Translate

cerpen catatan seorang musisi

Written By iqbal_editing on Kamis, 20 April 2017 | 06.48

Namaku Imron, aku sekolah di salah satu SMKN di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat yang tak jauh dari tempat tinggalku. Aku mempunyai grup band yang beranggotakan 5 orang personil. Nama bandku adalah “The Last Uchiha” yang diambil dari salah satu film anime buatan Jepang yang sangat populer. Didalam grup band tersebut aku berposisi sebagai pemegang alat musik gitar dan melodi. Aku dan anggota bandku punya mimpi yang ingin kami gapai bersama-sama, walaupun susah senang akan kami hadapi bersama-sama. Sebelum aku membentuk band The Last Uchiha, telah banyak mantan-mantan grup band yang aku bentuk dan selalu kandas di tengah jalan. Kisahku berawal pada satu band yang aku sebut “The New Story”.

The New Story berawal dari seorang teman yang selalu bersamaku dalam suka maupun duka. Hingga akhirnya pada suatu ketika kami membentuk grup “The New Story”. The New Story berarti kisah baru, dimana nama tersebut kami yakini akan merubah kisah-kisah hidup kami. Namun sayangnya tak terwujud, padahal telah banyak lagu-lagu yang kami ciptakan agar kami dapat mewujudkan mimpi dan harapan kami. Berakhir singkatlah kisah The New Story, dan menciptakan kisah pahit yang tak pernah kami kehendaki, begitupun dengan sahabat yang telah berlalu pergi tanpa sepatah kata dan tak pernah kembali. Setelah The New Story, aku kembali membentuk sebuah grup band baru dengan aliran yang jauh berbeda dari sebelumnya, yang dulunya sering memainkan lagu sedih tentang cinta, tapi di grup baru ini aku memainkan lagu keras yang biasa orang-orang menyebutnya Rock, Metal, ataupun Cadas. The Doro’s nama grup band baru yang aku bentuk.
The Doro’s beranggotakan 4 orang personil yang tidak lain dari tetangga-tetangga dekatku. Di grup band ini akulah sebagai sang vokalis, karena menurut teman-temanku karakter suaraku sangat cocok untuk aliran musik kami. The Doro’s di ambil dari bahasa sasak yang berarti “Dedoro (sampah)”, tapi bukan sembarang sampah. Kami hanya ingin membuktikan kepada setiap orang bahwa sampah tak selamanya tak berguna, tapi sampah akan sangat bermanfaat jika kita dapat mendaurnya menjadi sesuatu yang berguna. Namun, tak lama juga usia The Doro’s setelah banyak yang menyukai grup tersebut. Penyebab berakhirnya grup ini adalah keegoisan yang membuat tim tidak kompak dan selalu menciptakan konflik tanpa penyelesaian yang baik. Akhirnya akupun memutuskan untuk berhenti dan membuang segala mimpiku.

Memang tak mudah untuk membentuk tim yang baik dan sejalan dengan pikiran yang sama-sama untuk berjuang meraih sebuah mimpi. Aku mulai terbalut rasa putus asa dan memilih berhenti dalam bidang musik. Aku tak pernah lagi memainkan gitar kesayanganku, kini berdebu, kusam dan akhirnya terjual dan jatuh kepada tangan orang lain. Aku tidak lagi dapat memetik senar-senar gitar dengan alunan nada yang membuatku selalu merasa tetap tenang. Aku tidak lagi menulis lirik-lirik lagu untuk menciptakan sebuah karya hebat. Banyak teman-temanku yang mempunyai grup band dan mengajakku untuk bergabung dengan mereka, tapi seleraku terhadap musik sudah benar-benar musnah.
Suatu ketika, saat aku sedang duduk termenung didalam lingkungan sekolahku, terdengar suara dari kejauhan yang memanggil namaku.
“Imron! Imron! Imron!” akupun menengok kearah suara tersebut berasal. Ternyata seorang temanku yang memanggilku dan menghampiriku.
“Kau ngapain disini ron?” tanya temanku.
“Ah nggak ngapa-ngapain kok.” kataku.
“Alah dari tadi aku liatin kau sendirian disini sedang melamun nggak jelas.”
“Hehehe.” kataku nyengir.
“Eh, daripada malamun, lebih baik kita ikutan daftar band yuk, kan sekolah kita akan mengadakan acara pentas seni.” kata temanku menjelaskan.
“Gak berminat ahh. Aku sudah nggak main musik lagi.” kataku kepada temanku.
“Payah lu bro.” katanya mengejek.
“Sudahlah nggak usah ikut begituan, nggak menghasilkan tau nggak.” kataku.
“Yah, mana Imron yang dulu, katanya dulu punya mimpi jadi musisi dan membuat semua orang terhibur dengan karya-karyanya.” kata temanku menyadarkanku.
“Tapi kan...”
“Sudah nggak ada tapi-tapian.” kata temanku dan langsung mengajakku untuk mendaftarkan band kami.
Yadi nama temanku tersebut, dia memang selalu memberikanku kata-kata penyemangat agar aku dapat bangkit kembali dari keterpurukanku. Memang aku sering nge-band bareng dengannya jika ada pentas seni di sekolah, tapi tak pernah terlintas dalam benakku untuk membentuk grup band yang utuh dengannya. Dari sinilah awal mula terbentuknya band yang aku sebut “The Last Uchiha”. Ketika telah selesai mendaftarkan nama band kami, selanjutnya kami membentuk para personil yang pas dalam grup band kami. Akupun mengambil salah seorang vokalis dari dari kelas tetangga satu kejuruan denganku, namanya Dana. Dana adalah orang yang ceria, baik, cukup cerewet, dan pastinya sering nyanyi-nyanyi nggak jelas di sekolah. Setelah kami menemukan sang vokalis, kini kami mencari seorang spesialis gitar, aku ambil dari teman sekelasku yang bernama Tomo dan sering di panggil “Momo”. Momo adalah seorang lelaki pintar yang selalu menjadi juara kelas di kelasku, tak heran jika dia sangat pintar bermain gitar akustik dan disenangi banyak orang. Selanjutnya kami harus menemukan seorang ahli pemukul drum, cukup sulit menemukan spesialis yang satu ini, tapi kami berhasil menemukan bakat tersembunyi yang dimiliki salah seorang teman dari sekolah yang sama denganku. Namanya Alfi, dia adalah seorang pria yang baik, cukup ceria, dan loyal dalam segala hal. Dulunya Alfi adalah seorang gitaris, tapi dia juga memiliki bakat tersembunyi dalam memukul drum. Lengkap sudah anggota band kami, sekarang tinggal memantapkan lagu yang akan kami bawakan pada pentas seni di sekolah esok.

2 Minggu berlalu, dan pentas senipun akan segera dimulai, kami bersiap untuk naik ke atas panggung dan menghibur teman-teman dan guru-guru yang sedang menyaksikan kami. Saat penampilan kami berlangsung, aku seperti hidup kembali dengan mimpi-mimpi yang dulunya telah terkubur jauh dalam angan-anganku. Aku berfikir bahwa teman-temanku telah berhasil membangkitkan kembali jiwa musik yang dulunya telah sirna. Aku bersyukur memiliki mereka yang senantiasa tiada habisnya memberikanku sebuah kebahagiaan. Penampilanku pun berakhir, tapi para penonton ingin lagi menyaksikan kami, sayangnya panitia hanya memperbolehkan 2 lagu untuk satu grup band. Kini aku tak lagi terpuruk dalam kesedihanku, mereka yang selalu ada, mereka yang selalu membuatku tertawa bahagia akan selalu aku perjuangkan untuk menjadi yang terbaik untuk mereka. The Last Uchiha akan selalu berdiri dan terus meraih mimpinya, takkan goyah sedikitpun dari pijakan yang teramat rapuh.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik