“Wanita cantik berparas indah menata syair dari sudut-sudut hijaunya taman asrama”
Dia bukan seorang penyair, bukan juga
seorang inspirator, penyair ataupun inspirator hebat yang didaulat
sebagai pembicara handal, apalagi seorang wanita cantik yang belakangan
santer dengan kecantikan paras yang memolesinnya. Dia hanyalah seorang
gadis muda berparas cantik yang menghabiskan waktu di perhelatan tugas
mulia yang di embanya dalam menggapai cita dalam pendidikan. Lalu apa
hebatnya seorang Dia?, sehingga saya menyempatkan untuk melibatkannya
dalam bentuk tulisan?
DALAM suatu pertemuan
yang tak sengaja, melihatnya seperti hal yang biasa saya lakukan
sebelumnya, kepada teman-teman, rekan saat kalipertama berjumpa, tak
ada yang istimewa dari pertemuan tersebut sebenarnya. “hai, boleh saya
duduk disini.” umbarku membuka percakapan, membangunkanya dari angan
panjangnya di kursi dimana orang banyak berdiri disekitar dia duduk
berlindung dari derasnya hujan yang menyerjang, seakan hujan itu
berkata “waktunya untuk istrahat frent”, kepada setiap orang yang ada
disana.
Dengan sedikit senyum dia menoleh
kearahku berdiri, “oh tentu bisa”, dan sedikit membetulkuan cara duduk,
dia menyodorkan sebuah kain kecil kepadaku mungkin maksudnya untuk
mengelab kursi sebelahnya yang mulai berair terkena derasnya hujan.
Terimakasih, dengan sedikit menundukkan badan aku meraih kain kecil yang
dia berikan, lalu mengelab kurci disamping dia duduk. Kamu tugas di
sini yah, sambil mengembalikan kain kecil yang tati kepadanya, “ngak ah,
aku cuman dapat dinas disini saja dari kampus”, dia menerima kain yang
tadi dan meletakkanya diatas meja didepan kami duduk.
Kampus?, oh masih kuliah, kuliah dimana?
aku melanjutkan percakapan tak mempedulikan orang banyak yang mendesak
kami yang tengan duduk ditegah ruangan itu, Aku kuliah di kampus
akamdemi keperawatan dekat Rumah Sakit ini, sambil mengarahkan jauh
pandangan keluar, “hujanya makin deras -nya” dia melanjutkan ucapanya,
rupanya Dia adalah seorang mahasiswi dari kampus yang berada tak jauh
dari Rumah Sakit kami berada. Truss…!! kamu, sedang ngapain disini?
suaranya seakan meninggi yang membuatku menghentikan aktifitas membalas
SMS dari kawan dari tadi, sambil berdiri aku mengantongi Hp yang
kupegang, Aku cuman berdetuh disini, kebetulan tadi lewat depan, dari
pada menerobos hujan makanya aku masuk ke Rumah Sakit ini untuk
berteduh, tapi ngak hanya aku juga mungkin…!!! sambil melanjutkan
ucapanku aku meraih sebotol air mineral dari dalam tasku, kamu haus…!!,
sambil menyodorkan sebotol air mineral yang tadi kearah-nya.
“Trimakasih…!!! aku juga bawa ko, sambil menunjukan air mineral yang dia
bawa.
Hujan diluar sudah mulai reda, dan entah
berapa lama kami duduk ditempat itu, tetapi tak ada seorang-pun dri
tempat itu yang enggan melangkahkan kaki untuk melanjutkan aktifitas
yang sempat tertunda. kringg..!! kring…!!!, suara Hp di dalam ransel
yang dia kenakan berbunyi, oh..!! sebentarya aku angkat trlrpon dulu,
dengan mengangukan kepala aku menjawab ucapanya, sambil menunggu dia
selesai menjawab telepon, aku membuka tas yang kuletakkan dimeja tempat
kami duduk, lalu mengeluarkan buku komik, yang selalu menemaniku setiap
hari kemanapun aku melangkah, maklumlah….!!! sudah menjadi hobby. Lama
juga mereka berbincang dengan seorang dari ujung telepon yang menjadi
teman dia ngombrol, sampai-sampai 5-6 lembar saya menghabiskan waktu
membaca komik yang kupengan sambil bersandaran dikursi tempat kami
duduk.
Buku apatuh..!!! dia membangunkanku dari
keseriusan yang mulai terikut suasana dalam komik yang aku baca dari
tadi, ” heheeheh…!!! ko kaget..!! makanya jangan serius kali bacanya,
untung wanita baik yang disampingmu duduk, kalau gak..!!! kalau ngak
apa..!! aku memotong percakapanya. Buku apa sih, kayakna srius kali
bacanya, dia tak menjawab pertanyaanku. Komic aku menyodorkan buku
kepadanya, kamu suka juga? aku melanjutkan omonganku. sedikit membuka
lembar demi lembar, aku suka sih..!! tapi gak buku komic seperti ini,
aku suka..!! sambil menyebutkan beberapa buku komic yang gak asing lagi
ditelingaku dia melanjutkan ucapanya. ohh..!! yalah kamukan cewek wajar
dong klo suka komic seperti tu, aku memotong percakapanya yang dri tadi
seperti memikirkan nama komic lainya yang dia suka. Hujanya udah reda
sambil berdiri aku melihat keluar, mau pulang..!! sambil berdiri dia
menoleh kearahku, maunya sih..!! takut ujanya turun lagi, masih mendung
tuh..!! aku mengarahkan pandanganku ke atas..!!! aahh..!! itu bukan
mendung lagi, da sore ni yah biasadong.. !! sambil beranjak dari kursi,
kami melangkah memastikanya keluar.
Yakah..!! dengan sedikit ragu aku
membalas ucapnya, aku masih melihat keatas, sambil memastikan apa yang
dia ucapkan tadi. udahlah yakin aja, Kamu tinggal dimana sih..!! sampil
memukul-mukul pundakku..!! maaff abu..!! tirmakasih, sambil membersikan
bju, aku tinggal dekat sini juga iskandar muda aku menjabanya,
maupulankan? dia meneruskan ucapanya. ayo sama kita kluar, aku jga mo
pulang, dia melanjutkanya. Kamipun sama sama melangkah keluar dari rumah
sakit temapat kami berada, ngomong-omong kita blum kenalan, padahal
sudah dri tadi berbinjang, sambil mengulurkan tangan dia menghentikan
langkahnya, Mitha..!! akupun menjabat tanganya Anju..!! sambil
menyebutkan namaku. Tuh bus kami dia menunjuk bus yang rupanya dari tadi
menunggunya dijalan depang rumah sakit tersebut, woii..!! cepatlah kami
da lapar ni..!! lama kali kau keluar, dengan logat khas Mean, seorang
wanita dari dalam mobil tersebut kepadanya. Ya..!! ada pasien yang perlu
bantuan tadi dia meninggikan suaranya, kawanmu ya.!!! aku mencoba ikut
dalam pembicaraan mereka, ya..!! tman 1 kampus dia menjawab ku.
Aku mau masuk kemobil nih, kamu ada hp
ngak, nanti kita lanjutkan lagi, kamu jga mau pulang kan, dia membuka
pintu mobil yang dri tadi sudah menunggunya, tentu aku membalasnya,
smbil membacakan nomor hpku, dengan cpat dia melpon ke hpku, tuh nomorku
yah, dia naik kebus, ok makasih aku membantu menutup pintu mobilnya dri
luar, aku duluan plang ya sampai jumpa nanti, busnya pun melaju dengan
cepat. meningalkan tempat aku berdiri.
Perkenalan singkat yang takpernah diduga
sebelumnya, akupun kembali keparkiran rumah sakit tersebut untuk
mengambil Motor yang kuparkirkan di area parkir tersebut. Sesampainya
dirumah seperti biasanya aku lansung meloncat ke tempat tidur dan
mencoba tuk istrahat sejenak, hahhh..!! capek aku mungubar kata
sendiri..!!! tetapi tak seperti biasanya aku belum juga tertidur,
mungkin karena kena hujan tadi yah makana seperti ini, aku melanjutkan
ucapanku sendiri.Aku mengambil handul dan beranjak kekamar mandi untuk memutuskan untuk mandi lebih dulu.
*****
Dia adalah seorang Wanita yang kuat,
berpendirian & berani menjalani hidup, siapa yang dapat menjalaninya
seperti yang Dia jalani?? padahal siapa yang tau tentangya secara
permanen. Kekuatan dan kelebihannya sunggulah luar biasa, bagaimana
tidak, dia kuat menjalani hidup ditengah-tengah cercaan, hinaan
orang-orang disekitarnya, yang selalu menganggabnya lalai melaksanakan
tugas, jikalau jiwa-jiwa yang lemah terbaring yang diterpa penyakit,
tidak dapat tertolong lagi, terlebih banyaknya mata memandang, bibir
berucap secara sepihak dibalik profesi nya. apa kita bisa bertahan
jikalau kita mengemban posisinya..!!!, sambil sedikit menebalkan tulisan
aku menggaris bawahi nya
“detik berlalu kening mengerut, sajak kata yang cocok menggambarkan itu belum juga terlintas”
Saya sendiri tidak habis pikir….!!!,
sambil menghentikan kegiatan yang dari tadi sibuk menulis aku mengangkat
tangan keatas kepala
Sebetulnya apahkah Dia nyaman bertahan
dengan semua itu, “Bisa saja dia pergi mengemban Pendidikan dan tanggung
jawab yang lain” dengan talenta dan keterampilan yang dimiliki, saya
yakin dia bisa untuk itu, dan menepis semua yang ia alami saat ini.
Mencoba menjabat pertanyaan yang terlintas di pikiran dari tadi.
Aku teringat akan yang dia katakan ketika
saya bertanya tentang keputusan mengapa dia mengambil pendidikan yang
katanya menelan banyak pengeluaran tersebut, Namun apa yang dia katakan,“tak
sedikit-pun aku melayangkan pikiran untuk mencoba mengakhiri apa yang
kulakukan hari ini, terutama dalam pelayanan karena tanggung jawab dari
pendidikan ku saat ini”. menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlontar serta terlintas di benat selama ini.
Wowwww luar biasa……!!!!, sambil
membetulkan cara duduk saya melanjutkan untuk mengetik, sedikit meraba
layar monitor Komputer yang terpampang didepan ku aku menuliskannya
kembali.
“Bukan memaparkan kecantikan atapun itu
yang namanya kelebihan dan kemampuan, tanggung jawab, pendirian serta
ego memahami yang memaparkan ‘DIA’ yang sebenarnya, aku mengangukan
kepala mencoba memahami yang aku tulis tentang dia. Berawal dari
perjumpaan yang tak terduga sebelumnya, sampai saat ini hubungan itupun
berlanjut, bahkan hampir sudah melewati 1 tahun, mungin ni masih terlalu
muda tetapi sulit bagi seseorang menjalaninya, inilah yang menyebabkan
banyak orang yang takmampu tuk bertahan.
***
“Dia bukan penulis hebat yang mampu
membawa suasana pembacanya, bukan juga penyair yang bernostalgia
memberikan kenyamanan bagi yang mendegarnya. Namun mereka orang-orang
yang mampu memberikan teladan untuk dan membantu banyaknya yang
mensyukuri sisa-sisa hidup.” demikian lah mereka yang menjalankan tugas
yang mulia bagi setiap orang teruslah berjuang, senyum-senyum manis- MU
slalu aku rindu kan. (*)
0 komentar:
Posting Komentar