mrongos di depan domino malioboro
membuka lembaran fenomena oblong
masa jaya jangan takut bicara politik
masa jaman edan oblong anti orba
masa duka detik, editor, tempo
mahasiswa sembunyikan suara
mrongos unjuk gigitongos
setelah pasien rsj pakem ini maki
buat jingan bangsat!
ternyata penjahat kelamin buronan mertua
target operasi penegak hukum rimba radja blong !!!
mrongos bersama tahanan politik 72
mengajak bernostalgia secara limited
Badai Tropis
pak sultan jogja sungguh sakti
badaitropis disuap sayur lodeh
begitu kenyang, batal mampir di parangtritis
malah mengirim upeti untuk para nelayan
Kalau Tak Salah
kalau tak salah, aku pernah jatuh cinta padamu
oh iya? serius nih. kapan itu?
kalau tak salah, sebelum aku lahir.
ah, kamu suka bercanda
kalau tak salah, aku hanya suka berkhayal
Pria Sejati
di jaman perempuan telanjang bergentayangan
sekarang ini ternyata sulit sekali jadi pria sejati
paling gampang dan segera adalah:
menjadi anjing!
kaing!
kaing!
Angkat Cangkir Arak Kita
semerbak aroma garu terbakar
dari meja sesaji merahmeriah
semarak makanan dan buahbuahan
untuk para leluhur yang terhormat
sambut langkahku di muka pintu
untuk gabung dalam pestarayamu
selamat kongien, kawan
selamat hariraya imlek
gongxi fat choi* !
kuteringat aciang, acing, aling, ayin, aying,
aming, atok, ayung, acen, akuang, apuk
dan kawankawan kita lainnya
termasuk pak asu ** guru berhitung kita
masasilam yang senang
memang patut dikenang
tapi… ah
mari angkat cangkir arak kita
hangatkan persahabatan kita
bukan untuk mabuk lalu ngamuk
toast!
sekali lagi, selamat kongien, kawan!
semoga esok keuntungan kian bertambah lagi
jangan lupa hari ini, angpaunya dibagibagi
tapi kuminta seorang amoi cion saja
untuk jadi pendamping hidupku
satusatunya dan selamanya
hahahahaha !!!
baiklah, kita tenggak dulu arak kita
soal amoi cion, gampang nanti saja
jodoh tak lari ke mana
ayo tuang lagi
angkat lagi
tenggak lagi
selamat kongien, kawan !
pestamu telah bertabur bintang
makin makmurlah keluargamu
Pagi Jogja Digoyang Shaggy Dog
cerlang suryatimur belum datang
jendela pagibeku jogja digoyang
dendang reggerancak shaggy dog
di sayidan di jalanan,
angkat sekali lagi gelasmu, kawan
di sayidan, di jalanan
tuangkan air kedamaian
segelas airjeruk panas
tiga keping tempe bacem
(sayangnya tidak ada jadahbakar)
terseduh dalam celotehan emprit
aku anggukanggukkan kepala
goyangkan kaki di bawah bangku
warung bubur kacang hijau langgananku
“angkat sekali lagi gelasmu, kawan.”
baiklah, aku angkat gelasku, kawan
toast! ayo, ayo, teruskan lagumu, suaramu
jogja bergoyanggoyang di gelas kita
“di sayidan, di jalanan.”
aku di babarsari, di warung
biarpun jauh sedikit, masih tetap jogja
masih tetap sama suasana paginya
dan bukan lagi di lesehan malioboro
yang angkaharganya makin melambung
dibumbui nyanyiannya kla project
“tuangkan air kedamaian.”
ya, benar, air kedamaian
angkaharga pun damai
makin damai makin ramai
ya, meski aku tidak di jalan sayidan
kita tetap damai, kita tetap bisa minum
bukankah hidup ini cuma mampir minum?
yeaaah, angkat sekali lagi air kedamaian
tuangkan gelasmu di warung ini
biarkan kepala dan kaki bergoyang girang
pagi tak lagi beku, pagi telah melumer
pagi suka sekali kirimkan kedamaian
dalam hangat minuman kita, kawan
kedamaian pagi, bukan kegilaan pagi
bukan desing mesiu, bukan ledakan mortir
bukan tikaman belati, bukan sakit di hati
mari, mari, tuang lagi
teguk lagi, tenggak lagi
lihat, gairah prenjak memagut pagi
tuangkan air kedamaian itu
tumpahkan segenap kebahagiaan itu
kita bersulang tanpa campuran prasangka
biarlah kini senyummu berkembang
dari hati yang bersukacita beriaria
dibelai bungakata jogja berhati nyaman
yeaaah, jogja berhati nyaman cha cha cha
bergoyanggoyang dalam gelas perdamaian
aku sudah hampir menghabiskan…
ops! maaf… kranku minta dibuka
“di sayidan di jalanan.”
tidak. tidak. kejauhan.
di kosku saja, di babarsari.
sebentar, aku harus bayar dulu
“tuangkan air…”
stoooop, kawan.
aku sudah tak tahan
silakan kalian lanjutkan bergoyang
: jogja senantiasa girangkan paginya
Seperti Inilah Aku Mengenang Kami
seperti inilah aku mengenang kami:
kumbang!
kami dulu suka melakukan ini:
mencari kumbang pelubang kayujunjung sahang
memeriksa adakah pintu rumah kumbang lainnya
menyumpal batu pada pintu rumah lainnya
meraba keberadaannya dengan sebatang lidi
menjulurkan lidi melalui pintu rumahnya
mendengar gerutuannya dari tapa yang terusik
menarik lidi, membuka kotak korekapi
memasang setengah bukaan di muka pintunya
menggedornggedor tubuhrumahnya
menjebaknya dalam kotak korekapi
menunggu sekujur tubuh kumbang masuk
menutup lalu mengunci korekapi
mematahkan lalu menyelipkan lidi di korekapi
menyenggolnyenggol lidi pada pinggang kumbang
memaksa makiannya menjadijadi
kami tersenyum mendengar radio alam
dari gerutu makian kumbang
inilah radio suara kumbang berbahasa sengau
“ada berita apakah hari ini, kawan?”
sebentar. sabar. biar aku dengar baikbaik
mmmmm…ngeeeeeeengueeeeeng
nah, begini. situasi sedang ramai
seperti balap motor grandprix
“valentino rossi? capirosi?”
bukan. bukan. ini lain. ini situasi di sini. situsini.
balap memang balap. kejarmengejar. susulmenyusul
memperebutkan pintu keluar kegelapan
kegelapan yang diciptakan oleh entah siapa
“lantas, untuk apa?”
sekilas untuk membiasakan telinga berwarna
dada berdebar. alis menggaris kening. pikiran mengalir.
“mengalir ke mana?”
nah, itu dia! mengalir kemana!
seperti kusir yang mengendarai kudaliarbuta
seperti kudaliarbuta yang menapaki baraapi
“tapi ini kan kumbang?”
oh iya ya. kumbang ada dengung dan sengat.
kuda ada ringkik dan tendang.
“ayolah, isi beritanya apa lagi? ada ramalan bintang?”
tak ada ramalan bintang. adanya hanya harga sahang
harga sahang yang akhirnya harus ditetapkan oleh perda
“perda? peraturan daerah?”
bukan hanya itu. perda juga peraturan harga lada.
harus diatur supaya hargaharga tidak ngawur
tidak naik seenaknya, tidak turun ngelantur
maklum, banyak pesulap harga dan mutu sahang
naikturun dan mendengungdengungkan kabarkabur
seperti kumbang kalau di luar korekapi kita
“tapi kita kan anak kecil? kok ngurusi tugas orangbesar?”
ssssst… ini supaya anak kecil bisa belajar membeda
supaya kita tidak tertipu oleh anekasuara
dengungkumbang, ringkikkuda, dengkurkusir
auw!
“kenapa? kenapa?”
kupingku kena sundut buntutnya!
NELAYAN
Di tengah laut
Seorang nelayan berseru
Tuhan bikin laut
Beta bikin perahu
Tuhan bikin angin
Beta bikin layar
Tiba-tiba perahunya terguling
Akh,
Beta main-main
Tuhan sungguh-sungguh
1974
Puisi di atas seolah mau menyatakan maksud puisi mbeling, yakni bahwa
“beta main-main, tuan sungguh-sungguh”. Puisi bertolak dari niat
bermain-main. Niat untuk membuat bentuk demi suka ria bersama. Walaupun
sejumlah puisinya tidak dapat dianggap hanya permainan kata belaka.
Seperti sejumlah puisi selanjutnya.
Apa yang ditulis Jeihan dalam sejumlah puisi mbelingnya, ternyata selalu
berada dalam arus kesadaran akan situasi yang terjadi pada saat itu.
Kerap bersinggungan dengan masalah sosial. Semisal pada sebuah puisi
mbelingnya di bawah ini:
PANGGILAN
NARKO
TIKNO
NARKOTIK
NO!
1974
Pada konteks ini, puisi tersebut bukan hanya permainan makna, namun
sudah jauh-jauh hari Jeihan menolak kehadiran narkotik di bumi
Indonesia. Dan hingga kini puisi tersebut terasa aktual sekaligus
kontekstual dengan zaman yang mengiringinya
Sementara dalam puisinya di bawah ini:
KELUARGA BERENCANA, 2
Ata
Adi
Aga
Astaga
Anakku sudah tiga!
Biar saja
1973
Lewat puisinya ini Jeihan sesungguhnya sedang mereaksi program KB yang
sudah mulai digencarkan pemerintah sejak awal tahun 1970-an. Jeihan di
situ ingin menunjukan, bahwa dirinya sudah terlanjur punya anak tiga dan
berusaha untuk masuk KB. Dan slogan KB adalah dua anak cukup. Tapi
nyatanya di kemudian hari, Jeihan tidak mengikuti program tersebut.
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
NELAYAN
Di tengah laut
Seorang nelayan berseru
Tuhan bikin laut
Beta bikin perahu
Tuhan bikin angin
Beta bikin layar
Tiba-tiba perahunya terguling
Akh,
Beta main-main
Tuhan sungguh-sungguh
1974
Puisi di atas seolah mau menyatakan maksud puisi mbeling, yakni bahwa
“beta main-main, tuan sungguh-sungguh”. Puisi bertolak dari niat
bermain-main. Niat untuk membuat bentuk demi suka ria bersama. Walaupun
sejumlah puisinya tidak dapat dianggap hanya permainan kata belaka.
Seperti sejumlah puisi selanjutnya.
Apa yang ditulis Jeihan dalam sejumlah puisi mbelingnya, ternyata selalu
berada dalam arus kesadaran akan situasi yang terjadi pada saat itu.
Kerap bersinggungan dengan masalah sosial. Semisal pada sebuah puisi
mbelingnya di bawah ini:
PANGGILAN
NARKO
TIKNO
NARKOTIK
NO!
1974
Pada konteks ini, puisi tersebut bukan hanya permainan makna, namun
sudah jauh-jauh hari Jeihan menolak kehadiran narkotik di bumi
Indonesia. Dan hingga kini puisi tersebut terasa aktual sekaligus
kontekstual dengan zaman yang mengiringinya
Sementara dalam puisinya di bawah ini:
KELUARGA BERENCANA, 2
Ata
Adi
Aga
Astaga
Anakku sudah tiga!
Biar saja
1973
Lewat puisinya ini Jeihan sesungguhnya sedang mereaksi program KB yang
sudah mulai digencarkan pemerintah sejak awal tahun 1970-an. Jeihan di
situ ingin menunjukan, bahwa dirinya sudah terlanjur punya anak tiga dan
berusaha untuk masuk KB. Dan slogan KB adalah dua anak cukup. Tapi
nyatanya di kemudian hari, Jeihan tidak mengikuti program tersebut.
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
NELAYAN
Di tengah laut
Seorang nelayan berseru
Tuhan bikin laut
Beta bikin perahu
Tuhan bikin angin
Beta bikin layar
Tiba-tiba perahunya terguling
Akh,
Beta main-main
Tuhan sungguh-sungguh
1974
Puisi di atas seolah mau menyatakan maksud puisi mbeling, yakni bahwa
“beta main-main, tuan sungguh-sungguh”. Puisi bertolak dari niat
bermain-main. Niat untuk membuat bentuk demi suka ria bersama. Walaupun
sejumlah puisinya tidak dapat dianggap hanya permainan kata belaka.
Seperti sejumlah puisi selanjutnya.
Apa yang ditulis Jeihan dalam sejumlah puisi mbelingnya, ternyata selalu
berada dalam arus kesadaran akan situasi yang terjadi pada saat itu.
Kerap bersinggungan dengan masalah sosial. Semisal pada sebuah puisi
mbelingnya di bawah ini:
PANGGILAN
NARKO
TIKNO
NARKOTIK
NO!
1974
Pada konteks ini, puisi tersebut bukan hanya permainan makna, namun
sudah jauh-jauh hari Jeihan menolak kehadiran narkotik di bumi
Indonesia. Dan hingga kini puisi tersebut terasa aktual sekaligus
kontekstual dengan zaman yang mengiringinya
Sementara dalam puisinya di bawah ini:
KELUARGA BERENCANA, 2
Ata
Adi
Aga
Astaga
Anakku sudah tiga!
Biar saja
1973
Lewat puisinya ini Jeihan sesungguhnya sedang mereaksi program KB yang
sudah mulai digencarkan pemerintah sejak awal tahun 1970-an. Jeihan di
situ ingin menunjukan, bahwa dirinya sudah terlanjur punya anak tiga dan
berusaha untuk masuk KB. Dan slogan KB adalah dua anak cukup. Tapi
nyatanya di kemudian hari, Jeihan tidak mengikuti program tersebut.
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
0 komentar:
Posting Komentar