Translate

cerpen kuliah pagi

Written By iqbal_editing on Rabu, 15 Maret 2017 | 19.59

Pagi ini kepala ku terasa pusing, mungkin karena perjalanan malam dari rumah ke menuju kota ini, ya beginilah nasib kuliah di luar kota, tiap ada waktu luang di akhir minggu aku sempatkan pulang ke rumah, dan harus kembali sebelum hari senin. Semalam aku berangkat menuju Surabaya karena aku kuliah di kota tersebut dan senin pagi ada jadwal kuliah, dan Dosennya paling tidak suka dengan mahasiswa yang datang telat, bisa-bisa nilai yang dikorbankan kalau sampai telat masuk kuliah pagi ini, karena itu semalam aku menuju Surabaya bersama seorang teman yang asal kotanya juga sama denganku, bernama Fandi karena kebetulan dia mengendarai mobil pribadi untuk kembali ke Surabaya, pikirku dari pada susah mencari bus di malam hari aku putuskan untuk menumpang di mobilnya, toh dia juga tidak keberatan, hitung-hitung ada teman di perjalanan katanya.
Sakit kepala pagi ini rasanya tidak seperti biasanya, sampai-sampai aku tidak bisa mengingat jam berapa aku sampai di Surabaya semalam, aku pun pagi-pagi sudah siap untuk berangkat ke kampus, karena kepala ini tidak nyaman di buat tidur lagi di kamar kos dan aku tahu ini masih terlalu pagi untuk berangkat, kuliah di mulai jam tujuh pagi tapi aku sudah tiba di kampus jam setengah tujuh.
Seperti yang kubayangkan keadaan kelas pagi ini masih sepi, cuma ada beberapa teman yang sudah hadir dan ngobrol di depan pintu kelas, karena aku merasa tidak enak badan aku putuskan untuk langsung masuk kelas tanpa ikut ngobrol dengan beberapa teman di luar kelas itu.
Saat aku masuk kelas, aku melihat Fandi sudah berada di dalam kelas dan duduk santai sambil bersandar di kursi paling depan sambil fokus ke handphone yang dipegangnya, dalam hati aku bertanya, tumben sekali dia juga datang sepagi ini dan sudah siap di dalam kelas..
Aku berjalan melewati samping kursi Fandi sambil bertanya ke Fandi “Tumben dateng pagi bro? semalem sampai kos jam berapa?” aku bertanya karena memang kos ku dan Fandi tidak sama dan jaraknya cukup jauh, sembari terus berjalan menuju kursi paling belakang karena jaga-jaga kalau kepala ini semakin pusing aku mungkin bisa tidur di kursi belakang tanpa sepengetahuan dosen nanti. Anehnya si Fandi tidak menjawab pertanyaanku barusan sampai aku duduk di kursi paling belakang ini, aku pikir ya sudahlah mungkin dia lagi asik dengan HP nya, toh aku juga lagi tidak bersemangat hari ini untuk ngobrol. “makasih ya Fan tumpangannya semalam” teriakku dari belakang karena mungkin saja aku tidak sempat bilang terima kasih semalam..
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh, Pak Dosen sudah berada di depan kelas bersiap memulai kuliah pagi ini, teman-teman yang lain sudah duduk dengan tenang di ruangan kelas, aku berada di kursi paling belakang dan samping kiri kanan tidak ada orang yang duduk, karena temanku yang duduk di belakang berjarak satu baris di depanku, jadi otomatis aku sendirian di belakang, suasana ini pas sekali semisal aku tertidur tidak ada seorangpun yang tahu dan bikin usil kalau-kalau tahu aku ketiduran.
Entah kenapa aku ingin melihat keadaan Fandi yang duduk di kursi paling depan, tapi hal itu tidak bisa kulakukan karena aku sendiri duduk paling belakang yang memang tidak bisa melihat dia dari sini karena tertutup oleh teman yang duduk di depanku. Dan tiba aku merasa ada yang aneh pagi ini, suasana kelas sunyi, tidak seperti biasanya..
mungkin cuma perasaanku saja… mungkin…
Sakit kepala ini tidak bisa membuatku santai apalagi tertidur sampai jam kuliah berakhir. Rasanya aku ingin duduk dulu di kursi ini menunggu keadaanku benar-benar membaik. Aku lihat Pak Dosen sudah bersiap siap meninggalkan kelas, tapi sebelum meninggalkan kelas, Pak Dosen tiba-tiba berbicara sesuatu ke kami “Seperti kalian ketahui, semalam kita semua mendapat kabar yang mengejutkan, dan kabar ini sampai di HP saya dini hari tadi dan tentunya kalian yang ada di sini menerima kabar ini terlebih dahulu daripada saya..” Pak Dosen mengatakan hal tersebut dengan nada yang lirih tapi masih bisa di dengar oleh seluruh mahasiswa di kelas, dan suasana mendadak hening.. aku bisa melihat ada teman perempuan yang mulai menangis dan menundukkan kepalanya, dan beberapa mahasiswa yang lain ikut menundukkan kepalanya. Sebenarnya apa yang terjadi? ada kabar apa? aku tidak menerima pesan apa-apa di HP ku semalam sampai pagi ini.. akupun bertanya dalam hati.
Saat aku ingin bertanya ke teman yang ada di depanku tentang hal ini tiba-tiba Pak Dosen meneruskan berbicara yang membuat aku kembali bersandar di kursiku tidak jadi menanyakan ke teman di depanku.
“seperti yang kalian ketahui, mobil Fandi mengalami kecelakaan tunggal hebat semalam saat menuju Surabaya dan… dan..” Pak Dosen tiba-tiba menghentikan bicaranya seakan tidak bisa melanjutkan perkataannya. Aku terkejut mendengar apa yang di katakan Pak Dosen barusan, Kecelakaan tunggal? Fandi? apa aku tidak salah dengar? belum selesai aku terkejut dan bertanya tanya dalam hati tentang kata-kata Pak Dosen tadi, Pak Dosen berkata “Setelah ini kita sama-sama mengantarkan jenazah mereka karena Orang Tua mereka telah tiba di Surabaya dan segera membawa pulang jenazah putra mereka untuk dimakamkan siang ini di kota asal mereka..” setelah itu Pak Dosen meninggalkan kelas dengan raut muka yang sedih.
Aku bingung.. tidak mengerti sama sekali yang di katakan Pak Dosen dari tadi… jenazah?… akan dimakamkan… mobil Fandi? kecelakaan.. jelas-jelas Fandi hadir di kelas ini… siapa yang meninggal? apa yang sebenarnya terjadi? dan ada satu hal lagi yang paling membuatku tidak mengerti…
Tiba-tiba sakit kepala ini menjadi-jadi, aku pun memegangi kepalaku dengan kedua tanganku, di tambah lagi suasana kelas yang menjadi hiruk pikuk oleh suara teman-teman dan tangisan sebagian teman lainnya.
Aku berusaha berdiri dengan keadaan sakit kepala yang membuat badan ini menjadi berat rasanya, aku melihat kursi yang diduduki Fandi di depan tadi, tapi dia sudah tidak ada di kursinya. Aku melihat sebagian beberapa orang mulai keluar kelas, mungkin si Fandi juga sudah keluar kelas juga. Aku berjalan dengan hampir sempoyongan dengan memegangi kepala ini menuju depan kelas dengan tetap berusaha mencari sosok Fandi, dan juga menuju tempat di mana seorang teman perempuan yang kulihat tadi sedang menangis, ternyata yang menangis dari tadi adalah Desi, saat aku sudah dekat di belakang kursinya, aku bertanya “apa yang sebenarnya terjadi? siapa yang meninggal Des?” bukan jawaban yang aku terima tapi tiba-tiba Desi pergi meninggalkan kursinya dengan suara tangisan yang semakin keras sambil berjalan keluar kelas, diikuti teman-teman yang lain berusaha yang menenangkannya.
Lalu aku melihat HP Desi tertinggal di kursinya, ternyata Desi dari tadi menunduk sambil menangis karena memperhatikan foto yang berada di HP nya yang memang berlayar cukup lebar sehingga aku pun bisa melihat gambar yang berada di foto tersebut sambil berdiri..
Dan.. aku melihat foto tersebut.. dan semuanya menjadi jelas…
Aku mengerti apa yang sebenarnya terjadi di pagi ini…
Tubuhku tiba-tiba merasa dingin.. aku menggigil kedinginan.. wajahku sudah jelas menjadi pucat.. kepalaku rasanya juga siap akan pecah melihat foto yang berada di HP Desi ini..
Karena Aku melihat foto dua orang berbaring dengan bekas luka parah berada di kepala mereka, mereka berbaring di dalam ruangan yang siapapun pasti tahu kalau ruangan itu adalah kamar mayat di suatu rumah sakit jika melihant foto ini, dan mereka adalah Fandi.. dan wajah yang yang aku tahu dengan pasti itu siapa tanpa harus melihat untuk kedua kalinya..
Akupun mengerti apa yang sebenarnya terjadi di kuliah pagi ini, dan aku juga sudah paham hal yang paling membuatku tidak mengerti dengan perkataan Pak Dosen tadi.. yaitu kata-kata “mengantarkan jenazah mereka”
Cerpen Karangan: Dwipayana K

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik