Translate

cerpen toko buku

Written By iqbal_editing on Senin, 20 Maret 2017 | 22.36

Cerita Toko Buku
Sudut kota Solo semakin ramai , jalanan semakin ramai , toko dan warung pun semakin ramai . Aku masih setiap duduk di balik toko buku milik sahabat saya , toko buku dengan sebuah kafe yang nyaman. Sudut depan dekat dinding kaca adalah tempat favorit .
Menyadari kesendirian adalah hal yang mengerikan , dari tadi saya duduk sendiri , setiap hari juga sendiri datang kesini. Sahabat saya sering bertanya, kenapa tidak pernah ada teman yang menemani , tentu saja maksudnya adalah teman perempuan.
Aku tersenyum , justru karena itulah aku datang sendirian. Di sudut tenggara dekat dengan rak buku anak-anak , arah jam 11 dari tempat saya duduk , selalu ada perempuan yang juga sendirian setiap sore. Hampir setiap hari dia kesini. Sahabatku pernah memberitahuku , namanya Nayla. Cukup cantik, tapi bukan itu yang membuat menarik.
Ketidakmampuanku memulai obrolan , bahkan untuk sekedar memulai kenalan. Selama berbulan-bulan pula berujung pada kesendirian sore ini. Menyesali itu memang selalu datang belakangan. Mengutuk diri sendiri adalah kemungkinan terbesar yang akan kulakukan.
Hanya sekali terjadi waktu itu , itu pun hanya melalui perantara sahabatku. Melalui surat tempo hari yang aku titipkan. Aku menunggumu hari ini untuk jawabanmu , tapi tak kunjung tiba.
Aku pulang , sahabatku hanya menatap sedih , istrinya dengan ceria justru menyemangatiku, tapi apa gunanya menyemangi orang yang tidak punya semangat hidup.
Hari berikutnya , sore , saya datang lagi untuk menunggu. Saya hanya tau namamu , selebihnya tidak ada , rumah mu dimana, dan sebagainya aku tidak tahu. Tidak kunjung ada tanda-tanda kehadiranmu.
Toko buku ini rasanya semakin tidak nyaman
Ini sudah hari ke lima , sore , dan saya dengan tidak mengertinya selalu saja berharap kamu datang terburu-buru , mengatakan berbagai alasan kenapa tidak muncul 4 hari ini , dan memberikan jawaban. Sahabatku menatap prihatin , dia memberiku secangkir teh hijau panas , gratis , untuk obat katanya. Istrinya tersenyum , kembali menyemangati.
Justru di tengah rasa bahwa aku sebaiknya memutuskan berhenti , kamu datang dengan jaket coklat gelap dan kerudung hitam. Masuk dengan wajah mencari-cari sesuatu , entah sesuatu , entah seseorang.
Hatiku mengembang
Sahabatku memberikan kode kalo dia datang, aku sudah tau , tak perlu kode.
Dia mendekat hingga dia minta ijin untuk duduk di depanku
“Iya tentu saja , silakan”, ucap saya sambil berdiri , lantas duduk setelah ia duduk.
“Maaf telah membuatmu menunggu”
“Oh , tidak apa-apa” ,jawabku gugup.
memang logika suka tidak bisa digunakan disaat situasi seperti ini
kau mengutarakan banyak hal, bukan alasan ketidakmunculanmu beberapa hari ini
kau datang hanya untuk memastikan isi surat itu
“waktu aku menulis dan mengatakannya dalam surat , itu aku tidak main main” , aku menegaskan dengan nada yang lembut.
kau justru menangis , aku bingung
“aku menerimanya”, jawabmu lirih.
hujan gerimis diluar sana membuat suasana toko buku ini semakin surgawi,
Aku tersenyum , sahabatku dan istrinya bersorak tanpa suara .
Bandung , 15 Maret 2012

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik