6 ARTIKULASI
Artikulasi yang dimaksud adalah
pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta
jelas, sehingga telinga pendengar/penonton dapat mengerti pada
kata-kata yang diucapkan. Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan
beberapa sebab yang mongakibatkan terjadinya artikulasi yang
kurang/tidak benar, yaitu:
1. Cacat artikulasi alami:
cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara gagap atau orang
yang sulit mengucapkan salah satu konsonan, misalnya "r", dan
sebagainya.
2. Artikulasi jelek; ini bukan
disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi sewaktu-waktu. Hal
ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.
Misalnya:
Kehormatan menjadi kormatan,
menyambung menjadi mengambung, dan sebagainya.
Artikulasi jelek disebabkan belum terbiasa pada dialog, pengucapan
terlalu cepat, gugup, dan sebagainya. Sedangkan artikulasi menjadi tak
tentu: hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu cepat,
seolah olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali.
Untuk mendapatkan artikulasi yang baik, maka kita harus melakukan latihan:
1. Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada
setiap pengucapan. Ucapkan setiap huruf dengan nada-nada tinggi,
rendah, sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik.
2. Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb
3. Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga bentuk mulut.
INTONASI
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan
intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud
intonasi di sini adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata,
bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam,
yaitu:
Tekanan Dinamik (keras lemah)
Ucapkanlah dialog
pada naskah dengan melakukan penekanan-penekanan pada setiap kata yang
memerlukan penekanan. Misainya saya pada kalimat "Saya membeli pensil
ini" Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda. Misal:
SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain)
Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)
Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)
Tekanan Nada (tinggi rendah)
Cobalah mengucapkan
kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya tidak mengucapkan
seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah membaca/mengucapkan
dialog dengan Suara yang naik turun dan berubah-ubah. Jadi yang dimaksud
dengan tekanan nada ialah tekanan tentang tinggi rendahnya suatu kata.
Tekanan Tempo
Tekanan tempo adalah memperlambat
atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering dipergunakan untuk lebih
mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya cobalah membaca
naskah dengan tempo yang berbeda-beda. Lambat atau cepat silih berganti.
8 WARNA SUARA
Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula
usia sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan
berbeda warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan
berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki laki
dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya. Jadi
jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain
harus memperhatikan artikulasi, gestikulasi dan intonasi, harus
memperhatikan juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba
mengubah-ubah warna suara dengan menirukan warna suara seorang tua,
pengemis, anak kecil, dan lain sebagainya.
Untuk latihan cobalah membaca naskah berikut ini dengan menggunakan dasar dasar vokal seperti di atas.
(Kang Dul masuk tergopoh gopoh)
Kang Dul: Aduh Mas….e…..e…..itu, Mas…. Anu…. Mas….a….a….ada mahasiswa
bawa mobil, pakaiannya bagus. Saya takut, Mas, mungkin dia orang kota,
Mas.
Bambang: Goblog ! Kenapa Takut ? Kenapa tidak kau kumpulkan saja orang-orangmu untuk mengusirnya ?
Pak Slamet: (kepada Bambang) Kau lebih-lebih Goblog ! Kau membohongi
saya ! Kau tadi lapor apa ?! Sudah tidak ada orang kota yang masuk ke
daerah kita, hei ! (sambil mencengkeram Bambang).
Bambang: Sungguh, Pak, sudah lama tidak ada orang kota yang masuk.
Pak Slamet: (membentak sambil mendorong) Diam Kamu !
(kepada Kang Dul) Di mana dia sekarang ?
Kang Dul: Di sana Pak, nongkrong di kantin sambil main leptop.
Selain mengenai dasar dasar vokal di atas, dalam sebuah dialog
diperlukan juga adanya suatu penghayatan. Mengenai penghayatan ini akan
diterangkan dalam bagian tersendiri.
9 GESTIKULASI
Gestikulasi adalah suatu cara
untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada kata atau kalimat pada
sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun
merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda.
Gestikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu
kata dengan satu kalimat kadang kadang memiliki arti yang sama.
Misalnya kata "Pergi !!!!" dengan kalimat "Angkat kaki dari sini !!!".
Juga dalam drama bisa saja terjadi sebuah dialog yang berbentuk "Lalu
?" , "Kenapa ?" atau "Tidak !" dan sebagainya. Karena itu diperlukan
suatu ketrampilan dalam memenggal kata pada sebuah dialog. Gestikulasi
harus dilakukan, sebab kata kata yang pertama dengan kata berikutnya
dalam sebuah dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya: "Tuan
kelewatan. Pergi!". Antara "Tuan kelewatan" dan "Pergi" harus dilakukan
pemenggalan karena antara keduanya memiliki maksud yang berbeda. Hal
ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata.
Misalnya "Tuan kelewatan"....... (mendapat tekanan), "Pergi…." (mendapat
tekanan).
10 OLAH TUBUH
Sebelum kita melangkah
lebih jauh untuk mempelajari seluk beluk gerak, maka terlebih dahulu
kita harus mengenal tentang olah tubuh. Olah tubuh (bisa juga dikatakan
senam), sangat perlu dilakukan sebelum kita mengadakan latihan atau
pementasan. Dengan berolah tubuh kita akan, mendapat keadaaan atau
kondisi tubuh yang maksimal. Selain itu olah tubuh juga mempunyai tujuan
melatih atau melemaskan otot otot kita supaya elastis, lentur, luwes
dan supaya tidak ada bagian bagian tubuh kita yang kaku selama
latihan-latihan nanti.
Pelaksanaan olah tubuh:
Pertama sekali mari kita
perhatikan dan rasakan dengan segenap panca indera yang kita punyai.
Dengan memakai rasa kita perhatikan seluruh tubuh kita, mulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki.
Sekarang mari kita menggerakkan tubuh kita.
1. Jatuhkan kepala ke
depan. Kemudian jatuhkan ke belakang, ke kiri, ke kanan. Ingat
kepala/leher dalam keadaan lemas, seperti orang mengantuk.
2. Putar
kepala pelan pelan dan rasakan lekukan lekukan di leher, mulai dari
muka. kemudian ke kiri, ke belakang dan ke kanan. Begitu seterusnya dan
lakukan berkali kali. Ingat, pelan pelan dan rasakan !
3. Putar bahu
ke arah depan berkali kali, juga ke arah belakang. Pertama satu-persatu
terlebih dahulu, baru kemudian bahu kiri dan kanan diputar serentak.
4. Putar bahu kanan ke arah depan, sedangkan bahu kiri diputar ke arah belakang. Demikian pula sebaliknya.
5. Rentangkan tangan kemudian putar pergelangan tangan, putar batas
siku, putar tangan keseluruhan. Lakukan berkali kali, pertama tangan
kanan dahulu, kemudian tangan kiri, baru bersama sama.
6. Putar pinggang ke kiri, depan, kanan, belakang. Juga sebaliknya.
7. Ambil posisi berdiri yang sempurna, lalu angkat kaki kanan dengan
tumpuan pada kaki kiri. Jaga jangan sampai jatuh. Kemudian putar
pergelangan kaki kanan, putar lutut kanan, putar seluruh kaki kanan.
Kerjakan juga pada kaki kiri sesuai dengan cara di atas.
8. Sebagai pembuka dan penutup olah tubuh ini, lakukan iari lari di tempat dan meloncat loncat.
Macam Macam Gerak:
Setiap orang memerlukan gerak
dalam hidupnya. Banyak gerak yang dapat dilakukan manusia. Dalam
latihan dasar teater, kita juga harus mengenal dengan baik bermacam
macam gerak Latihan latihan mengenai gerak ini harus diperhatikan secara
khusus oleh seseorang yang berkecimpung dalam bidang teater.
Pada dasarnya gerak dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Gerak teaterikal
Gerak teaterikal adalah gerak
yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang lahir dari keinginan
bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam naskah. Jadi gerak
teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan naskah drama.
Gerak non teaterikal
Gerak non teaterikal adalah
gerak kita dalam kehidupan sehari hari. Gerak yang dipakai dalam teater
(gerak teaterikal) ada bermacam macam, secara garis besar dapat kita
bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak kasar.
Gerak Halus
Gerak halus adalah gerak pada raut
muka kita atau perubahan mimik, atau yanq lebih dikenal lagi dengan
ekspresi. Gerak ini timbul karena pengaruh dari dalam/emosi, misalnya
marah, sedih, gembira, dan sebagainya.
Gerak Kasar
Gerak kasar adalah gerak dari
seluruh/sebagian anggota tubuh kita. Gerak ini timbul karena adanya
pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Gerak kasar masih dapat
dibagi menjadi empat bagian. yaitu:
(1)Business,
adalah gerak gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak
ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan (refleks). Misalnya:
- sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.
- sewaktu kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit nyamuk. Secara
refleks tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk tanpa
kehilangan konsentrasi kita pada belajar.
(2)Gestures, adalah gerak gerak besar yang kita
lakukan. Gerak ini adalah gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak
yang terjadi setelah mendapat perintah dari diri/otak kita Untuk
melakukan sesuatu, misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb. (3)Movement,
adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke tempat yang
lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat
juga berupa berlari, bergulung gulung, melompat, dsb. (4)Guide,
adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-macam. Cara
berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan seorang anak kecil,
berbeda pula dengan cara berjalan orang yang sedang mabuk, dsb.
Setiap gerakan yang kita lakukan harus mempunyai arti, motif dan
dasar. Hal ini harus benar-benar diperhatikan dan harus diyakini
benar-benar oleh seorang pemain apa maksud dan maknanya ia melakukan
gerakan yang demikian itu. Dalam latihan gerak, kita mengenal latihan
"gerak-gerak dasar". Latihan mengenai gerak-gerak dasar ini kita bagi
menjadi tiga bagian, yaitu:
(1)Gerak dasar bawah: posisinya dalam keadaan duduk bersila. Di sini
kita hanya boleh bergerak sebebasnya mulai dari tempat kita berpijak
sampai pada batas kepala kita.
(2)Gerak dasar tengah: posisi kita saat ini dalam keadaan setengah
berdiri. Di sini kita diperbolehkan bergerak mulai dari bawah sampai
diatas kepala.
(3)Gerak dasar atas: di sini kita boleh bergerak sebebas-bebasnya tanpa ada batas.
Dalam melakukan gerak-gerak dasar diatas kita dituntut untuk
berimprovisasi / menciptakan gerak-gerak yang bebas, indah dan artistik.
Latihan-latihan gerak yang lain:
1. Latihan cermin.
Dua orang berdiri berhadap-hadapan satu sama lain. Salah seorang lalu
membuat gerakan dan yang lain menirukannya, persis seperti apa yang
dilakukan temannya, seolah-olah sedang berdiri didepan cermin. Latihan
ini dilakukan bergantian.
2. Latihan gerak dan tatap mata
Sama dengan
latihan cermin, hanya waktu berhadapan mata kedua orang tadi saling
tatap, seolah kedua pasang mata sudah saling mengerti apa yang akan
digerakkan nanti.
3. Latihan melenturkan tubuh
Seseorang berdiri
dalam keadaan lemas. Kemudian seorang lagi membantu mengangkat tangan
temannya. Setelah sampai atas dijatuhkan. Dapat juga sebelum dijatuhkan
lengan / tangan tersebut diputar-putar terlebih dahulu.
4. Latihan gerak bersama
Suatu kelompok yang
terdiri dari beberapa orang melakukan gerakan yang sama seperti
dilakukan oleh pemimpin kelompok tersebut, yang berdiri didepan mereka.
5. Latihan gerak mengalir
Suatu kelompok yang
terdiri beberapa orang saling bergandengan tangan, membentuk lingkaran.
Kemudian salah seorang mulai melakukan gerakan ( menggerakkan tangan
atau tubuh ) dan yang lain mengikuti gerakan tangan orang yang
menggandeng tangannya. Selama melakukan gerakan, tangan kita jangan
sampai terlepas dari tangan teman kita. Latihan ini dilakukan dengan
memejamkan mata dan konsentrasi, sehingga akan terbentuk gerakan yang
artistik.
11 GERAK DAN VOKAL
Setelah
kita berlatih tentang vokal dan gerak secara terpisah, maka sekarang
kita mencoba untuk memadukan antara vokal dan gerak. Banyak
bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain mengucapkan
kalimat yang panjang sambil berlari-lari, melompat, jongkok,
bergulung-gulung, atau juga bisa dengan memutar-mutar kepala,
memutar-mutar tubuh, dan sebagainya. Latihan ini berguna sekali bagi
kita pada waktu acting. Tujuannya adalah agar vokal dan gerak kita
selalu serasi, agar gerak kita tidak terlalu banyak berpengaruh pada
vokal.
12 PENGGUNAAN PANCAINDERA
Manusia yang normal dikaruniai Tuhan dengan lima panca indera secara
utuh. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan panca indera
kita tersebut, baik secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Dalam
teater kita juga harus menggunakan indera kita dengan baik agar dapat
memainkan suatu peran dengan baik pula.
Supaya alat-alat indera kita
dapat bekerja semaksimal mungkin, tentu saja harus dilatih. Hal ini
sangat perlu dalam teater untuk membantu kita dalam membentuk ekspresi.
Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain:
Mata
Duduk bersila sambil menatap suatu titik di
dinding. Konsentrasi hanya pada titik tersebut. Usahakan menatap titik
tersebut tanpa berkedip, selama mungkin.
Telinga
Duduk bersila, pejamkan mata. Sementara
itu seseorang mengetuk-ngetuk sesuatu pada beberapa macam benda, dimana
setiap benda memiliki nada / suara yang berlainan. Hitunglah berapa kali
ketukan pada benda yang sudah ditentukan.
Duduklah ditepi jalan
yang ramai, sambil memejamkan mata. Cobalah untuk mengenali suara apa
saja yang masuk ke telinga, misalnya suara truk, bus, sepeda motor,
suara tawa seseorang diatas sepeda motor, suara sepatu diatas
trotoar,dsb.
Hidung
Duduk ditepi jalan
sambil memejamkan mata, kemudian cobalah untuk mengenali bau apa yang
ada disekitar kita. Misalnya bau keringat orang yang lewat didepan kita,
bau parfum, asap knalpot, asap rokok, atau tanah yang baru disiram
hujan, dsb.
Ciumlah tangan, kaki, pakaian, dan jika bisa seluruh tubuh kita, rasakan dan hayati benar-benar bagaimana baunya.
Kulit
Rabalah tangan, kaki, kepala dan seluruh
tubuh kita, juga pakaian kita. Rasakan dan kenalilah tubuh kita itu,
cari perbedaan antara setiap tubuh.
Rabalah dinding, lantai, meja,
atau benda-benda lain. Perhatikanlah bagaimana rasanya, dingin atau
panas. Juga sifatnya halus atau kasar dan coba juga mengenali bentuknya.
Lakukan latihan ini dengan mata terpejam.
Lidah
Rabalah dengan lidah bagaimana bentuk mulut kita, bagaimana bentuk gigi, langit-langit, bibir, dan sebagainya.
Rasakan dengan menjilat, bagaimana rasa dari sebuah kancing baju, sapu tangan, batang pensil, tangan yang berkeringat,dsb.
13 KARAKTERISASI
Karakterisasi
adalah suatu usaha untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh
yang diperankan. Tokoh-tokoh dalam drama, adalah orang-orang yang
berkarakter. Jadi seorang pemain drama yang baik harus bisa menampilkan
karakter dari tokoh yang diperankannya dengan tepat. Dengan demikian
penampilannya akan menjadi sempurna karena ia tidak hanya menjadi figur
dari seorang tokoh saja, melainkan juga memiliki watak dari tokoh
tersebut.
Agar kita dapat memainkan tokoh yang berkarakter seperti yang
dituntut naskah, maka kita harus terlebih dahulu mengenal watak dari
tokoh tersebut. Suatu misal, kita dapat peran menjadi seorang pengemis.
Nah, kita harus mengenal secara lengkap bagaimana sifat-sifatnya,
tingkah lakunya, dsb. Apakah dia seorang yang licik, pemberani, atau
pengecut, alim, ataukah hanya sekedar kelakuan yang dibuat-buat.
Demikianlah, kita menyadari bahwa untuk memerankan suatu tokoh, kita
tidak hanya memerankan jabatannya, tetapi juga wataknya. Misalnya:
Tokoh (A) … jabatan (lurah) … watak (licik, pura-pura, pengecut)
Tokoh (B) … jabatan (jongos) … watak (baik hati, ramah, jujur, mengalah)
Untuk melatih karakteristik dapat dipakai cara sebagai berikut:
Dengan menirukan gerak-gerak dasar yang biasa dilakukan oleh pengemis,
kakek, anak kecil, pemabuk, orang buta, dsb. (yang dimaksud dengan
gerak-gerak dasar disini adalah cirri-ciri khas)
Dua orang atau
lebih, berdiri dan berkonsentrasi, kemudian salah satu memberi perintah
kepada temannya untuk bertindak / berlaku sebagai tokoh dari apa yang
diceritakan. Untuk membantu memberi suasana, dapat memakai musik
pengiring.
Untuk memperdalam mengenai karakteristik, maka agaknya
perlu juga kita mempelajari observasi, ilusi, imajinasi dan emosi. Untuk
itu marilah kita kenali satu persatu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar