CERPEN : CATUR MANIA
Suatu hari, ada turnamen catur di blora dalam rangka hari jadi blora. Pada saat itu saya masih kelas 1 smp. Saya mengikuti turnamen catur tersebut. Saya berangkat didampingi oleh bapak saya. Sebelum berangkat saya berpamitan dengan ibu dan kakak saya, dan minta do'a. Saya berangkat naik bus bersama bapak. Pada saat itu saya sangat gugup dan jantungku dag dig dug duer.
Sampailah di tempat turnamen catur. Disana saya kebelet kencing. Akupun mencari kamar mandi disana. Setelah berputar-putar panjang akhirnya kamar mandi ditemukan. Setelah ke kamar mandi saya daftar ke panitia untuk mengikuti turnamen catur tersebut. Saya didampingi oleh bapak dan group catur saya.saya daftar dalam tingkat yunior B. Padahal yunior B umur 14-18 th. Pada saat itu saya berumur 13 th. Tapi tak apa-apa lah
Setelah daftar saya ke masjid duduk santai dengan grup catur saya. Karena naik bus sangat melelahkan. Kami menenangkan pikiran. Kemudian upacara pembukaan lomba catur. Setelah itu istirahat sebentar. Lalu turnamen caturpun segera dimulai. Jantungku tambah dag dig dug bleng.
Turnamen pun dimulai. Babak pertama musuh saya anak sma. Orangnya besar, aku pun mengeluarkan keringat yg banyak Karena gugup. Lalu ada bapak saya datang menghampiri saya dan dia memberi semangat pada saya. “Babak pertama dimulai”, kata panitia. Permainan catur pun dimulai dan diawali saling salam-salaman. Dan akhirnya aku menang di babak pertama. Akupun senang dan menjadi lebih lega.
Babak ke-2. Saya musuhnya juga anak sma lagi. Sayapun santai untuk menjamunya. Karena di babak pertama telah berhasil mengalahkan anak sma. Lalu babak ke-2 pun dimulai. Di partai ke dua ini saya juga menang, begitu juga babak ke-3. Setelah itu pulang dan babak ke 4-5 dimulai hari minggu.
Kemudian saya pulang dan mengabarkan kemenangan saya pada keluarga saya. Keluarga saya senang sekali mendengarnya. Saya pun juga ikut merasa bangga. Sampai-sampai saya tidurnya sulit karena memikirkan kemenangan saya.
Hari minggu. Saya berangkat dari rumah dengan bapak saya. Saya berangkat juga naik bus.
Saya tidak lupa berpamitan dengan ibu dan kakak saya. Sampai di tempat turnamen catur tersebut saya dan bapak istirahat di masjid sambil menunggu grup catur saya.
Kemudian saya melihat daftar musuh pada babak ke-4. Ternyata musuhnya mantan juara tahun 2004. saya gugup dan sangat gugup. Hatiku gusar. Jantungku pun dag dig dug duer. Lalu babak ke-4 dimulai. Saya kalah dengan dia. Saya sangat kecewa. Tapi saya dihibur oleh grup dan bapak saya agar tidak sedih. Kemudian semangat saya muncul kembali. Lalu babak ke-5. Saya bermain dengan tenang. Akhirnya saya bisa memenangkannya. Saya senang sekali. Saya mendapat juara 2 dalam turnamen catur tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar