Translate

cerpen senyum pemilu

Written By iqbal_editing on Sabtu, 04 Februari 2017 | 07.41

SENYUM PEMILU
Cerpen Usman Hasan
Aku melongok keluar dari jendela sebab terdengar ada bunyi sepeda motor . Ternyata Sudun temanku, dia sementara berbicara dengan pengendara mobil Inova. Sudun tetap diatas motor, sementara pengemudi Inova pun tetap berada didalam mobil. Untung saja jalanan depan rumahku termasuk jalanan sepi, tidak ramai kendaraan bermotor sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lainnya.
“Pasti Sudun hendak mampir dirumahku.” Begitu pikirku.
Sudun berbeda jauh usia denganku. Dia usia 20- tahun, sementara saya sudah 50-an. Sudun memang temanku ngobrol, hampir setiap hari dia berkunjung kerumahku. banyak yang kami diskusikan. Mulai dari masalah daerah sendiri yang kemajuan pembangunan bergerak bagaikan langkah kura-kura sampai masalah nasional, bahkan kadang sampai pada masalah internasional.
‘Gimana khabar, serius sekali, siapa itu teman kamu bicara tadi? “
“Oh itu pak Budi . Saya juga baru kenal. Dia diperkenlakan oleh sahabat saya. Setelah berkenalan,eh tenyata kakeknya masih tetangga kebun kakek saya. Begitu katanya, saya pun ndak begitu paham,soalnya kakek saya masih meninggal pada zaman Belanda.”
“Apa profesinya ?”
“Dia mengaku sebagai Ketua Partai Kepiting. Jadi dia sering datang kerumahku. Ya minta bantu mensukseskan dia pada Pemilu 2014. Pokoknya, katanya kalau dia jadi wakil rakyat, apalagi bisa menduduki Ketua DPRD, tidak mungkin orang yang membantu dia kemudian dilupakan begitu saja. Oh ia orangnya selalu berbicara soal rakyat kecil, pembangunan yang merata, perobahan, anti korupsi. Orangnya murah senyum, tadi saya masih jauh dia sudah mengenali. Dia klakson berulang-ulang kemudian menghentikan mobilnya. Orangnya baik, sungguh-sungguh memperhatikan rakyat kecil.”
Aku berdiri mengambil rokok diatas meja komputer, menawarkan kepada Sudun.
“ Kamu ini menyimpulkan bahwa pak Budi memperhatikan rakyat kecil hanya dengan alasan dia itu murah senyum dan dia itu masih tetangga kebun kakekmu yang kamu sendiri ketika itu belum lahir, bagitu kan ? “ Kata saya dengan suara nyaring dan mata sedikit melotot.
“ Ya begitu, kemudian apa masalahnya.?”
“ Makanya kamu buka itu pikiran, jangan hanya kupon putih di kepala, akhirnya tertutup otak. Pertama, soal senyum. Aku sedikit hendak menjelaskan. Jadi ada berbaga-bagai senyum.”
Sudun manggut-manggut kepala
“Oh begitu ya, saya baru tahu kalau senyum ada bermacam-macam.”
“Ada senyum bahagia, misalnya seorang suami mendapat kepastian dari zuster, bahwa isterinya melahirkan dengan selamat. Itu namnya senyum bahagia. Ada juga senyum gembira, misalnya seseorang pemasang kupon putih alias mendengar berita di bahwa nomornya tembus empat angka. Ada senyum komersil. Itu senyum biasanya dihamburkan oleh penjaga toko, penjual keliling. Tujuannya untuk menggaet pembeli. Ada lagi yaitu senyum sinis, yan ndak suka, tidak senang, meremehkan. Senyum pahit, nah itu yang orangnya tidak terima, tidak ikhlas, tapi tak mampu memprotes. Misalnya, perlakuan pimpinan yang tidak disukai, namun tidak berani menolak. . Atau seseorang yang kalah telak dalam perjudian, terpaksa senyum pahit.
“Waduh abang ini, menjelaskan soal senyum sampai panjang lebar begitu, terus apa hubungannya dengan pak Budi.”
“Kamu ini gimana, saya kan belum selesai bicara sudah dipotong. Senyumnya pak Budi, itu namanya yang disebut senyum Pemilu. Kemana-mana pasang senyum. Tak pilih tua muda, kaya miskin, selalu dihamburkan senyum. Ndak ada kerugian sebab senyum tidak dibeli. Kalau seorang yang bermimpi jadi anggota Dewan kemudian kemana-mana –pasang wajah cemberut, pasti orang menjauhi dia. Kalau sudah berhasil duduk jadi anggota Dewan,apalagi menjadi Ketua, tunggu saja senyumnya, pasti sudah hilang senyumnya. yang ada adalah pasang wibawa, Jaimnya satu badan , dari kepala sampai kaki. Kalau ketemu , mengeluh, “ waduh ndak enak badan bos, gigiku sakit, nanti ya kita ketemu lagi, saya mau istirahat dulu.
“Oh baru saya paham bang. Terima kasih. Dulu saya ndak ngerti. Nanti saya hati-hati terhadap senyum, bukan saja pak Budi, pokoknya senyum Pemilu dari siapa saja. ***

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik