Translate

sejrah dan perkembangan drama di dunia 2

Written By iqbal_editing on Kamis, 01 September 2016 | 05.31

6.    Drama Zaman Perancis
Drama di Perancis merupakan  penerus drama abad pertengahan, yaitu drama yang mementingkan pertunjukan dramatik, bersifat seremonial dan ritual kemasyarakatan. Beberapa kelompok drama amatir yang eksis pada masa itu dikelola oleh para pengusaha seperti Confrerie de la Passion yang memiliki gedung pementasan yang tetap di Paris sekitar tahun 1400. Kelompok ini memiliki monopoli di bawah lindungan istana hingga tahun 1598 sebelum akhirnya disewa oleh rombongan Les Comedians du Roi.
Drama zaman Prancis memiliki konsep penulisan naskah yang cenderung menggabungkan drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir kaum terpelajar. Perubahan besar terjadi sekitar tahun 1630-an, ketika teori neoklasik dari Italia masuk ke Prancis. Pada waktu itu di Prancis teori ini amat dipegang teguh dan dipatuhi lebih dari negara manapun. Dasar dari teori neoklasik itu adalah:
a)        Hanya ada 2 bentuk drama, yaitu tragedi dan komedi yang keduanya tak boleh dicampur.
b)        Drama harus berisi ajaran moral yang disajikan secara menarik.
c)        Karakter harus menggambarkan sifat umum, yang universal dan bukan individual.
d)       Mempertahankan kesatuan waktu, tempat, dan kejadian.
Dramawan Perancis yang terkenal pada waktu itu adalah Pierre Corneille (1606–1684) dengan karya-karya: Horace, Cinna, Polyceucte, dan Rodogune; Jean Racine (1639-1699) dengan karya-karya: La Thebaide, Alexandre, Les Plaideurs; Moliere (1622-673) dengan karya-karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Sekolah Istri, Dokter Gadungan, Cacad Bayangan, dan sebagainya.
Pada abad 18, drama di Perancis dimonopoli oleh pemerintah dengan Comedie Francaise-nya. Secara tetap mereka mementaskan komedi dan tragedi, sedangkan bentuk opera, drama pendek dan burlesque dipentaskan oleh rombongan drama Italia : Comedie Italienne yang biasanya mementaskan di pasar-pasar malam. Sampai akhir abad 18, Perancis menjadi pusat kebudayaan Eropa. Drama Perancis yang neoklasik menjadi model di seluruh Eropa.  Kecenderungan neoklasik menjalar ke seluruh Eropa.
7.    Drama Abad 19
Abad 19 merupakan babak baru bagi proses perkembangan drama. Perpindahan orang-orang berkelas ke kota karena Revolusi Industri turut menyebabkan perubahan pada seni drama. Di Inggris, sebuah  drama kloset atau naskah lakon yang sepenuhnya tidak dapat dipentaskan mulai bermunculan. Tercatat beberapa nama penulis drama kloset seperti Wordswoth, Coleridge, Byron, Shelley, Swinburne, Browning, dan Tennyson. Baru pada akhir abad 19, drama di Inggris menunjukkan tanda-tanda kehidupan dengan munculnya Henry Arthur Jones, Sir Arthur Wing Pinero, dan Oscar Wilde. Juga terlihat kebangkitan  pergerakan teater independen yang menjadi perintis pergerakan “Teater Kecil” yang  nanti di abad ke 20 tersebar luas, misalnyai Theatre Libre Paris, Die Freie Buhne Berlin, independent Theater London dan Miss Horniman’s Theater Manchester yang mana Ibsen, Strindberg, Bjornson, Yeats, Shaw, Hauptmann dan Synge mulai dikenal masyarakat.
Selama  akhir abad 19 di Jerman muncul dua penulis lakon kaliber  internasional yaitu Hauptmann dan Sudermann. Seorang doktor Viennese, Arthur Schnitzler, juga menjadi dikenal luas di luar tempat asalnya Austria dengan naskah lakon yang ringan dan menyenangkan berjudul Anatol. Di Perancis, Brieux menjadi perintis teater realistis dan klinis. Sedangkan di Paris dikenal naskah drama berjudul Cyrano de Bergerac karya Edmond Rostand.
Sementara itu di Italia Giacosa menulis lakon  terbaiknya yang banyak dikenal, As the Leaves, dan mengarang syair-syair untuk opera, La Boheme, Tosca, dan Madame Butterfly. Verga menulis In the Porter’s Lodge, The Fox Hunt, dan Cavalleria Rusticana, yang juga lebih dikenal melalui opera Muscagni. Penulis lakon Italia  abad 19 yang paling terkenal adalah, Gabriel d’Annunzio, Luigi Pirandello dan Sem Benelli dengan lakon berjudul  Supper of Jokes yang dikenal di Inggris dan Amerika sebagai The Jest. Bennelli  dengan lakon Love of the Three Kings-nya dikenal di luar Italia dalam bentuk opera.
Di Spanyol Jose Echegaray menulis The World and His Wife; Jose Benavente dengan karyanya Passion Flower dan Bonds of Interest dipentaskan di Amerika; dan Sierra bersaudara dengan naskah lakon  Cradle Song menjadi penghubung   abad ke 19 dan 20, seperti halnya Shaw, Glasworthy, dan Barrie di Inggris, serta Lady Augusta Gregory dan W.B. Yeats di Irlandia.
Perkembangan drama di Amerika sampai abad 19 dikuasai oleh “Stock Company” dengan sistem bintang. Stock Company merupakan sebuah rombongan drama lengkap dengan peralatannya serta bintang-bintangnya yang rutin mengadakan perjalanan keliling. Dengan dibangunnya jaringan kereta api pada tahun 1870-an, Stock Company makin berkembang. Hal ini menyebabkan seni drama tersebar luas di seluruh Amerika hingga memunculkan beberapa kelompok drama lokal. Stock company lenyap sekitar tahun 1900. Sindikat teater berkuasa di Amerika dari tahun 1896-1915. Realisme kemudian menguasai panggung-panggung drama Amerika pada  Abad 19. Usaha melukiskan kehidupan nyata secara teliti dan detail ini dimulai dengan pementasan-pementasan naskah-naskah sejarah. Setting dan kostum diusahakan sepersis mungkin dengan zaman cerita. Charles Kenble dalam memproduksi “King John” tahun 1823 (naskah Shakespeare) mengusahakan ketepatan sampai hal-hal yang detail.
Zaman Realisme yang lahir pada penghujung abad 19 dapat dijadikan landas pacu lahirnya seni drama modern di barat. Penanda yang kuat adalah timbulnya gagasan untuk mementaskan lakon kehidupan di atas pentas dan menyajikannya seolah peristiwa itu terjadi secara nyata. Gagasan ini melahirkan konvensi baru dan mengubah konvensi lama yang lebih menampilkan seni drama sebagai sebuah pertunjukan yang memang dikhususkan untuk penonton. Tidak ada lagi pamer keindahan bentuk akting dan puitika kata-kata dalam Realisme. Semua ditampilkan apa adanya seperti sebuah kenyataan kehidupan.
8.    Drama Modern
Drama modern pada dasarnya merupakan proses lanjutan dari kejayaan pementasan drama sebelumnya yang dimulai sejak zaman Yunani. Perubahan yang nampak terdapat pada hampir seluruh unsur drama pentas. Berbagai karakter tokoh di atas pentas diekspresikan dengan konsep pementasan modern yang memiliki efek-efek khusus dan teknologi baru dalam unsur musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya permainannya pun cenderung didominasi realistis hingga mengalami kejenuhan dan lebih menjurus pada gaya permainan yang eksperimental.
Perkembangan gaya eksperimental ditandai dengan banyaknya gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang, sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tidak jarang usaha para dramawan berhasil dan mampu memberikan pengaruh seperti gaya; Simbolisme, Surealisme, Epik, dan Absurd. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka berhenti pada produksi pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah artistik yang dilakukan oleh seniman drama modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha tersebut mengantarkan kita pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna keindahan.
Selain konsep dan bentuk pementasan yang modern, perkembangan drama modern dunia juga ditandai dengan munculnya beberapa dramawan yang namanya mendunia seperti:
1.      Henrik Ibsen (1828-1906) dari Norwegia dengan karyanya seperti Nora, Love’s Comedy, Brand and Peer Gynt, A Doll’s House, An Enemy of the People, The Wild Duck, Hedda Gabler, dan Rosmershom.
2.      Augst Strindberg (1849-1912) dari Swedia dengan karyanya seperti Saga of the Folkung, Miss Julia, The Father, A Dream Play, The Dance of Death, dan The Spook Sonata.
3.      George Bernard Shaw (1856-1950) dari Inggris dengan karyanya seperti Man and Superman, Arms and The Man, Major Barbara, Saint Joan, The Devil’s Disciple, dan Caesar and Cleopatra.
4.      William Butler Yeats (1884) dari Irlandia dengan karyanya seperti The Shadow of a Gunman, Juno and the Paycock, The Plough and the Stars, The Silver Tassie, Within the Gates, dan The Star Turns Red.
5.      Emile Zola (1840-1902) dari Prancis dengan karya drama terkenalnya yaitu Therese Raquin. Selain Zola, dramawan Prancis lainnya yang terkenal adalah Jean paul Sartre (1905-....) dengan karyanya seperti Huis Clos dan Les Mouches.
6.      Bertolt Bercht (1898-1956) dari Jerman dengan karyanya seperti Threepenny Opera, Mother Courage, dan The Good Woman of Setzuan.
7.      Luigi Pirandello (1867-1936) dengan karyanya seperti Right You Are, If You Think You Are, As You Desire Me, Henry IV, Naked, Six Characters in Search of an Author, dan Tonight We Improvise.
8.      Federico Garcia Lorca (1889-1936) dari Spanyol dengan karyanya seperti The Shoemaker’s Prodigius Wife, dan The House of Bernarda Alba.
9.      Maxim Gorky (1868-1936) dari Rusia dengan karya drama terkenalnya yaitu The Lower Depth.
10.  Tennesse Williams (1914-....) dari Amerika dengan karyanya seperti Cat on a Hot Tin Roof, Orpheos Descending, Baby Doll, dan Sweet Bird of Youth.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik