Translate

cerpen upacara bulan

Written By iqbal_editing on Senin, 20 Maret 2017 | 02.02

Judul Cerpen Upacara Bulan
Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Jepang
Lolos moderasi pada: 6 December 2016
Pangeran Tsubaki sebagai yang tertua dari sepasang kembar sudah ditakdirkan menjadi pemimpin kerajaan selanjutnya. Semua rakyat menyukai caranya memimpinnya.
Pangeran Tsubaki juga disebut “Pangeran Perak” karena rambutnya seperti perak yang biasa dibuat kebutuhan negara. Selain bijak, Pangeran Tsubaki juga suka menceritakan anak-anak sekolah tentang sejarah keluarganya dari dulu sampai sekarang.
Sementara kembarannya, Pangeran Azusa hanyalah seorang pangeran. Rambutnya ungu gelap mendekati hitam dan memakai kacamata, salah satu poni rambutnya menutup mata sebelah kanan, sedangkan Pangeran Tsubaki sebelah kiri. Mata mereka juga sama, warna violet. Yang menyedihkan bagi Pangeran Azusa, dia selalu disebut “Pangeran Kegelapan”. Selain itu, kalau dia berjalan ke kota, tidak ada yang menunduk.
Suatu hari, Pangeran Tsubaki mengunjungi desa. Semua anak-anak mengucapkan salam.
“Baiklah, anak-anak. Menurut kalian, siapa raja yang paling bijak di dunia ini?” tanya Pangeran Tsubaki.
“Tentunya anda, yang mulia!”
“Begitu ya… Tidak ada yang kalian hormati selain saya,” kata Pangeran Tsubaki.
Dari kejauhan, tepatnya di istana, Pangeran Azusa bisa melihat Pangeran Tsubaki tertawa bersama anak-anak kecil. Kemudian, Pangeran Azusa melihat Pangeran Tsubaki pulang, namun Pangeran Azusa tidak bergeming.
“Hey, Azusa! Ayo kita ke kota!” ajak Pangeran Tsubaki. Namun, Pangeran Azusa hanya memberinya tatapan benci.
“Tidak mau!! Tidak ada apapun di luar!! Tidak ada apapun!!! Tidak ada kesenangan!!” bentak Pangeran Azusa.
“Azusa!!” bentak Pangeran Tsubaki sambil berlalu.
Sebenarnya, Pangeran Tsubaki sudah bisa merasakan bahwa ketidakbahagiaan kembarannya tumbuh perlahan-lahan.
Perlahan hari demi hari, Pangeran Tsubaki mulai merasakan aura kegelapan dari Pangeran Azusa, tapi Pangeran Tsubaki tidak melakukan apapun. Sampai akhirnya, ketidakbahagiaan Pangeran Azusa sudah tidak terbendung lagi. Pangeran Azusa bertarung melawan Pangeran Tsubaki dengan tangan kosong, alias menghajar Pangeran Tsubaki.
Inilah saatnya mengeluarkan rahasia Pangeran Tsubaki. Kekuatan cahaya yang Pangeran Tsubaki miliki sejak lahir. Tidak ingin kalah, Pangeran Azusa mengeluarkan kekuatan kegelapannya yang ia miliki sejak lahir. Karena kekuatannya dengan Pangeran Tsubaki jelas berlawanan, pasti salah satu dari kekuatan ini akan menang.
“Hahaha!! Aku akan menjadi Pangeran Perak!!! Aku muak menjadi Pangeran Kegelapan!!!” kata Pangeran Azusa sambil tertawa jahat. Kemudian, Pangeran Tsubaki terkapar.
‘Mungkin masalah dan kurang perhatian yang membuatnya seperti ini!!’ pikir Pangeran Tsubaki. Kemudian, Pangeran Tsubaki melihat cahaya yang sangat terang di sebelah tubuhnya. Itu adalah pin kekuatan cahaya miliknya.
Melihat pin itu, Pangeran Azusa yang sudah dikuasai kegelapan melompat mengambil pin itu. Tanpa ia sadar, kembarannya menggenggamnya dengan erat.
‘Maaf, Azusa… Aku buta, hampir tidak pernah memperhatikanmu…’ tangis Pangeran Tsubaki sambil menutup kedua matanya karena cahaya yang satu ini lebih silau dari pada matahari.
Pangeran Azusa semakin mendekat, sementara cahaya yang terang melindungi Pangeran Tsubaki. Karena Pangeran Azusa tidak punya kekuatan sekuat Pangeran Tsubaki, Pangeran Azusa pun terpental menuju ke bulan yang bersinar terang.
Perlahan, cahaya itu meredup. Pangeran Tsubaki membuka matanya.
“Tidak!! Apakah kekuatanku melemparkan Azusa ke bulan?!” kaget Tsubaki, menyadari kalau Pangeran Azusa memiliki kekuatan yang kurang kuat.
Pangeran Tsubaki melihat ke arah bulan yang bersinar. Dari sana, ia melihat bayangan Pangeran Azusa dengan posisi duduk.
Besoknya…
Pangeran Tsubaki melihat ke arah bulan.
“Azusa… Sebenarnya orang-orang lebih setuju kau menjadi raja daripada aku… Semoga mimpimu indah disana…” tangis Pangeran Tsubaki.
Sejak itu, Pangeran Tsubaki berjanji akan selalu bermimpi dia pergi ke bulan dan bertemu Pangeran Azusa. Dan, Pangeran Tsubaki mengelar sebuah upacara untuk menghormati Pangeran Azusa. Upacara itu dinamakan “Upacara Bulan” yang selalu diperingati sampai akhirnya Pangeran Tsubaki meninggal.
Cerpen Karangan: Rahmania Alanadhanty

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik