ajak sengsara
Oleh : Deden Fahmi F.
Bias bisa basi
Duga gulana riung jadi gaduh
Ikat kilat dikait kita yang sejengkal laput tenggelam
Kobar korban terbakar obor ingkar
Jari-jemari alam menari disanubari belati yang kini karat
Tusukku membusuk diliang lahat para penjahat
Berlama-lama malam-malam dengan wanita jalang
Ujung dahi telah mengkerut pasi, tak mampu membeli nasi
Seteguk anjing meneriaki bahu-bahu penuh gembolan
Berlari dalam hujan darah yang tak habis-habis mengguyur
Berakhir….
Disudahi……
Terlewati…
Berlalu…
Terlupakan….
Menderita….
Tak lupa akan kesenangan dalam sorak-sorai penggagas
Bergelimang harta dalam duka sapi-sapi hangus bangkai
Goda-menggoda dan saling menggoda sama-sama penggoda
Diam-diam dan saling berdiam sama-sama pendiam
Tahu-tahu dan saling mengetahui sama-sama tahu
Bodoh-bodoh dan saling membodohi sama-sama pembodoh
Ingkar-ingkar dan saling mengingkari sama-sama pengingkar
Budak-budak tumbuh subur di lahan gambut yang kering kerontang
Lolongan para penjerit tak henti-henti dari empat penjuru mata angin
Isapan jempol kaki para saudagar penggila darah segar tak dapat hilang
Sengsara……….
Menderita…………
Sengsara lagi………….
Menderita terus………..
Mati…………..
Hidup lagi………..
Mati lagi……….
Hidup lagi…………..
Riang-riang yang bersorak riau dilebatnya gunung-gunung pembatas tahta
Tak seorang pun melihat akan maut di depan hidung hamba
Memang seringkali
Kesukaran-kesukaran
Kesedihan-kesedihan
Datang tidak sendiri-sendiri
Melainkan berbarengan dan bertubi-tubi
Kesukaran-kesukaran
Kesedihan-kesedihan
Datang tidak sendiri-sendiri
Melainkan berbarengan dan bertubi-tubi
Tapi percayalah
Tuhan tak mungkin tak bertanggung jawab
Dan dia tak kan menguji umatnya
Di luar batas kemampuan imannya.
Tuhan tak mungkin tak bertanggung jawab
Dan dia tak kan menguji umatnya
Di luar batas kemampuan imannya.
Teruslah berupaya dan tabah
Tentu sengsara kan hilang
Dan sukacita berganti datang
Tentu sengsara kan hilang
Dan sukacita berganti datang
0 komentar:
Posting Komentar