanya menatap Kiki dan menganggukan kepalanya.
Di tengah rapat, Indah duduk di samping Kiki mencatat apa yang diumumkan Pembina osis tentang pencalonan anggota Osis baru. Indah dan Kiki tampak sibuk membuat proker terakhir periode masa jabatan Osis tahun ini.
Saat Indah mennyalin catatan yang ditulis tadi Awan menghampiri Indah.
“Ndah, sebenarnya kamu itu suka sama Kiki ya?” Tanya Awan tiba-tiba. Indah sontak kaget muka Indah berubah menjadi merah. “maksudmu? Apaan siih ngaco deh wan..”
“Indah, Indah aku tau kok, mendem perasaan ke seseorang itu sakit lo ndah, apalagi seseorang itu udah punya kekasih..” kata Awan sambil mengembangkan senyumnya.
Indah melongo tak percaya dengan ucapan Awan “eh emm.. ngomong apaan sih kamu itu wan, si.. siapa juga yang mendem perasaan, lagian kata sapa juga sih.. kamu ngarang aja deh aku suka sama si Kiki..” Indah membantah tentang perkataan Awan, sontak wajah Indah memerah. Awan tertawa “tuh kan.. gak usah bohong Indah, tuh mukamu merah tau kayak kepiting rebus hahaha…”
‘ya Allah, kenapa Awan bisa tahu sih, aduh mati akuu..’ batin Indah.
Kiki menghampiri Awan dan Indah, “ada apa wan, kok kamu ketawa ketawa gitu?” kata Kiki mengerutkan keningnya.
“ehemm..” Indah melototi Awan.
“ohh.. enggak, ini mukanya Indah lucu merah gitu kayak kepiting rebus” sahut Awan. Kiki masih tak percaya.
“masa’ sih? Aku tadi sempet denger kalian kayak ngomongin aku gitu deh..” Kiki curiga.
Indah gelagapan dan wajah Indah masih memerah. Awan yang melihat ekspresi wajah Indah, tak kuasa menahan tawanya hingga Awan tertawa terpingkal-pingkal.
“asal kamu tahu Kii, hahaha… muka Indah merah padam tuh kayak kepiting rebus gara-gara ngeliat kamu…”
“Awaaan!!! Udaah deh jangan ngaco kalo ngomong, kalo kayak gini aku pulang aja…” Indah meninggalkan ruang osis dan pulang.
Di jalan, Indah menundukkan kepalanya, berharap Kiki tidak pernah tahu tentang perasaan Indah terhadapnya. ‘jangan sampai dia tahu ya Allah, dengan begitu aku akan belajar membuang rasa ini jauh-jauh’
Tiin… tiiin tiiin… Terdengar bunyi klakson, Indah menoleh ke belakang, Indah tercengang ternyata Kiki yang membunyikan klakson itu.
“ayo naik, bahaya kalo cewek pulang sendirian.. ntar diculik lagi.” Kata Kiki.
Indah terdiam dan mematung jantung Indah berdetak tak beraturan. Kiki tersenyum “jangan bengong, buruan naik..” Kiki menarik tangan Indah. Indah melongo, ‘yaa Allah, kenapa Kiki malah bersikap seperti ini? Kapan bisa Move On kalo kayak gini, aduuh.. My I My heart MasyaAllah’
Indah tersenyum hambar, di perjalanan pulang Indah hanya terdiam tak berbicara. Kiki melihat Indah dari spion motornya dan mengembangkan senyumnya. “Ndaah… kamu gak papa kan muka kamu lucu tau merah kayak tomat.. haha.”
“haa..?” Indah tak dapat berbicara apa-apa.
‘Indah aku tau kamu suka sama aku, tapi maafkan aku ndah, aku tak bisa, aku lebih memilih orang lain daripada kamu, bagiku kamu adalah teman terbaik dan lucu, karena itu aku tetap mempertahankan kamu sebagai teman terindahku’ kata Kiki dalam hati.
Mungkin hanya seperti ini akhir dari kisah cintaku di Osis, mengagumi Ketua Osis yang Ganteng, keren kayak Kiki itu ISTIMEWA, tak perlu memandang dari kejauhan dari dekat pun aku bisa, karena keberuntunganku menjadi Sekretaris Osis. Biarlah rasa ini mengalir begitu saja. Jika ini berakhir Osis ini, aku sudah siap untuk melepaskannya.
-TAMAT-
Cerpen Karangan: Dinda Eka Septiani

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik