Pribadi yang Baik Lebih Menarik daripada Pakaian Indah
oleh: Alikta Hasnah Safitri
Tokoh:
- Serigala
- Anjing
- Pak Tani
- Kelinci
- Rubah
Ada seekor serigala yang tinggal di atas
bukit dekat jalan sebuah desa. Ia mengintip keluar dari lubang
sarangnya Pak Tani yang sedang memberi makan anjingnya.
Serigala : “Ah, betapa beruntungnya
menjadi anjing piaraan Pak Tani. Tanpa perlu repot mencari makanan atau
minuman, ia akan mendapatkan yang enak. Rumahnya pun cukup bersih untuk
hidup, tidak seperti aku yang harus hidup dalam lubang kotor yang gelap
seperti ini.” (termenung sejenak, kemudian melanjutkan) “Menjadi
binatang piaraan tentu sangat menyenangkan, aku bisa memperoleh makanan
yang lezat, susu untuk minum, dan tempat yang baik untuk istirahat.
Mengapa Pak Tani lebih suka memelihara anjing sebagai binatang piaraan
dan bukan serigala? Padahal, aku bisa terjaga di malam hari untuk
menjaga ladang, lariku pun lebih cepat. Hmm, yang membedakan kami
hanyalah penampilan. Aku tak memiliki mantel putih seperti anjing,
kulitku begitu gelap dan kotor.” (mendesah pelan)
Serigala berjalan menghampiri anjing ketika Pak Tani pergi meninggalkannya.
Serigala : “Hei Anjing. Aku adalah
tetanggamu. Aku ingin menjadi binatang piaraan tuanmu. Bisakah kamu
datang ke rumahku dan memberitahuku bagaimana agar aku dapat menjadi
binatang piaraannya?”
Anjing : “Baiklah, aku akan
membantumu. Tetapi bagaimana ya, aku tidak dapat ke rumahmu karena
terlalu gelap dan kotor. Kamu tidak menjaga kebersihan rumahmu. Tinggal
di tempat gelap dan kotor telah membuatmu sakit. Tampaknya, kamu juga
lama tidak mandi. Bau tubuhmu tak tertahankan.” (Anjing berkata sambil mengendus bau serigala)
Serigala : “Tetapi aku tidak merasa bahwa rumah dan badanku berbau tidak sedap.”
Anjing : “Kamu telah terbiasa
dengan bau tidak sedap untuk waktu yang lama, sehingga kamu tidak
merasakan bahwa tubuhmu yang kotor itu berbau. Kamu tidak mandi secara
teratur untuk membersihkan diri. Dari baumu, orang-orang di dekatmu
dapat dengan mudah mengetahui bahwa kamu sudah lama tidak mandi.” (Anjing mencibir)
“Serigala, karena kamu tinggal di tempat yang kotor, kotoran dan
keringat yang menempel pada tubuhmu menimbulkan bau busuk. Bagaimana aku
dapat datang ke tempat tinggalmu? Mungkin aku juga akan menjadi sakit
jika berkumpul denganmu. Mandilah terlebih dahulu, baru kemudian
berbicara denganku.”
Serigala pergi meninggalkan anjing dan berjalan berbalik kembali ke sarangnya. Ia pun mandi dan membersihkan rumahnya.
Serigala : “Wah, aku sudah rajin
mandi, tapi kulitku kok masih gelap ya? Hmm, aku harus menemui kelinci
dan bertanya bagaimana cara mendapatkan cara memiliki mantel putih
seperti anjing.”
Serigala berjalan menemui kelinci.
Serigala : “Kawanku yang baik hati,
kamu memiliki mantel putih seperti yang dimiliki oleh anjing piaraan Pak
Tani. Tolong katakan padaku bagaimana caranya agar aku memiliki mantel
seperti yang dimiliki anjing piaraan Pak Tani. Tolong katakan padaku,
aku ingin Pak Tani mau menerimaku sebagai binatang piaraannya.”
Kelinci : “Eh Serigala, kamu itu
aneh. Mengapa kamu ingin terlihat seperti orang lain? Tuhan telah
memberikan warna kulit yang berbeda terhadap semua makhluk di dunia ini
sesuai dengan kelompok, kebiasaan, dan tempat tinggal mereka. Warna
mereka yang beraneka ragam itu juga memberikan keindahan tersendiri bagi
dunia.
Serigala : “Tolonglah, katakan padaku bagaimana caranya.”
Kelinci : (menunjuk langit) “Lihat! langit itu berwarna biru.”
Serigala : “Ya, aku tahu.”
Kelinci : “Rumput berwarna hijau,
bunga juga memiliki banyak warna. Serangga, reptil, dan binatang lainnya
juga memiliki banyak warna. Betapa dunia indah dengan begitu banyak
warna. Warna kulit menyelamatkan binatang dari musuh-musuh mereka.
Belalang hijau dapat bersembunyi di rumput hijau, kupu-kupu dapat
menyelamatkan diri diantara bunga-bunga. Beruang kutub pun memiliki
mantel seputih salju untuk mengelabuhi musuhnya. Warna, tak membuat kita
lebih tinggi atau lebih rendah, kita bisa hidup bahagia bersama tanpa
harus mencoba meniru yang lain.”
Serigala : “Oh, begitu.”
Kelinci : “Jika serigala memiliki
mantel putih seperti anjing, mereka tidak dapat bersembunyi di dalam
kegelapan malam. Akibatnya, mereka akan mudah dibunuh oleh harimau dan
singa.”
Serigala : “Tapi, jika aku memiliki mantel putih, pasti aku akan mampu menarik hati Pak Tani. Betul kan Kelinci?”
Kelinci : “Aduh serigala, itu
anggapan yang salah. Kamu beranggapan bahwa hanya dengan mengenakan
pakaian bagus, maka kamu akan disukai, itu perlu diluruskan.”
Serigala : “Lantas, apa yang membuat kita disukai orang kelinci?”
Kelinci : “Kamu disukai atau tidak
disukai itu karena sopan santun, karakter, dan kualitas kamu. Apapun
bentuk atau warna tubuhmu, kamu harus memiliki empat syarat.”
Serigala : “Katakan empat syarat itu.”
Kelinci : “Dengarkan baik-baik ya serigala.”
Serigala : “Baiklah.”
Kelinci : “Syarat pertama adalah
memahami berbagai persoalan dengan benar. Kamu harus memiliki kecerdasan
dan pengetahuan yang memadai untuk memahami apapun, sehingga yang kamu
pikirkan, bicarakan, dan lakukan dapat berguna bagi orang lain. Untuk
mempelajarinya, kamu tidak perlu meniru orang lain. Sesuatu dalam diri
orang lain yang menciptakan kesan yang baik, mungkin tidak baik bagi
kamu. Siapa yang mau berteman dengan sapi yang menggonggong atau
berteman dengan anjing yang mengeong seperti kucing?”
Serigala : “Apa syarat yang kedua?”
Kelinci : “Yang kedua adalah
keberanian untuk melakukan satu tugas dalam keadaan sulit. Meskipun
menghadapi pencuri yang besar dan kuat, seekor anjing tidak boleh
melarikan diri ketika melihat orang asing masuk untuk mengambil harta
benda tuannya.”
Serigala : “Ah, itu gampang.”
Kelinci : “Dengarkan sampai tuntas!”
Serigala : “Ya, ya, lanjutkan.”
Kelinci : “Syarat yang ketiga
adalah rasa tanggungjawab. Anjing melakukan tugasnya dengan berjaga
siang dan malam tanpa memperhatikan kenyamanan dirinya. Sedang yang
keempat adalah kejujuran. Jujur artinya selalu berbicara benar, tidak
pernah menipu orang, atau mencuri sesuatu untuk diri pribadi. Anjing tak
pernah mencuri makanan dari dapur tuannya, ia hanya makan apa yang jadi
miliknya. Tapi kamu dan temanmu sesama serigala memiliki kebiasaan
mencuri daging sisa milik hewan lain.”
Serigala : “Meskipun aku punya
syarat-syarat itu, Pak Tani tak akan menerimaku sebagai piaraan karena
warna kulitku yang gelap.”
Kelinci : “Para petani tidak
memelihara anjing karena mantel putih mereka, tapi karena anjing itu
cerdas, berguna, pandai, berani, dan jujur dalam bekerja.Tidak seperti kamu serigala. (menghela nafas) “Serigal, kalau kau ingin bermanfaat bagi orang lain, semua orang akan suka denganmu. Warna kulitmu tidaklah penting.”
Serigala : “Ah, sudahlah kelinci. Susah untukku percaya padamu, akan kutemui Rubah untuk meminta nasehat darinya.”
Serigala berbalik meninggalkan Kelinci dan menemui Rubah.
Serigala : “Hei Rubah, bagaimana kabarmu? Baik-baik saja kan?”
Rubah : “Yah, seperti yang kau saksikan saat ini.”
Serigala : “Rubah, aku ingin sekali bekerja kepada petani. Namun, ia tak akan menerimaku karena kulitku yang gelap.”
Rubah : “Betulkah?”
Serigala : (mengangguk) “Bisakah kau memberitahuku bagaimana cara untuk membuat kulitku seputih anjing petani?”
Rubah : “Waahh, gampang sekali.
Aku dapat mengubah mantel setiap hari sesuai kebutuhanku. Ketika aku
pergi bertemu angsa di kolam, aku memakai yang putih. Ketika bertemu
harimau, akan kupakai yang kuning, ketika bertemu beo akan kupakai yang
hijau.”
Serigala : “Bagaimana kau dapat merubah warna kulitmu?”
Rubah : “Guaaammpang sekali, aku
punya teman yang baik hati. Temanku itu pandai melukis. Apa saja yang
aku minta, ia pasti dapat melukiskannya dengan baik. Ketika temanku itu
tak ada, aku mengecat kulitku sendiri. Namun, untuk memiliki mantel
putih, aku menggunakan kapas dan lem, sehingga kulitku berbulu indah.”
Serigala : (mengangguk antusias) “Rubah yang pandai, katakan padaku bagaimana aku bisa menggunakan kapas dan lem untuk memiliki mantel putih di kulit?”
Rubah : “Sangat mudah! Tumpahkan satu botol pasta ke tubuhmu.”
Serigala : “Setelah itu?”
Rubah : “Bergulinglah di pasta,
lalu bergulinglah di kapas. Kapas putih akan menempel di kulitmu. Lihat
hasilnya. Kamu pasti akan takjub, kamu seakan-akan memiliki kulit putih
dengan bulu yang tebal.”
Serigala telah melaksanakan saran Rubah. Kini, tubuhnya penuh dengan bulu berwarna putih yang tebal. Ia segera menemui anjing.
Serigala : “Hai, lihatlah aku! Aku
sudah mandi setiap hari. Aku juga sudah membersihkan rumahku setiap
hari. Aku juga memiliki bulu baru yang putih seperti milikmu. Bisakah
sekarang kau mengajariku cara menjaga ladang, sehingga aku dapat meminta
bantuan tuanmu untuk mempekerjakanku sebagai binatang piaraan?”
Anjing : “Ya, ikutlah berkeliling ladang denganku.”
Serigala dan anjing kemudian berkeliling ladang bersama-sama.
Anjing : “Malam ini aku akan mengundang anjing-anjing lain untuk makan malam.”
Serigala : “Ajaklah aku turut serta, kumohon dengan sangat.”
Anjing : “Anjing tidak suka
berteman dengan binatang lain. Walaupun kau tampak seperti anjing, kau
tidak tahu cara menyalak. Maka, kau tak dapat bergabung dengan kami.
Ketika kamu bicara, temanku anjing akan mengetahui bahwa kau bukan
merupakan kelompok kami.”
Serigala : “Aku tidak akan berbicara apapun selama pesta berlangsung. Aku akan tutup mulut.”
Anjing : “Ya, terserahlah kalau kau tak mau menerima nasehatku.”
Malam pesta dilaksanakan. Serigala
menghadiri pesta bersama sekawanan anjing. Saat pesta berlangsung,
tiba-tiba turun hujan. Karena basah, kapas pada kulit serigala terlepas
sehingga terlihatlah kulitnya yang gelap. Anjing-anjing yang marah
menyalak bersama dan bergegas menuju serigala untuk menggigitnya.
Serigala berlari ke lubang persembuyiannya.
Sumber Cerita :
0 komentar:
Posting Komentar